Chikungunya Serang Dua RT di Jabon Sidoarjo

riau24_mbaxy_15546Sidoarjo, Bhirawa
Warga yang tinggal di dua RT (RT 9 dan 10) di lingkungan RW 5, Dusun Podo Katon, Desa Kedung Cangkring, Kec Jabon diserang wabah chikungunya. Jumlah warga yang digigit nyamuk chkungunya mencapai 50 orang yang kini mengalami linu sendi dan kelumpuhan.
Menurut Kastaman (60), warga Dusun Podo Katon yang tinggal di RT 10, saat pertama digigit nyamuk badannya terasa lemas. Selang satu jam kemudian, badannya terasa lemas lemas dan linu di bagian sendi. ”Saya waktu itu membiarkan, ternyata makin lama makin lemas seperti orang lumpuh,” tutur Kastaman.
Pada hari kedua digigit, kata Kastaman, ia sudah tak bisa berjalan lalu minta salah seorang anaknya untuk mengantar ke Puskesmas Jabon. ”Di hari keempat ini, badan mulai agak enak dan sembuh,” terang Kastaman yang mengaku sebagai petani.
Wabah chikungunya lantas menyebar ke tetangganya dan lingkungan RT 9 yang berbatasan langsung dengan RT 10. Perluasan wabah ini karena nyamuk yang ada makin banyak dan menggigitnya di siang hari. Banyaknya warga yang terserang dan mumpung belum meluas ke seluruh desa dan tetangga Desa, Puskesmas Jabon dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo langsung merespons melakukan fogging.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo, dr Ika Harnasti, mengungkapkan fogging yang dilakukan untuk meminimalisir berkembangnya nyamuk chikungunya. Nyamuk ini biasanya bersarang di tumpukan pakaian kotor dan perkembangannya juga sama yakni di tempat terbuka yang ada airnya. ”Berkembang biaknya nyamuk ini sebenarnya sama dengan nyamuk aedes aygepti atau nyamuk demam berdarah,” terangnya.
Perkembangan nyamuk chikungunya terutama saat musim pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau. Biasanya, nyamuk itu berada di rumah atau di kebun. ”Di pergantian musim ini masyarakat harus waspada agar terhindar dari serangan demam berdarah dan chikungunya,” imbaunya.
Sementara Kepala Puskesmas Jabon, dr Djoko Setijono, mengungkapkan fogging yang dilakukan itu untuk meminimalisir berkembang biaknya nyamuk di area yang ada. Masyarakat juga diimbau agar peduli terhadap lingkungannya sendiri terutama 3 M plus yakni menutup penampungan air, mengubur barang bekas yang tak terpakai dan menguras bak mandi minimal 3 hari sekali. ”Selain itu masyarakat agar menutup dengan kelambu agar tak digigit nyamuk saat tidur,” ucapnya.
Menurut warga setempat, daerah Jabon yang dekat dengan pesisir pantai merupakan potensial berkembangnya segala nyamuk, terutama kawasan yang memiliki banyak tanaman bakau. petugas pemusnah nyamuk harus pula memperhatikan kondisi di daerah pesisir, namun juga kebiasaan masyasrakat ikut menyokong tumbuh kembangnya nyamuk. [hds]

Tags: