Ciptakan Desa Wisata, Pemkab Situbondo Gandeng EJEF Malang

Direktur EJEF Malang Agus Wiyono saat membedah strategi wisata di balai Desa Patemon, Kecamatan Bungatan, Situbondo baru baru ini. [: sawawi/bhirawa].

Situbondo, Bhirawa
Untuk mewujudkan Desa Patemon Kecamatan Bungatan Kabupaten Situbondo sebagai salah satu pusat destinasi desa wisata baru di Kota Santri, Pemerintah Desa setempat menghadirkan pendiri EJEF (East Java Ecotourism Forum) Malang Indonesia, Agus Wiyono, dalam kegiatan pelatihan dasar dengan tema ‘membangun desa wisata berbasis pedesaan’ baru baru ini. EJEF ini merupakan lembaga nirlaba yang bergerak dibidang pariwisata berbasis komunitas masyarakat di Tanah Air dan sudah tersebar luas di jagad nusantara.
Agung Hariyanto, pendamping desa mandiri sekaligus konsultan desa wisata Patemon mengatakan, kegiatan ini terealisasi murni ide dan strategi yang ia gagas bersama Kades setempat. Jalinan dua lembaga ini, lanjut Agung, selanjutnya akan menggarap Desa Patemon sebagai desa wisata baru di Kota Santri. “Pelatihan dasar ini merupakan langkah awal yang kami lakukan demi mewujudkan Desa Wisata Patemon. Masih banyak tahapan selanjutnya,” kupas Agung Hariyanto.
Masih kata Agung, potensi Desa Patemon memiliki prospek yang luar biasa dalam pengembangan menjadi Desa Wisata di Kabupaten Situbondo. Pasalnya, sebut dia, di Desa Patemon juga tersedia situs cagar budaya dari masa kuno sehingga sangat berpeluang untuk dikelola lebih mandiri. “Dari sisi wisata edukasi sejarahnya juga sangat mendukung dengan terwujudnya Desa Wisata Patemon ini,” ungkap Agung.
Di sisi lain, Kepala Desa Patemon, Mud’har mengaku terus terang dirinya bersama semua elemen masyarakat sangat optimis terwujudnya Desa Wisata Patemon dalam waktu dekat ini. Bahkan, aku Mud’har, kedepan di Desa Patemon akan semakin dikenal sehingga arus kunjungan wisata ke daerahnya semakin meningkat tajam.
“Saya sebenarnya tipe orang yang tidak suka berwisata. Tetapi justru saya semakin optimis sejak adanya sinergitas dari elemen desa dan konsultan desa serta program tahun kunjungan wisata 2019 yang digaungkan Pemkab Situbondo. Dari sanalah saya semakin termotivasi untuk mengembangkan Desa Wisata di Patemon ini,” tutur Mud’har.
Sementara itu Agus Wiyono hadir ke balai Desa Patemon, Kecamatan Bungatan di minta menjadi pembedah tunggal pada acara pelatihan dasar wisata di balai desa setempat. Agus Wiyono banyak mengupas soal pariwisata yang didalamnya lekat dengan bisnis.
Dalam membangun desa wisata itu, aku Agus, khususnya yang ada di pedesaan harus banyak didukung banyak hal diantaranya adanya aksesibilitas. “Artinya bagaimana seorang wisatawan itu bisa datang ke tempat wisata dengan mudah. Di sana juga ada ketersediaan sarana transportasi yang memadai,” kata Agus Wiyono memulai paparannya.
Selain itu, lanjut Agus, juga ada amenitas yaitu sarana dan prasarana berupa penginapan seperti home stay dan ketersediaan MCK yang bersih. Selain itu, imbuh Agus, ada atraksi, yakni adanya sesuatu di Desa Wisata itu yang bisa dinikmati. Misalnya saja, sebut dia, ada yang unik dari sisi potensi alam dan budaya. Agus juga menyinggung soal branding dalam sebuah Desa wisata yang merupakan sebuah ikon daerah. “Setelah menetapkan branding, kita perlu mengenalkan dalam sebuah advertising. Lalu kita menjualnya ke masyarakat luas,” terang Agus.
Lebih jauh Agus juga menyebut soal produk yang dihasilkan dari potensi suatu daerah seperti dari potensi cagar budaya, dimana disana bisa dimaksimal wisata pendidikan sejarahnya. Lalu lainnya, sebut Agus, bisa mengolah potensi alam semisal air terjun untuk kegiatan out bond dan sejenisnya. “Wisata itu merupakan suatu bisnis, dimana setiap daerah atau desa harus mempunyai suatu produk yang khas dan mudah dikenali,” tegas Agus.
Ke depan soal pengelolaan desa wisata, sambung Agus, harus menyiapkan sebuah organisasi yang memiliki SOP (Standar Operasional Prosedur) serta memiliki kode etik pengunjung. Dari penerapan ini, sebut Agus, pengunjung nanti dilarang membuang sampah secara sembarangan.
“Para pengunjung itu juga dilarang memberikan sesuatu pada anak kecil saat berwisata. Sehingga ada kenyamanan bagi pengunjung lainnya,” tukas Agus seraya mengakui untuk mensukseskan Desa Wisata Patemon harus memberdayakan masyarakat terdekat serta menciptakan sadar lingkungan. [awi]

Tags: