Ciptakan E-Learning Sesuai Gaya Belajar

Trio Wicaksono

Trio Wicaksono
Pembelajaran berkonsep E-Learning tengah diminati berbagai lembaga pendidikan. Tidak hanya di jenjang sekolah menengah, melainkan juga di perguruan tinggi. Sayangnya, konsep ini kerap dianggap monoton dan membuat penggunanya menjadi bosan dan enggan memperlajari materi yang disediakan.
Karena hal itulah, mahasiswa Teknik Informatika Universitas 17 Agustus 1945 (Untag), Surabaya Trio Wicaksono mengusung konsep adaptif learning untuk konsep pembelajaran jarak jauh yang dibuatnya.
Ide tersebut, dikatakaTrio konsep adaptif learning ang dibuatnya terinspirasi dari E-learning buatan dosen yang dibuat berdasarkan kepribadian.
“Makanya saya ingin mengembangkan berdasarkan gaua belajar,”ujar pria kelahiran Bangka Belitung, 26 Juni 1997 ini. Konsep tersebut, lanjut dia, akan memberikan pembelajaran sesuai dengan gaya belajar seseorang. Itu karena, setiap pribadi memiliki gaya belajar yang berbeda satu sama lainnya.
“Saat ada materi dari tentor bisa di grouping atau dibuat kelompok belajar sesuai dengan gaya belajarnya,”papar dia.
Dia menjelaskan, penentuan gaya belajar tersebut dibagi berdasarkan empat dimensi dan delapan gaya belajar.
Dimensi tersebut meliputi Dimensi pemrosesan yang terdiri dari gaya belajar dan reflektif. Kelompok belajar dimensi ini cenderung mempelajari materi dengan praktik. “Jadi sebelum berfikir mereka harus diajak riset,”tambahnya. Kemudian, Dimensi presepsi yang meliputi sensing dan intuitif. Kelompok belajar tersebut gaya belajarnya cenderung menghubungkan materi satu dengan lainnya. Ada juga Dimensi input yang meliputi gaya belajar visual dan verbal. “Kategori ini gaya belajarnya lebih tertarik pada video dan penulisan dalam pembelajaran,”katanya.
Terakhir, yakni Dimensi pemahaman yang meliputi gaya belajar sekuential dan global. Kategori tersebut gaya belajarnya harus runut materinya.
“Jadi untuk menentukan pengguna masuk kelompok belajar mana, mereka harus mengisi kuisioner saat login ke website. Kuesioner ini tentang kecenderungan gaya belajar dia,”paparnya.
Kuesioner yang terstandart ini terdiri dari 44 pertanyaan. Hasilnya, akan menentukan dia masuk kategori yang mana dan bisa mengikuti pembelajaran sesuai kelas gaya belajarnya. Dengan begitu, diharapkan pengguna bisa lebih mengerti materi yang dipelajari.
Sedangkan untuk tentor, dituntut untuk membuat materi dengan beragam jenis karena banyaknya kelompok belajar yang ada. Tetapi para tentor sudah bisa membuat materinya sesuai panduan di website E learning.
“E-learning ini sudah dicobakan ke 277 mahasiswa untuk menentukan gaya belajar mahasiswa. Nanti bisa dikembangkan lagi dengan penelitian lebih lanjut,”pungkas dia. [ina]

Tags: