Cetak Siswa Beriman, Bertakwa, Berakhlakul Karimah dan Berwawasan Iptek

Siswa SD Islam Terpadu Nurul Anshar Situbondo saat mendapatkan penghargaan juara tahfiz al-quran yang diserahkan KHR Azaim Ibrahimy, pengasuh ponpes Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo. [sawawi]

SD Islam Terpadu Nurul Anshar, Ikon Pendidikan Dasar di Situbondo
Situbondo, Bhirawa
Meski bukan sekolah negeri, keberadaan SD Islam Terpadu Nurul Anshar, yang beralamat di Jalan Ijen Nomor I Situbondo, sudah dikenal luas masyarakat sebagai gudangnya siswa berprestasi tingkat pendidikan dasar di Kota Santri, Situbondo. Sekolah swasta yang berdampingan dengan gedung NU Situbondo itu sudah banyak mencetak siswa berkarakter hingga lulus di SMPN, SMAN/SMKN terfavorit dan PTN terkenal di Tanah Air. Bahkan SD ini mampu mengukir deretan prestasi gemilang di tingkat SD yang diraih oleh para siswa siswi terbaiknya selama beberapa tahun terakhir ini.
Kepala Sekolah (Kasek) SD Islam Terpadu Situbondo, Sudibyo S.Pd, M.Pd, mengatakan, sejak ia memimpin SD Islam Terpadu Nurul Anshar, berkomitmen untuk menjadikan lembaga pendidikan yang berkelayakan dan teladan dengan pelajaran yang aktif, kreatif, efektif, inovatif, menyenangkan dan dinamis. Selain itu, urai Yoyok-panggilan akrab Sudibyo-ia mewujudkan sistem pendidikan Islam yang gemilang dengan menjunjung tinggi akhlak mulia dan mengoptimalkan pelayanan terhadap peserta didik dengan memberi kesempatan berkembang secara maksimal. “Ini terealisasi karena kami memfasilitasi peserta didik untuk berprestasi, menguasai iptek, mempunyai wawasan global serta peduli terhadap lingkungan sebagai wujud ketaqwaan kepada-Nya. Terakhir, kami menerapkan partisipasi dengan melibatkan warga sekolah (stake holder) untuk kemandirian sekolah,” beber alumni S1 IKIP PGRI Jember itu.
Mengapa disebut terpadu ? Kata Sudibyo, lembaga pendidikan yang ia pimpin didalamnya mengkolaborasi antara penerapan ilmu agama dengan ilmu umum sehingga para siswa mampu meraih prestasi akademik dan non akademik secara paripurna. Selain itu, aku Yoyok, ia juag menerapkan program penguatan karakter anak anak sehingga beraklakul karimah dan menerapkan program salaman, senyum dan sapa. Dengan demikian, menurut Yoyok, siswa siswinya memiliki budaya prilaku yang kuat terhadap guru dan orang tuanya. “Saat masuk pukul 06.40 wib, kami membudayakan anak anak dengan sholat duha berjamaah bagi kelas 2-6. Sedangkan khusus kelas I masih diajari doa-doa,” terang alumni S2 Universitas Muhammadiyah Surabaya itu.
Tak cukup itu yang diterapkan Yoyok, dirinya bersama seluruh pendidik juga mengajarkan mengaji (tahsinul quran) bagi siswa kelas tinggi dengan mendatangkan ustad yang ahli, secara bergiliran dalam satu minggu. Lalu SD Islam Terpadu Nurusl Anshar juga memberikan ilmu hafal alquran (tahfidz) yang berlaku bagi siswa kelas 1-6 dengan dipandu tenaga ahli (penghafal alquran). Selanjutnya siswa mulai pukul 06.00 wib melakukan tadarus dengan bimbingan guru, sehingga bisa hatam al quran 1 bulan sebanyak 2 kali. “Memasuki jam 07.15, kami menyediakan waktu 15 menit bagi siswa untuk membaca buku. Setelah itu, membaca doa,  dengan dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pulang sekolah menyanyikan lagu lagu nasional,” terang Yoyok.
Dilain pihak, Ita Pramita S.Pd, instruktur nasional guru daring menuturkan SD Islam Terpadu Nurul Anshar juga merealisasikan program GLS (gerakan literasi sekolah)  pada satu hari tertentu dengan melibatkan semua warga sekolah mulai wali murid, guru dan siswa. Ini dilakukan, sambung Ita, agar siswa gemar membaca dan punya wawasan pengetahuan yang lebih serta mencinta buku sebagai pondasi ilmu. Terakhir, kata guru berprestasi itu, sekolah juga menerapkan sholat duhur jamaah dengan dilanjutkan jam tambahan penguasaan akademik. “Sebenarnya kami ini bisa dikatakan full day school cuma tidak tertulis karena masih ada jam esktrakurikuler, tahfid juz 30, juz 29 dan jus 1. Selain itu ada penguasaan bahasa arab, marching band, pencak silat, bahasa inggris, sanggar seni (zamroh, gambus, paduan suara dan tari) dengan mendatangkan pembina dari UB Malang,” pungkas Ita Pramita.

Siswa Selalu Langganan Juara Lomba Keagamaan dan MIPA
Selain mampu menguasai ilmu agama hingga meraih juara umum, siswa siswi SD Islam Terpadu Nurul Anshar Situbondo juga menjadi langganan pada ajang lomba olimpiade MIPA, mulai tingkat Kecamatan, Kabupaten hingga event yang diadakan lembaga kursus swasta. Salah satunya berhasil diukir Raihan, siswa peraih juara lomba olimpiade sains tingkat karesiden Besuki belum lama ini. Raihan yang dikenal cerdas ini juga mampu menyapu juara pada lomba olimpiade bahasa inggris dalam event yang sama.
Menurut Sudibyo SP.d, M.Pd, ada berbagai pencapaian prestasi yang sangat fenomenal  yang diraih anak didiknya selama 2017. Misalnya saja, meraih juara dai cilik duta pencegahan narkoba Polda Jatim, lomba try out tingkat Kabupaten, lomba mhq (juz amma); lomba dai cilik, lomba pendidikan agama islam; lomba olahraag bulu tangkis dan lomba mewarnai. “Ini menunjukkan, siswa siswi kami juga mampu menguasai prestasi akademik dan non akademik. Buktinya bisa mampu tembus juara tingkat Polda Jatim,” terang Yoyok seraya mengakui SD Islam Terpadu Nurul Anshar Situbondo juga menyelengarakan kegiatan ekstra cabang olahraga futsal dan renang.
Semengara itu Syarkawi S.Pd.I, menandaskan, semua program ekstra unggulan itu terealisasi dengan baik, karena sekolah selalu melibatkan PSM (peran serta masyarakat), sehingga sekolah tidak sepi dari aktivitas orang tua murid. “Kami juga membentuk semua kelas dengan pengurus paguyuban yang setiap hari secara bergantian datang ke sekolah dengan membantu KBM (kegiatan belajar mengajar). Misalnya menulis tabungan, menulis buku infak. Kami juga membuat buku KHS (kegiatan harian siswa) dimana orang tua dirumah menjadi penghubung kegiatan dengan anak di sekolah,” papar salah satu guru agama itu.
Syarkawi menambahkan, ada satu program unggulan lain yang dijalankan SD Islam Terpadi Nurul Anshar yakni amalan buku ubudiyah. Di dalam buku ini, kata Syarkawi, berisi kegiatan amalan yang dikuasai siswa mulai kelas 1-6. Dia mencontohkan, ada siswa yang menguasai cara wudlu, sholat, surat surat pendek, maka itu ditulis secara berjenjang dibuku ubudiyah. “Terakhir, siswa siswa kelas 6 sudah bisa hafal tahlil, sholat jenasah, sholat jumat, hafal juz 30, juz 29 dan jus 1 serta menguasai prestasi munakosah (terbaik juz 30),” pungkas Syarkawi. [awi]

Tags: