Cetak Entrepreneur, Alim Markus Ajarkan Nikmati Setiap Proses

Pendiri Maspion Grup, DR (H.C) Alim Markus jabarkan kiat sukses berwirausaha di hadapan puluhan mahasiswa Unusa, Rabu (9/10).

Surabaya, Bhirawa
Pendiri Maspion Grup, Dr Alim Markus menjabarkan kiat sukses berwirausaha pada puluhan mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Terlebih, ia sukses memimpin perusahan perkakas terbesar di Indonesia itu.
Dalam paparannya, Alim yang akrab dengan jargon Cintailah Produk – Produk Indonesia ini mengatakan, jika ingin menjadi seorang wirausahawan atau bergelut di dunia entrepreneurship, mahasiswa tidak boleh monoton. Artinya, harus ada sebuah terobosan inovasi. Sekalipun produk usaha itu masih dalam gagasan.
“Jangan muluk – muluk. (Cara kerjanya) seperti naik tangga. Setiap tangga harus dijalani dan dinikmati sampai titik puncaknya. Jangan langsung naik ke ujung. Jangan mau praktisnya dan jadinya saja. Setiap proses harus dinikmati. Karena kalau jatuh susah untuk bangun (kalau praktis),” paparnya.
Karena, kata Alim, sejak kecil dirinya juga dididik untuk melewati setiap proses itu. Tapi yang perlu ditekankan harus mengutamakan kesehatan dan keselamatan yang harus dijaga.
“Ada yang bilang, cari apa? Cari uang banyak? Tapi saya justru senang membantu negara Indonesia dan memakmurkan rakyat Indonesia. Kalau banyak entrepreneur penghasilan lebih tinggi dan membantu ekonomi sebisa mungkin memakai bahan baku Indonesia. Cinta Indonesia ini yang saya pegang,” ceritanya.
Pria yang juga mendapatkan gelar Doktor (Dr) Honoris Causa (HC) ini mengajak para mahasiswa entrepreneur untuk memiliki banyak mimpi. Hal ini penting untuk menciptakan banyak ide (kreatif) dan gagasan (inovasi). Setelah memiliki banyak ide dan gagasan harus berani untuk melangkah dan mewujudkan.
“Dalam mewujudkan ide dan gagasannyat harus diingat adalah lakukan analisa terlebih dahulu. Dalam melakukan analisa, tidak boleh dengan emosi. Harus menggunakan pemikiran yang sebenarnya (logis) agar analisa itu terjamin. Dari 100 ide yang ada, bisa saja 90 ide gagal, tapi 10 ide berhasil itu sudah Alhamdulillah. Jangan pernah menyerah,” kata Alim memberi tips memulai usaha.
Alim pun menjabarkan beberapa analisa yang dibutuhkan. Pengusaha bisa memulai usaha di manapun dan kapanpun. Namun harus dilihat, apakah pendirian usaha itu bisa berkelanjutan, berapa cost logis yang dibutuhkan, keuntungan yang diproleh, kapan bisa balik modal, dan siapakah competitor. Bahkan jika sebagai industriawan, jauh ke depan juga dipikirkan satu, dua, tiga tahun ke depan, posisi usaha menjadi seperti apa dan siapakah kita.
“Selain itu, kita perlu mengetahui kompetitor kita siapa, agar kita bisa terus menghasilkan ide dan gagasan. Namun itu semua, para entrepreneur muda ini jangan mudah menyerah. Di sekolah kita belajar satu ditambah satu pasti dua, dua tambah dua pasti empat. Tapi di dunia luar bisa terjadi banyak kemungkinan hasilnya bisa bertambah atau malah menjadi nol. Di situlah belajar berwirausaha yang sesungguhnya,” tandas Alim.
Alim juga menjelaskan, keluarga mempunyai peran dalam membangun suatu usaha. Dia mencontohkan seperti didikan yang diberikan orang tuanya. Dan hal serupa dia lakukan untuk mendidik anak – anak. ”Orang tua harus memberi contoh baik bagi anaknya. Karena akan ditiru. Kalau anak saya jatuh saya suruh berdiri, jalan, lari. Kalau jatuh di jurang, saya melompat memegang anak saya,” ujar dia.
Dia juga berpesan, satu hal yang harus dipegang seseorang jika ingin menjadi pengusaha adalah menepati janji. ”Janji dan kepercayaan tetap nomor satu,” pungkasnya. [ina]

Tags: