Ciptakan I-Log Jadi Solusi Disparitas Harga Beras

Franklin Noel Banjarhahoer (kanan), Mujaddid Ma’ruf, Habibur Rohman dan Syukri Abdurohman tergabung dalam Tim 945-WT menunjukkan trophy, dan piagam penghargaan.

Surabaya, Bhirawa
Beras merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Sayang, tidak seluruh masyarakat Indonesia dapat menikmati beras dengan jumlah harga yang sama. Terlebih, untuk harga didaerah penjuru Indonesia Timur seperti Papua. Harga beras di sana jauh lebih tinggi dari Jawa.
Masalah tersebut mengispirasi empat mahasiswa ITS, antara lain Mujjadid Ma’ruf, Syukri Abdurrohman, Itabibur Rohman dan Franklin Noel Banjarhahoer membuat inovasi sistem distribusi logistik. Sistem bernama Integrated Maritime Logistic (I-Log) ini dianggap mampu menjawab keresahan masyarakat Papua dalam mengatasi tingginya harga beras disana. Menurut Jaddid, sapaan akrab Mujjadid Ma’ruf, harga beras di Papua sangat tinggi jika dibandingkan dengan Jawa. Sedangkan kebutuhan konsumsi beras di Papua, seperti Merauke terus meningkat seiring jumlah transmigran yang hampir mencapai 62 persen.
“Dengan sistem yang kami buat ini, tujuan kami adalah disparitas harga beras disana (Papua) menjadi turun” ujar Mujjadid Ma’ruf sebagai ketua tim 945-WT perancang I-Log.
Dia menuturkan, sistem yang dibuat bersama tiga temannya merupakan gabungan dari multi-disiplin keilmuan. Salah satunya dengan mengembangkan sistem transportasi laut dan mengembangkan infrastuktur pelabuhan khususnya dermaga dan penunggangnya.
Misalnya, Syukri Abdurrohman menjelaskan, untuk rute efektif laut pertama pihaknya menggunakan Pelabuhan Tanjung Perak ke Sorong. Kemudian dari Tanjung Perak ke Jayapura dan yang terakhir dari Tanjung Perak ke Merauke. “Jalur ini diadaptasi dari tol laut. Sehingga kami menentukan rute efektif dan mengurangi tingginya harga beras” terang mahasiswa D-3 Teknik Infrastruktur Sipil itu.
Selain menentukan rute efektif, ketiganya juga fokus pada aspek transportasi laut pada pembuatan kapal dengan menitik beratkan pada pengoptimalan beban berguna yang dapat diangkut sebesar 500 TEUs (twenty-foot equivalent) dan beban kapal sebesar 10.000 DWT (deadweight tonnage). Sedangkan untuk aspek pelabuhan pihaknya memfokuskan pada pengembangkan volume modifikasi.
“Kita juga memodifikasi dermaga di Panjang Tambatan dan perluasan depo peti kemas, sehingga dapat ditambati oleh kapal yang direncanakan tadi” Ungkap Syukri.
Dengan sistem semacam itu, mereka meyakini harga beras mampu turun hingga 40 persen (hampir setara dengan harga beras di Jawa). Sementara untuk disparitasnya pihaknya berniat untuk mengurangi perbedaan harga beras dari 32 persen menjadi 6 persen.
“JikaPresiden memfokuskan pada kedaulatan pangan, kami memfokuskan pada disparitas harga logistik khususnya beras. Itu yang membuat sistem kami berbeda dengan pemerintah” sahut Habibur Rohman yang juga anggota Tim 945-WT.
Dari aplikasi itu, Tim 945-WT sukses menjuarai ITB Civil Engineering Expo (ICEE) pada kategori Call for Paper (CFP) dengan tema Inovasi Pengembangan Sistem dan Infrastruktur Transportasi Laut dalam Menunjang Sistem Logistik di Indonesia di Institute Teknologi Bandung (ITB) akhir Januari lalu.

Pesimis dengan Hasil Akhir Juara
Pencapaiaan membanggakan yang di lakukan oleh tim 945-WT di ITB Civil Engineering Expo (ICEE) 2018 membuat Achmad Mustakim terharu sekaligus takjub. Sebagai pembimbing tim, pihaknya tak pernah menargetkan juara.
“Dari awal saya pesimis mereka ikut, terlebih lagi penyelenggaranya ITB. Ada sedikit perasaan minder, namun mereka tetap semangat” ujar Mustakim yang juga dosen pengampu rekayasa logistik ini.
Lelaki kelahiran Nganjuk 29 tahun lalu ini menuturkan, tim 945-WT mengambil beberapa potensi yang dibahas dan dikembangkan menjadi sebuah sistem yang efisien. “Dengan membuat dua rute distribusi logistic, hasil out put mereka nantinya mampu menurunkan disparitas harga beras” Sahutnya.
Achmad Mustakhim menuturkan, sistem I-LOG tidak bisa dibandingkan dengan sistem Tol laut yang diterapkan oleh pemerintah. “Tidak ada kajian pembanding antara tol laut versi pemerintah dan tim 945-WT” pungkas laki-laki berkacamata ini. [ina]

Tags: