Cerita Pilu Sima, Warga Situbondo Pengidap Tumor Ganas

Sima, Warga Desa Jatisari, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo didampingi kerabat dekatnya mengaku belasan tahun menderita penyakit tumor ganas di bagian perutnya. [sawawi]

Mau Operasi Tak Ada Biaya, Tidak dapat Layanan Kesehatan Gratis karena KK-KTP Hilang
Kab Situbondo, Bhirawa
Di Kabupaten Situbondo hingga kini masih ada warga miskin yang luput dari perhatian dan bantuan pemerintah. Satu diantaranya seperti dialami Sima, ibu tiga anak yang beralamat di Dusun Bandusa, Desa Jatisari, Kecamatan Arjasa sudah belasan tahun mengidap tumor ganas di bagian organ perutnya. Dia mengaku selama ini hidup merasa kesulitan dan belum pernah tersentuh bantuan.
Sima, perempuan yang mengaku berusia 55 tahun itu kondisinya kian memperihatinkan. Betapa tidak, dia setiap harinya hanya bisa tiduran atau duduk di teras rumahnya yang sangat sederhana. Sima juga mengaku kebingungan harus mengadu kemana, karena dari kerabat dekatnya sudah sangat maksimal memberikan bantuan. Namun, penyakit tumor yang sudah cukup lama di idapnya belum kunjung dioperasi.
Dibagian perut Sima tampak kian membesar. Namun dia sedang tidak hamil. Warga Dusun Bendusa, RT 06, RW 02 itu positif menderita penyakit tumor ganas. Seingat Sima, penyakit yang ia idap sudah berjalan selama 19 tahun lamanya. Namun, keadaan ekonomi yang terbatas, membuat dia tak bisa berbuat lebih jauh dengan penyakit yang menggerogoti tubuhnya tersebut. “Saya sempat mendatangi rumah sakit di Situbondo. Namun, harus balik pulang karena pihak rumah sakit tidak bisa menangani,” ujar Sima, yang tidak mau menyebut rumah sakit tersebut.
Yang lebih ironis, Sima ternyata tidak bisa mengakses bantuan fasilitas kesehatan gratis yang diberikan oleh pemerintah. Sebab, dirinya tidak memiliki KTP maupun kartu keluarga (KK). Kondisi ini membuat beban Sima semakin parah, karena dihadapkan pada kondisi pelik tersebut. “Ya sebenarnya dulu sempat punya KTP dan KK. Namun sudah hilang. Saya tidak bisa mengurus dokumen itu karena tidak punya biaya sama sekali,” keluh Sima.
Saat ini, Sima hanya tinggal bersama anak perempuannya yang baru tiga tahun menikah. Untuk biaya hidup setiap harinya, Sima harus menumpang kepada menantunya yang bekerja serabutan. Penghasilan setiap harinya hanya sebesar Rp 30 ribu.
Uang sebesar itu untuk hanya cukup untuk kebutuhan makan empat orang. “Saya kalau urusan makan harus menumpang. Ya numpang dari hasil jerih payah menantu. Saya sendiri sudah tidak bisa bekerja. Setiap hari hanya bisa tiduran dan duduk di rumah,” imbuhnnya.
Sima juga mengaku memiliki tiga anak. Dua laki-laki dan satu perempuan. Akibat keterbatasan ekonominya sejak lama, saat ini hanya satu anaknya yang mengenyam bangku pendidikan. Sedangkan dua orang lagi tak bersekolah, karena terbentur oleh biaya. “Untuk makan saja sangat sulit, apalagi untuk biaya sekolah. Karena tidak mampu kedua anak saya terpaksa tidak sekolah lagi,” ungkap Sima, yang tak teras bulir air matanya menetes.
Taryo, tetangga dekat Sima mengakui bahwa Sima telah menderita tumor di bagian perutnya selama belasan tahun lamanya. Taryo bahkan ikut prihatin dengan kondisi Sima yang tidak bisa mengakses bantuan dari pemerintah. Kata dia, untuk meringankan beban hidup Sima, pemerintah seharusnya turun tangan dengan cepat. “Saya berharap dan berdoa semoga dalam waktu dekat ini ada jalan keluar untuk biaya operasi Sima sehingga dia bisa merasakan kenyamanan di sisa hidupnya,” ujar Sutaryo.
Ia bersama sejumlah warga yang dekat dengan kediaman Sima, sudah sering meberikan bantuan seadanya. Ini dilakukan, aku dia, sebagai rasa simpati antara sesama warga di Dusun Bendusa. Dalam pandangan Taryo, sosok Sima sangat sabar menjalani cobaan berat yang lama di derita. “Kami sangat berharap ada pihak lain yang mampu ikut membantu upaya operasi tumor ganas yang ada di bagian perutnya,” terang Taryo.
Disisi lain, Kepala Desa Jatisari, Rayudi juga mengaku sudah meminta Kepala Dusun Bandusa untuk segera mengurus kelengkapan administrasi Kependudukan dan KIS milik Sima. Sebab kelengkapan itu, tegas Rayudi, sebagai persyaratan awal untuk mendapatkan pelayanan medis secara gratis dari fasilitas pemerintah.
“Kami siap dan akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu kesembuhan Sima. Semoga saja apa yang menjadi ikhtiar kami diberikan kemudahan sehingga Sima bisa hidup normal seperti warga yang lain. Doakan semoga lancar,” pungkasnya.
[sawawi]

Tags: