Cerita Najib, Pemilik Kerajinan Aneka Souvenir di Situbondo

Najib, pemilik kerajinan saat menunjukkan aneka jenis souvenir di stan miliknya di pintu masuk Kampung Blekok, Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo. [sawawi]

Dikirim ke Bali dan Jogja, Sejak Pandemi Permintaan Pesanan Menurun Drastis
Kabupaten Situbondo, Bhirawa
Situbondo dikenal luas sebagai pusat kerajinan souvenir handal di Tanah Air. Tak heran, barang yang dipajang di pusat wisata seperti di Bali dan Jogjakarta banyak di buat oleh perajin asal Kota Santri Situbondo. Salah satunya, Najib, perajin asal Desa Kotakan, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo sudah puluhan tahun terjun dalam kerajinan souvenir. Seperti apa ceritanya ?.
Pagi itu, Najib yang sudah berusia 60 tahun tetap semangat menata aneka kerajinan souvenir di stan miliknya di pintu masuk kawasan wisata Kampung Blekok Situbondo. Selain memiliki posisi dan lokasi yang strategis, aneka kerajinan milik Najib juga mudah untuk dipesan karena letaknya ada di dekat jalan raya Desa Klatakan. “Ini sudah sejak lama saya memulai produksinya. Lebih sepuluh tahun yang lalu,” ujar Najib.
Dia mengatakan, awal pertama kali terjun dalam produksi kerajinan souvenir memiliki prospek pasar yang landai. Namun lambat laun, Najib mulai menemukan ritme yang bagus dalam pemesanan souvenir. Bahkan hanya dalam waktu beberapa tahun, usaha souvenir Najib sudah dikenal masyarakat dari luar Situbondo. “Pertama kami menggarap prospek pasar lokal Situbondo dahulu. Lama kelamaan, dikenal dan banyak pembeli dari luar Situbondo mulai berdatangan,” cerita Najib.
Usaha Najib terus berkibar. Pemesanan dan order dari pelanggan terus bertambah pesat. Bahkan dari daerah tetangga Situbondo seperti Kabupaten Bondowoso, Jember, Banyuwangi, Probolinggo banyak yang memesan buah karya souvenir yang digarap Najib. Usaha itu terus tumbuh dan banyak menyedot para pekerja dari Kecamatan Kendit, tempat usaha pertama kali dirintis Najib. “Ya kami patut bersyukur, karena usaha kerajinan terus meroket,” tegas Najib.
Agar usahanya tidak keteteran, Ia mulai mengajak putera puterinya serta kerabat dekat ikut terjun dalam usaha kerajinan souvenir. Rupanya mereka ikut tertarik dan ikut bergabung mengembangkan aneka souvenir. Karena permintaan kian bagus dan meningkat, Najib terus menamba volume produksinya. “Hingga akhirnya melakukan ekspansi ke luar Jawa. Seperti kawasan wisata Bali dan Jogjakarta juga saya datangi. Hasilnya cukup fantastis,” ucap Najib.
Usaha kerajinan Najib, mulai menurun setelah pandemi Covid melanda dunia, termasuk di Tanah Air Indonesia. Usaha yang semula kebanjiran orderan, sedikit demikit, kata Najib, mulai berkurang. Hingga akhirnya, saat ini mulai tersisa dalam jumlah sedikit. Namun Najib tidak patah arang, usaha dan gagasannya untuk bertahan di masa pandemi Covid terus ia asah bersama keluarganya. “Ya stand yang disini (Kampung Blekok) masih lumayan yang beli. Namun tensinya sudah menurun,” kupas Najib.
Ada berbagai terobosan yang dilakukan Najib, agar rintisan industri souvenir yang banyak dibuat dari bahan manik manik, kayu dan plastik serta bahan yang lain terus eksis. Misalnya, saja kata Najib, ia menawarkan kepada sejumlah warga yang kebetulan berkunjung ke pusat wisata Kampung Blekok dan melakukan penjualan melalui online dan media sosial (medsos). “Hasilnya lumayan meski tidak sebesar dahulu, tetapi masih ada yang laku. Termasuk order pemesanan dari pelanggan Jogjakarta dan Bali saat ini masih sepi,” ujar Najib yang mengaku pendengarannya mulai berkurang.
Tokoh pemuda setempat, Totok, mengakui usaha yang dirintis Najib sudah lama dan mulai banyak memiliki pelanggan tetap. Namun sejak Indonesia dilanda pandemi Covid, ujar Totok, permintaan souvenir mulai merosot. Ini dimaklumi, karena masyarakat saat ini banyak menggunakan keuangannya untuk kepentingan yang lebih utama (kebutuhan pokok). “Jadi sangat dimaklumi, dikala pandemi Covid ini, order atau volume penjualan produksi souvenir mulai menurun,” jelas Totok.
Tak hanya itu, sebut Totok, Najib juga mulai mengembangkan usaha kerajinan meubel yang unik yang terbuat dari aneka kayu jati. Kayu kayu yang dikenal memiliki goresan indah dan kaya seni itu didesain seperti aneka warna. Hasilnya selain enak dipandang mata, usaha meubel kecil kecilan yang dipajang didekat pusat souvenir miliknya mulai banyak yang laku. “Ya beliau meski sudah sepuh, gagasan dan idenya terus berjalan. Saya sangat angkat topi sama bapak Najib. Tokoh yang selalu aktif dalam kegiatan masyarakat juga memiliki jiwa bisnis yang tangguh,” pungkas Totok.
Pengamatan Bhirawa, produksi aneka souvenir tidak hanya ada di Desa Klatakan semata melainkan juga banyak tumbuh di desa desa tetangga dekat banyak yang menggarap usaha kerajinan souvenir. Sejak lama Kecamatan Kendit memang dikenal sebagai pusat kerajinan produksi UMKM di Kota Santri Situbondo. Ada banyak yang diproduksi, seperti kebutuhan rumah tangga, meubeler dan bahan bahan unik lainnya. [sawawi]

Tags: