Ciptakan Banyak Legacy, Bangun 293,87 km Saluran Air Baru hingga Underpass

Selama hampir 10 tahun memimpin, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berhasil menciptakan banyak legacy. Salah satunya adalah berhasil menuntaskan pembangunan jalan MERR yang mulai dibangun sejak 1996.

Satu Dasawarsa Kerja Bu Risma untuk Surabaya (habis)
Kota Surabaya, Bhirawa
Selama hampir 10 tahun memimpin, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini telah menciptakan banyak legacy atau warisan. Tak hanya berupa taman, tapi juga infrastruktur, lingkungan, pendidikan, kesehatan hingga ekonomi. Warisan-warisan itu pun menjadi rujukan kota-kota lain, tidak hanya di Indonesia tapi juga dunia.
Munculnya pandemi virus corona atau Covid-19 pada awal 2020, sempat mengacaukan program yang telah disusun rapi Wali Kota Risma. Mayoritas program terpaksa berhenti, meski ada beberapa yang tetap lanjut seperti pembangunan infrastruktur. Diantaranya pembangunan rumah pompa, Jembatan Joyoboyo, akses masuk menuju Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) melalui akses jalan lingkar luar barat (JLLB), termasuk proses renovasi GBT untuk kebutuhan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 pada 2021 mendatang.
Berbicara pembangunan infrastruktur, tangan dingin Wali Kota Risma sukses menuntaskan proyek yang sebelumnya sempat terkatung-katung. Pembangunan jalan Middle East Ring Road (MERR) salah satunya. Jalan yang kini diberi nama Jalan Ir Soekarno ini dimulai pembangunanya pada 1996.
Jalan yang membentang sepanjang 10,75 kilometer dan lebar 40 meter ini menghubungkan Jalan Kenjeran hingga Gunung Anyar di perbatasan Surabaya dan Sidoarjo. Pada Sabtu, 15 Februari 2020, Wali Kota Risma meresmikan Jalan Merr IIC sisi Gunung Anyar. Peresmian ini sekaligus menandai rampungnya Jalan MERR secara keseluruhan.
Jalan MERR merupakan salah satu rangkaian jalan arteri primer di Kota Pahlawan, dan menjadi pintu gerbang Kota Surabaya di sisi timur. Proyek pembangunan Jalan MERR ini tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Surabaya tahun 2014-2034, dan menjadi prioritas pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Surabaya tahun 2016-2021.
Pada saat perencanaannya dulu, beberapa bagian dari MERR sempat mau dijadikan jalan tol. Namun, saat itu Wali Kota Risma ngotot tidak mau karena dia memikirkan warganya yang nanti tidak bisa lewat. “Kenapa saya ngotot tidak mau jalan tol ?. Karena saya tahu bahwa warga saya masih banyak yang memakai sepeda motor. Dengan jalan ini siapapun bisa lewat, tidak peduli kaya atau miskin. Tapi kalau jalan tol, maka yang punya mobil saja yang bisa lewat,” kata Wali Kota Risma, saat peresmian.
Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya, Erna Purnawati menjelaskan, pembebasan lahan sepanjang Jalan MERR semuanya dilakukan Pemkot Surabaya. Sedangkan pembangunan fisiknya dilakukan pemerintah pusat, meskipun akhirnya saat pembangunan Merr IIC mandek dan dilanjutkan pemkot.
“Makanya, untuk pembebasan lahan sendiri kami menghabiskan dana sebesar Rp326.197.126.971 dan sisa pembangunan fisiknya di Merr IIC sebesar Rp99.781.610.526. Jadi, totalnya Rp425,9 miliar lebih atau hampir setengah triliun,” kata Erna.
Jalan MERR adalah salah satu proyek pembangunan infrastruktur yang sukses di era Wali Kota Risma. Selain itu, juga ada proyek lain yang juga tuntas di era kepemimpinan mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya tersebut. Diantaranya Frontage Road A Yani, Jalan Baru Sememi hingga underpass Jalan Mayjen Sungkono.
Selain infrastruktur jalan, yang fenomenal dari Surabaya adalah pengentasan masalah banjir. Kini saat hujan deras, wilayah-wilayah yang sebelumnya jadi langganan banjir sudah tidak lagi banjir. Kalaupun banjir, hanya hitungan jam bahkan menit pasti sudah surut. Makanya, tak berlebihan jika Wali Kota Risma menyebutnya bukan banjir, tapi hanya genangan.
Contohnya genangan di Jalan Indragiri, samping Kantor KPU (Komisi Pemilihan Umum) Surabaya. Saat hujan deras, terkadang masih muncul genangan selutut orang dewasa. Namun saat hujan berhenti, genangan tersebut juga ikut surut. Itu membuktikan jika drainase atau saluran air berfungsi dengan baik.
Diantara antisipasi banjir yang dilakukan Wali Kota Risma adalah pembangunan saluran air, termasuk pembangunan box culvert di hampir seluruh wilayah Kota Surabaya. Tak heran jika sampai saat ini saluran baru ini sudah mencapai 293,87 kilometer. Saluran air ini terus disambungkan hingga hilirnya ke laut.
Selain itu, pengerukan sungai dan saluran terus dilakukan. Hingga saat ini hasil pengerukan itu mencapai lebih dari 2,8 juta meter kubik. Sedangkan lumpur hasil pengerukan itu dimanfaatkan untuk membangun lapangan, taman, makam, boezem, sekolah, rusun, pasar, dan berbagai fasilitas pemerintahan lainnya. “Setelah kami hitung, ternyata ini dapat menghemat APBD sebesar Rp 13-75 miliar per tahun,” kata Erna.
Antisipasi lainnya, Pemkot Surabaya terus memperbanyak rumah pompa dan menambah kapasitas pompa airnya. Hingga saat ini, di Surabaya sudah ada 59 rumah pompa yang tersebar di berbagai lokasi. Setiap rumah pompa memiliki beberapa pompa air dengan dengan kapasitas yang bermacam-macam. Khusus pompa banjir berkapasitas 1-5 meter kubik perdetik sudah ada 204 unit, sedangkan pompa sludge berkapasitas 0,25 meter kubik perdetik ada 66 unit.
“Kami juga terus menambah Bozem atau waduk. Hingga saat ini sudah ada 72 bozem dengan luas 1.446.925 meter persegi dan volume 6.008.139 meter kubik. Kami juga revitalisasi brandgang dengan pengerukan, rehabilitasi, dan pelarangan membangun gedung di atasnya,” jelasnya.
Sedangkan untuk mencegah banjir rob yang diakibatkan oleh air laut yang pasang, Pemkot Surabaya membangun tanggul Kali Lamong yang panjangnya 8 kilometer lebih. Selain itu, pintu air yang berbatasan dengan laut juga ditinggikan dan diperbaiki, sehingga dipastikan ketika air laut pasang, tidak masuk ke daratan.
“Kami juga memperbanyak ruang terbuka hijau dan pohon-pohon di semua wilayah Surabaya untuk menyerap air lebih banyak. Hingga saat ini jumlah total luasan RTH di Surabaya 7.290,53 hektare atau sama dengan 21,79 persen dari luas wilayah Kota Surabaya,” kata Erna, yang saat ini juga menjabat Plt Kepala Bappeko Surabaya.

Pahlawan Ekonomi
Selain membangun secara fisik, Wali Kota Risma juga tidak lupa untuk meningkatkan ekonomi masyarakatnya. Terutama dalam menggerakkan perekonomian keluarga dengan mengaktifkan para ibu rumah tangga. Dalam hal ini, Wali Kota Risma tidak hanya memberikan pelatihan saja. Namun, para pelaku usaha akan didampingi mulai awal hingga akhir, dengan program ‘Pahlawan Ekonomi’.
Upaya lain dalam menggerakkan UMKM adalah penandatanganan MoU dengan berbagai stakeholder, seperti pihak hotel, apartement dan mal. Dalam perjanjian MoU itu, disepakati bahwa kebutuhan hotel, apartemen dan mal harus diambilkan atau dipenuhi oleh UMKM Surabaya, seperti kebutuhan sandal hotel harus diambilkan dari UMKM Surabaya.
Sementara dalam bidang kesehatan, Wali Kota Risma memberikan bantuan pembayaran BPJS Penerima Bantuan Iuran (BPI) yang jumlahnya terbanyak se-Indonesia. Pemkot pun terus menyempurnakan pelayanan dalam bidang kesehatan ini. Salah satunya dengan pengajuan Surat Keterangan Miskin (SKM) via online. Sehingga warga Surabaya tidak perlu membawa SKM dari kelurahan untuk mendapatkan layanan di rumah sakit. Mereka cukup menyerahkan NIK kepada petugas rumah sakit dan akan langsung dilayani.
Sedangkan bidang pendidikan, pemkot telah menggratiskan pendidikan hingga jenjang SMP. Bahkan, ke depan tidak ada lagi perbedaan antara sekolah negeri dan swasta. Sebab, pemkot akan menyamakan rombongan belajar (rombel) dan terus mendorong kenaikan grade sekolah swasta, termasuk dalam infrastrukturnya.
Kemudian bidang sosial, Pemkot Surabaya telah konsisten memberikan makanan tambahan (PMT) bagi lansia dan pra-lansia, balita, penderita kusta, orang dengan HIV-AIDS, dan penderita kanker. Bahkan, ada pula program permakanan bagi lansia miskin dan terlantar, anak yatim dan atau piatu dari keluarga kurang mampu, anak terlantar, dan penyandang disabilitas. [Zainal Ibad]

Tags: