Ciptakan 9 Desa Maju dan 10 Desa Mandiri di Kota Batu

Suasana pembukaan Rapat RPJMD Kota batu 2018-2022 yang dilaksanakan di Hotel Golden Tulip Kota Batu, Rabu (16/5).

Kota Batu,Bhirawa
Sebagai Kota yang diberi amanah membangun 19 Desa dan 5 Kelurahan, Pemerintah Kota (Pemkot) Batu berkomitmen untuk melakukan percepatan pembangunan pedesaan guna mengurangi adanya ketimpangan. Percepatan ini menjadi salah satu dari 10 isu strategis yang diserap Pemkot dan dirangkum dalam Rapat RPJMD Kota Batu 2018-2022 yang dibuka kemarin (16/5) di Hotel Golden Tulip Batu.
Ditargetkan 5 tahun ke depan Desa di Kota Batu telah menjadi Desa Maju dan Desa Mandiri.Diketahui, saat ini dari 19 Desa yang ada di Kota Batu, 10 Desa berstatus Desa Berkembang dan 9 Desa beratatus Desa Maju. Dan dalam Pemerintahan Walikota/ Wakil Walikota Batu, Dewanti-Punjul, dalam 5 tahun kedepan bisa mewujudkan visi-misinya ‘Desa Berdaya Kota Berjaya sebagai Sentra Agro Wisata Internasional Yang Berkarakter, Berdaya Saing, dan Sejahtera.
“Dan dalam masa pembangunan 5 tahun ke depan, Kota Batu memiliki target menjadikan Desa yang ada menjadi 9 Desa Mandiri dan 10 Desa Maju. Ini target yang harus dicapai dalam pembangunan Kota Batu,”ujar Kepala Bappelitbangda Kota Batu,M.Chori.
Dan guna menunjang percepatan pembangunan pedesaan ini, Pemkot juga menyaring 9 isu strategis lain yang harus dicapai dalam RPJMD kali ini. Antara lain, memberikan jaminan keamanan kepada masyarakat dan wisatawan dalam rangka menunjang aktivitas Batu sebagai Kota Wisata. Pemkot juga harus melakukan reformasi birokrasi yang beraspek pada prinsip pemerintahan yang baik.
Dilanjutkan oleh Wali kota Batu Dewanti Rumpoko bahwa isu strategis yang harus bisa dijawab dalam RPJMD kali ini adalah masalah pendidikan dan kesehatan. Pemkot hdituntut harus mampu memberikan dan menyediakan akses kesehatan untuk kawasan atau Desa pinggiran, serta menghilangkan ketimpangan antara sekolah Negeri dan swasta.
“Adapun di sektor pariwisata harus dikembangkan pariwisata yang berbasis karakter dan terintegrasi. Kemudian kita harus bisa menjaga fungsi lingkungan hidup (LH) khususnya sumber mata air dan dan fungsi hutan,”ujar Dewanti.
Tak hanya itu, lanjutnya, dalam membangun infrastruktur Daerah juga harus dibarengi dengan sistem yang terintegrasi, serta koneksistas antara Daerah. Kemudian infra struktur ini ditunjang pula dengan pemberdayaan tenaga kerja lokal. Artinya, tenaga kerja lokal ini harus memiliki daya saing yang tinggi sehingga mempermudah pencapaian program pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran. Termasuk menjadikan produk unggulan dari hasil pertanian menjadi Produk Unggulan Daerah.
Dengan menjawab semua isu strategis di atas, diharapkan pertumbuhan ekonomi Kota Batu akan menjadi lebih baik dengan pendapatan daerah yang meningkat. Diketahui, sejak tahun 2013- 2017, Pendapatan Asli Daerah (PAD) terus mengalami peningkatan. Secara berturut sejak 2013 hingga 2017, PAD Kota Batu tercatat Rp 59 miliar, Rp 78 miliar, Rp 104 miliar, Rp 109 miliar, dan Rp 124 miliar.
“Untuk angka investasi di Kota Batu tahun 2017 sudah mencapai Rp 3,6 triliun. Padahal di tahun 2008 angka investasi di Kota ini masih Rp 300 miliar,”jelas Chori. Semangat membangun yang dimiliki warga Kota Batu menjadi faktor penting keberhasilan ini, termasuk semangat masa transisi saat Batu sebagai Kota Administratif dan akhirnya dipercaya menjadi Kota yang berdiri sendiri.(nas)

Tags: