Cerita Perajin Tas Asal Jombang Bangkit dari Keterpurukan Pandemi

Usaha rumahan kerajinan tas milik Ike Norawati di Dusun Kemambang, Desa Diwek, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. [arif yulianto]

Sempat Sebulan Hanya Laku Satu Tas, Menggeliat Setelah Pemasaran Lewat Media Sosial
Kab Jombang, Bhirawa
Meskipun sempat babak belur dihantam badai pandemi Covid-19, perajin tas di Jombang masih tetap bertahan. Hal ini karena semangat dan kegigihan yang dimilikinya dalam berusaha. Sehingga dari kondisi yang sulit itu, kemudian perlahan mampu bangkit.
Seperti yang dirasakan perajin tas dari Dusun Kemambang, Desa Diwek, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Ike Norawati. Perempuan berusaia 38 tahun itu sempat mengalami keterpurukan, bahkan usahanya nyaris gulung tikar akibat andemi Covid-19. Namun berkat semangatnya yang terus menggelora, perlahan usaha kerajinan tas wanita yang digelutinya selama 6 tahun lebih itu kemudian mulai bangkit.
Ike menuturkan, pada 2014 lalu ia mulai merintis usaha kerajianan di rumahnya dengan membuat bros. Lalu perlahan membuat kerajinan tas dan asesoris lainnya dengan menggunakan bahan kain perca, kayu kelapa dan daun pandan.
“Saya dulu jahit di rumah. Kemudian mengalami musibah kecelakaan dan vakum sebentar. Saat itu saya lihat banyak potongan kain, saya buat hiasan tas dan asesoris lain,” tutur Ike, Selasa (16/3).
Ike menuturkan lagi, selama itu, tidak ada kendala yang dihadapi. Namun, ketika terjadi pandemi Covid-19 pada awal Maret 2020, usaha Ike menjadi lesu. Pendapatannya terus merosot hingga akhir Desember 2020.
“Sebelum pandemi, bisa dapat uang Rp15 Juta per bulan. Tapi, mulai ada Covid-19, bulan Maret sampai Desember, pendapatan turun hingga 80 persen. Satu bulan hanya bisa menjual satu dan dua tas,” tuturnya lagi.
Hampir 10 bulan usaha kerajinan tas milik Ike ‘dihajar’ pandemi. Ike hanya bisa pasrah dan menyadari bahwa kesulitan yang ia hadapi juga dialami semua orang. Meski sempat terpukul, namun orang-orang di sekitarnya, termasuk suaminya terus memberikan semangat kepadanya. “Semua mendukung, mensupport. Saya pun menyadari bahwa situasi saat ini juga dialami oleh semua orang,” ucap Ike.
Di masa sulit yang penuh keterbatasan, Ike hanya memproduksi beberapa barang kerajinan sesuai pesanan dan untuk kebutuhan stok. Ia juga harus memutar otak untuk berinovasi membuat masker dari limbah kain agar usahanya tak ambruk. Lantaran omsetnya terus menurun, ibu 2 anak itupun terpaksa merumahkan 3 orang karyawannya.
“Ada 4 orang pegawai, sekarang tinggal 1. Lainnya saya rumahkan, sebab pendapatan usaha saya turun sampai 80 persen. Biar usaha terus jalan, saya inovasi buat masker,” katanya lagi.
Semangat Ike bangkit dari keterpurukan tak pernah surut. Pada awal 2021, usaha rumahan miliknya kemudian mulai bergeliat. Ike menjelajah media sosial untuk memasarkan produk kerajinannya. Dan, respon masyarakat bagus dan banyak diminati. Ike yang dibantu 1 orang karyawan kembali membuat hiasan tas biasa berbahan kayu kelapa dan pandan dengan menggunakan kain perca.
Tas biasa yang dibeli dengan harga Rp75 sampai Rp 80 ribu per biji, ia sulap dengan hiasan limbah kain hingga menjadi menarik dan bernilai tinggi. Rata-rata, pelangganya kelas menengah ke atas. Dengan begitu, Ike mematok harga jual tas yang diproduksinya seharga Rp 200 Ribu hingga Rp 350 Ribu per buah.
“Bahan dasar membuat tas wanita dari kayu kelapa dan pandan. Saya desain yang elegan dan cantik dengan hiasan pernak pernik dengan rangkaian bunga-bunga,” ungkapnya.
Usaha Ike pun kemudian perlahan bangkit dan berangsur pulih. Meski pendapatannya tak bisa 100 persen seperti sebelum pandemi, namun pada bulan Januari 2021 hingga sekarang, omsetnya sudah berada pada angka sekitar Rp 5 Juta hingga Rp 8 Juta per bulan.
Sebelum pandemi, Ike sering mengikuti berbagai even pameran di berbagai daerah di Indonesia seperti Jombang, Surabaya, Batam, Jakarta, untuk mengenalkan produknya. Bahkan, produknya kini telah mampu menembus pasar luar negeri di antaranya seperti Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam. Produk kerajinan Ike juga pernah diborong oleh Ibu Negara, Iriana Jokowi. “Sekarang ini produk saya sedang ikut pameran di PTC Surabaya dengan Asosiasi Handycraft Jatim mulai tanggal 12-21 Maret 2021,” tandasnya.
Ike mengajak para pelaku usaha khususnya usaha rumahan untuk bersemangat dan bangkit dari Pandemi Covid-19 dengan menangkap setiap peluang usaha yang ada. [arif yulianto]

Tags: