Cerita Tatok Hardiyanto, Atlet Difabel Berprestasi Asal Situbondo

Tatok Hardiyanto, atlet difabel asal Situbondo peraih emas Asian Para Games 2018 mengikuti konfoi yang digelar Pemkab Situbondo. [sawawi]

Raih Medali Emas Asian Para Games 2018, dapat Bonus Rp1 Miliar dari Presiden
Kab Situbondo, Bhirawa
Meski secara fisik Tatok Hardiyanto tidak sempurna, tidak sedikitpun terbesit rasa minder di tengah masyarakat Situbondo. Justru sebaliknya, pria yang tercatat sebagai penyandang tuna rungu itu mampu menorehkan sederet prestasi olahraga yang sangat membanggakan. Salah satu prestasinya itu adalah meraih medali emas Asian Para Games 2018.
Saat menorehkan satu keping emas untuk Indonesia itu Tatok berpasangan dengan rekannya, Agus Sutanto pada cabang olahraga tenis meja. Dari raihan medali emas itu, Tatok mendapatkan bonus Rp1 miliar dari Presiden Joko Widodo.
Tatok mengaku, banyak waktu yang harus ia relakan demi meraih impiannya menjadi atlet nasional dibidang tenis meja di Tanah Air. Selain rajin berlatih, dirinya juga rela mengeluarkan biaya besar agar cita-cita kecilnya terwujud. Bahkan, dalam suatu even Tatok rela menghabiskan dana pribadi bernilai puluhan juta rupiah. “Tidak apa-apa, saya rela keluarkan uang pribadi, agar bisa ikut mengharumkan nama baik Situbondo di kancah nasional dan dunia,” katanya.
Impian Tatok untuk mengukir banyak raihan medali emas, baik dilevel Asian Games maupun even sekelas olimpiade paraolimpik menjadi kenyataan. Sebelumnya, kata Tatok, ia telah mampu meraih 1 medali emas pada cabang olahraga tenis meja pada event Sea Games mewakili Provinsi Jatim. Dari torehan prestasi moncer itu, ia berhasil meraih bonus dari Kementerian Pemuda dan Olahra RI sebesar Rp33 juta. “Ternyata upaya saya bisa membuahkan hasil yang manis meski fisik tidak normal,” ujarnya.
Tatok memberi motivasi kepada koleganya yang senasib untuk terus berjuang dan berlaih keras agar bisa ikut mengharumkan nama Situbondo di dunia olahraga dunia, nasional dan Jatim. Tatok mencontohkan, koleganya yang bernama Agus Susanto dan Dodik Saputro (penyandang tuna wicara) juga pernah berhasil meraih satu medali emas di cabang olahraga tenis meja. “Dia (Dodik dan Agus) juga memiliki semangat yang membara. Bahkan semangatnya mampu mengalahkan saya,” aku Tatok.
Masih kata Tatok, dengan pencapaian prestasi manis tersebut nama Situbondo ikut berkibar dalam ajang Asian Para Games 2018 baru baru ini. Itu setelah salah satu pasangan atlet tenis meja terbaik asal Kabupaten Situbondo, Tatok Hardiyanto-Agus Susanto, berhasil meraih satu medali emas dalam pesta olahraga difabel Asia 2018 (Asian Para Games 2018) yang dilaksanakan sejak 6-13 Oktober 2018 di Jakarta. “Alhamdulillah saya bisa ikut mengharumkan nama besar Situbondo di level olahraga se-Asia,” kupas Tatok dengan didampingi Agus Susanto.
Tatok Hardiyanto mengaku bersyukur dalam keikutsertaannya pada event Asian Para Games 2018. Pasalnya, urai dia, Indonesia sebagai tuan rumah, Tatok merasa ikut berbangga hati memperoleh dan berhasil menyumbangkan satu medali emas melalui cabang olahraga (cabor) tenis meja ganda putera. “Kami sangat bersyukur dengan raihan satu medali emas ini,” aku Tatok Hardiyanto.
Tatok menambahkan, keberhasilannya meraih medali emas tenis meja pada sektor ganda putera dengan menggunakan kursi roda di Asian Para Games 2018 di Jakarta, patut disyukuri. Ini karena, urai Tatok, partnernya Agus Sutanto bermain dengan sangat kompak ketika bermain selama dua set. Menurut Tatok ia dan rekannya berhasil dan sukses mengalahkan atlet dari Negara Thailand, pasangan Chaiwut Wanchai dan Nachai Niyom dengan skor 2-0. “Meski lawan saya dari negara yang tenis mejanya sangat kuat, namun kami bersyukur karena sektor ganda putera mampu menumbangkan pasangan atlet dari Thailand,” ujar Tatok.
Tatok mengatakan, ia sangat mengapresiasi kepedulian Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena bonus bagi atlet disabilitas tidak dibedakan dengan atlet normal, di event Asian Games sebelumnya. “Penghargaan yang diberikan pemerintah sekarang sangat luar biasa. Sejumlah bonus yang diterima peraih medali emas tenis meja ganda putera masing-masing menerima Rp 1 miliar. Sedangkan atlet dari sektor tunggal mendapatkan bonus Rp 1,5 miliar,” pungkas Tatok.
Disisi lain, setelah sempat ramai menjadi perbicangan masyarakat di media sosial, Tatok Hardiyanto, akhirnya dipanggil ke pendopo guna menemui Bupati Situbondo Dadang Wigiarto, belum lama ini. Dari tangan orang nomor satu di kota santri itulah, Tatok mendapatkan hadiah sejumlah uang. Sebelum diterima Bupati Dadang di pendopo, Tatok terlebih dahulu diarak dari kantor Dinas Sosial menuju pendopo kabupaten dengan menggunakan kendaraan jip. Tatok duduk bersama Kepala Dinas Sosial Lutfi JP. Sesekali Tatok melambaikan tangan kepada masyarakat Situbondo. “Selamat Tatok ya,” teriak salah satu warga Kota Situbondo yang menonton iring-iringan konvoi Tatok.
Sesampainya di pendopo, Tatok mendapat sambutan hangat dari Bupati Dadang dengan didampingi Kadis Sosial dan petugas Program Keluarga Harapan (PKH) dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK). Begitu tiba di pendopo, Bupati Dadang mengalungkan bunga kepada Tatok dan sekaligus memberikan penghargaan uang sebesar Rp5 juta. Kepala Dinas Sosial, Joko Lutfi Prihatin mengatakan, Pemkab Situbondo selama ini selalu mengapresiasi warga yang berprestasi. “Jadi tidak benar jika Pemkab tidak memiliki perhatian kepada atlet berprestasi. Apalagi atlet sekaliber Tatok yang meraih prestasi internasional,” tegas mantan Kepala Dinas Perhubungan itu.
Bahkan, seingat Lutfi JP, keberadaan Tatok diarak bukan hanya kali ini saja. Di tahun-tahun sebelumnya, Tatok juga pernah diarak keliling jalan protokol Kota Situbondo guna memberikan penghormata atas prestasi yang diraih Tatok dan rekannya. Untuk itu Lutfi berharap, kesuksesan yang berhasil di raih Tatok bisa menjadi motivasi kepada pemuda Situbondo yang lain. “Saya berharap prestasi yang diukir Tatok ini bisa menjadi motivasi terhadap masyarakat SItubondo. Sehingga muncul Tatok Tatok baru di Situbondo pada masa mendatang,” ungkap Lutfi JP. [sawawi]

Tags: