Cetak Wirausaha Sejati, Diajari Ilmu Manajemen Bisnis Pesantren dan Percetakan

Puluhan pemuda asal Kabupaten Situbondo saat mengunjungi pusat percetakan media Diva Pers di Bantul Jogjakarta. [sawawi]

Upaya Disparpora-DPRD Situbondo Berdayakan Kaum Pemuda (2-habis)

Kabupaten Situbondo, Bhirawa
Selama berkunjung ke Jogjakarta, banyak pelajaran yang diambil oleh 20 pemuda pilihan yang diajak Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) dan DPRD Situbondo study banding ke kota pelajar tersebut. Diantaranya adalah belajar manajemen bisnis pesantren dan percetakan media. Diajaknya pemuda-pemuda ketempat ini adalah untuk menjadikannya sosok wirausaha sejati paska kembali ke Situbondo.
Pondok Pesantren Al Imdad dan Diva Pers di Bantul, Jogjakarta adalah obyek hari kedua yang dijadikan tempat menimba ilmu pemuda-pemuda Situbondo ini. Jarak dari tempat penginapan di Hotel Gowongan Inn, Mallioboro menuju Ponpes Al Imdad sekitar satu jam lebih. Untuk mengusir kejenuhan selama ditengah perjalanan, 20 pemuda banyak bertukar kisah pengalaman selama menimba ilmu di Balai Pemuda dan Olahraga Jogjakarta.
Para pemuda yang didampingi anggota Komisi IV DPRD Situbondo Hasanah Thahir, disambut langsung pengasuh Ponpes Al Imdad Bantul, KH Dr Habib Syakur bersama jajaran pengurus pesantren dengan alunan lagu Jawa yang dimainkan sejumlah santri setempat. Usai penyambutan, puluhan pemuda lalu memasuki aula pondok pesantren untuk mendengarkan penjelasan seputar manajemen bisnis Al-Imdad selama beberapa tahun terakhir ini. “Meski ponpes ini ada di pelosok pegunungan, tetapi santrinya cukup banyak hingga berjumlah ratusan,” papar Muhaimin, aktivis pemuda Situbondo.
Kata Muhaimin, keberadaan pondok pesantren Al Imdad patut dicontoh, karena selain memiliki percetakan media yang handal juga banyak melakukan pengembangan ilmu manajemen bisnis bagi para santri-santrinya. Dikawasan Ponpes Al-Imdad ini pula, berdiri puluhan pohon buah segar seperti durian, pisang, pepaya dan aneka buah lain.
Dalam perjalanannya, urai Muhaimin, semua bisnis pondok pesantren banyak melibatkan peran serta para santri-santrinya yang berjumlah 500-an. “Sehingga usaha bisnis ponpes ini semakin lama semakin dikenal luas dikalangan masyarakat Kabupaten Bantul dan Provinsi Jogjakarta,” ungkapnya.
Disisi lain, pengasuh Ponpes Al Imdad KH Dr Habib Syakur, menuturkan awal kisah ponpes yang ia didirikan hanya khusus bagi santriwati. Namun seiring perjalanan waktu, kata pria alumni Ponpes Krapyak Jokjakarta itu, animo dari para santriwan untuk ilmu dipondoknya kian bertambah. Nah dari sanalah, lanjut KH Dr Habib Syakur-ia bersama sejumlah pengurus mendirikan pusat pondok bagi santriwan di tempat yang berbeda.
“Awalnya kami berdiri tahun 2014 santrinya hanya 50 anak, terus bertambah lagi menjadi 100 anak di tahun 2015. Selanjutnya ditahun 2016 bertambah lagi menjadi 300 santri dan tahun 2017 ini sudah bertambah menjadi 500 santri,” beber KH Habib Syakur.
Untuk luas tanah pesantren, lanjut KH Habib Syakur, ia membeli langsung kepada para penduduk setempat dengan pola mencicil. Pertama membeli satu hektare dan berlanjut hingga saat ini luasnya mencapai puluhan hektar tanah. Dari lokasi yang berada di pelosok pegunungan ini, ia merintis sejumlah usaha seperti percetakan media dan sejumlah tanaman buah segar. “Alhamdulillah, untuk percetakan kami sudah melayani berbagai pesanan lembaga yang ada di Jogjakarta. Untuk buah kami baru bisa menyuplai kebutuhan pasar lokal saja,” ulasnya.
Usai dari Ponpes A-Imdad, 20 rombongan pemuda melanjutkan perjalanan ke pusat Diva Pers Bantul Jogjakarta. Rombongan pemuda Situbondo disambut langsung pengelola penerbit media kawasan di Bantul, Jogjakarta itu bernama Friana berikut jajaran pegawai percetakan. Setelah itu, rombongan diberi kesempatan melakukan sesi tanya jawab perihal keberadaan Diva Pers Bantul. Para pemuda Situbondo tak membuang kesempatan baik itu untuk menyerap ilmu penerbitan yang memiliki ratusan karyawan tersebut.
Selanjutnya, Friana bersama staf mengajak kalangan pemuda Situbondo menuju pusat percetakan media di lantai satu. Disana puluhan pemuda yang dikoordinatori Alimin, menanyakan fungsi alat mesin satu persatu. Mulai pembuatan grafis/lay out sampai finishing cetak media, tabloit hingga buku, dijelaskan oleh Friana.
Setelah dirasa puas atas pemaparan seluk beluk percetakan oleh Friana, puluhan pemuda langsung mencoba alat mesin saat mencetak ribuan buku diktat dan majalah. “Semua ilmu disini, akan kami coba untuk dipraktekkan saat pulang di Situbondo. Semoga ilmu ini dapat berguna dengan baik bagi para santri PPSSSS,” tandas Alimin.
Anggota Komisi IV DPRD Situbondo Dra Hasanah Thahir Mpdi, mengatakan, program pengiriman pemuda untuk menimba ilmu manajemen bisnis di pondok pesantren Al-Imdad asuhan KH Dr Habib Syakur Bantul Jogjakarta serta percetakan media dan buku Diva Pers Bantul banyak memiliki manfaat untuk direalisasikan di Kabupaten Situbondo.
Sebab di Jogjakarta, kata wanita yang sudah dua kali menjadi wakil rakyat itu, dikenal sebagai pusat pariwisata dan kota pelajar di tanah Air. “Ini banyak memberikan sisi manfaat yang besar bagi kaum pemuda untuk ikut memajukan Situbondo kedepan,” pungkas politisi PPP Situbondo itu. [sawawi]

Tags: