Ciptakan Inovasi Kurangi Kemacetan

Ahmad Zaini

Ahmad Zaini
Permasalahan perkotaan tidak bisa lepas dari problem kemacetan. Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor yang tidak diikuti dengan pertambahan ruas jalan menjadi jawaban yang terlalu sering disampaikan. Lantas apa yang bisa dilakukan untuk mengelola kemacetan tersebut?
Tim peneliti dari Departemen Teknik Komputer Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya memiliki cara lain untu mengatasi hal tersebut. Yakni dengan mengembangkan inovasi yang dinamakan ITS Smart Vehicle Counter System (ISVeCS).
Ahmad Zaini, anggota tim peneliti ISVeCS menjelaskan inovasi ini memanfaatkan aliran frame video dari kamera IP. Perangkat ini mampu menghitung jumlah kendaraan secara digital sebagai bentuk pengaturan lalu lintas yang lebih efektif dan efisien.
“Dengan mengusung ISVeCS, harapannya teknologi ini dapat membantu dalam mengurangi kemacetan yang terjadi di persimpangan jalan,” papar dosen Teknik Komputer ini, Sabtu (27/1) kemarin.
Pengembangkan teknologi ini, kata Zaini, bertujuan untuk memantau tingkat kepadatan lalu lintas di persimpangan jalan. Bahkan, China dan Jepang diklaim sudah turut ambil bagian dalam pengembangan teknologi semacam ini.
“Namun, karena habitual berlalu lintas di Indonesia berbeda dengan negara lainnya, maka diperlukan pengembangan teknologi vehicle counter yang sesuai dengan kondisi lalu lintas di Indonesia,” tuturnya.
ISVeCS ini, lanjut dia, mengandalkan kamera-kamera yang terpasang pada persimpangan jalan. Terdapat panel box yang berfungsi untuk menghubungkan kamera di setiap jalur. Sehingga data jumlah kendaraan yang terhitung dapat diolah dan dikirim ke pusat kontrol. Pusat kontrol akan mengkonversikan data yang diterima sebagai durasi pergantian lampu lalu lintas.
Zaini menjelaskan, timnya telah mengembangkan alat sendiri sebagai daya dukung fungsi sistem pada kamera yaitu Single Board Computer (SBC) yang tidak hanya berfungsi untuk mengelola jumlah kendaraan, menghitung tingkat kepadatan, mengambil jumlah kendaraan yang lewat dari masing-masing arah. “Tetapi juga berfungsi untuk mengatur state lampu, sehingga pada t (variabel waktu, red) sekian lampu hijau atau merah harus nyala”, imbuhnya.
Ia mencontohkan, jalur A menerima durasi lampu hijau 1 menit, sedangkan jalur B menerima durasi lampu hijau 20 detik. Pergantian lampu lalu lintas didasarkan pada tingkat kepadatan kendaraan yang melewati jalur tersebut.
Bahkan, ISVeCS juga menawarkan inovasi tambahan. Ketika kamera sistem mengalami error maka sistem kerja akan berubah secara otomatis dengan mengambil data sebelumnya. “Yakni data yang mendekati valid tetapi tidak riil,” jelasnya.
“ISVeCS telah berhasil dipatenkan dan bekerja sama dengan pihak traffic light serta dikontrak oleh Dinas Perhubungan,” tambahnya. Selain Zaini, pencetus dan pengembang ISVeCS melibatkan lima dosen Teknik Komputer lainnya, yaitu Ketut Eddy Purnama, Christyowidiasmoro, Arief Kurniawan, Muhtadin dan Reza Fuad Rachmadi.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistika, pada tahun 2011 total kendaraan bermotor sebanyak 85 juta. Sedangkan pada tahun 2016, total kendaraan bermotor tercatat mencapai 129 juta. Dari data tersebut, pertumbuhan total kendaraan bermotor di Indonesia dalam kurun waktu lima tahun mencapai 43 juta. [geh]

Rate this article!
Tags: