Ciptakan Museum Virtual 3D Mpu Tantular

I Gede Aris Darmayasa

I Gede Aris Darmayasa
Tantangan dosen bukan malah dijadikan momok bagi mahasiswa. Justru, tantangan tersebut bisa mengantarkan dalam menciptakan sesuatu yang bermanfaat. Termasuk yang telah dilakukan I Gede Aris Darmayasa yang membuat  musem virtual 3D.
Dengan ide kreatifnya itulah, wisudawan dari Departemen Teknik Komputer ITS Surabaya berhasil menyelesaikan tugas akhirnya. Ia menciptakan museum virtual 3D dengan mengambil lokasi di Museum Mpu Tantular. Dengan menyilangkan konsep digital dan budaya inilah tantangan dosen untuk membuat museum bisa menarik bagi pengunjung akhirnya terjawab.
Aris mengatakan bahwa konsep dalam museum virtual 3D Mpu Tantular ini sebenarnya sudah banyak diciptakan di luar negeri. Contohnya di Taiwan. Namun, ia membeberkan bedanya dengan karya Tugas Akhir (TA)-nya adalah pengunjung tidak hanya melihat secara virtual lewat kacamata tiga dimensi. Tetapi juga bisa merasakan masuk sungguhan pada museum dan bisa mengenali benda-benda di museum dengan mudah.
“Karena disertakan penjelasan  yang mudah dan dimengerti, para pengunjung bisa merasakan masuk sungguhan pada museum dan mengenali bendanya. Karya ini berkat tantangan Dosen saya,” kata Aris yang telah diwisuda, Minggu (24/9) kemarin.
Cowok asal Pulau Dewata Bali ini melanjutkan, pengunjung yang menggunakan museum virtual bisa mengeksplorasi sendiri museum virtual. Dengan petunjuk yang diberikan karena museum ini dilengkapi dengan sensor leap motion menggantikan kerja keyboard dan mouse lewat pancaran infrared yang bisa digantikan dengan tangan pengunjung.
Museum Virtual itu sendiri, kata Aris, ditampilkan dengan menggunakan TV 3D Steril yang dikonversikan dengan kacamata tiga dimensi untuk menampilkan gambar lebih nyata.
“Sensor ini akan mengenali tangan dari pengunjung. Sehingga setiap gerakan tangan akan menjadi sebuah perintah pada museum virtual. Misalnya mengepalkan tangan ke depan berarti maju menelusuri museum,” jelas mahasiswa angkatan 2013 ini.
Aris mengungkapkan, pada museum virtual buatannya ini dibuat suasana baru dibanding suasana Mpu Tantular. Suasana Pura untuk menambah kesan khas Hindu karena barang-barang peninggalan di Museum Mpu Tantular kebanyakan bercorak Hindu. Dalam proses pengerjaan museum dan TA-nya tersebut,  ia menghabiskan waktu selama dua semester. Satu semester untuk riset dan satu semester lagi untuk eksekusi.
“Kendala dan kesulitan dalam rekonstruksi pada tampilan serta lama waktu dalam mengkoding museum,” paparnya.
Saat ini Aris mengaku masih terus mengembangkan museum virtualnya agar semakin baik, khususnya semakin memudahkan pemberian edukasi pada pengunjung.
“Saya harap dengan adanya musem virtual di Mpu Tantular bisa menarik pengunjung dan mempermudah edukasi museum kepada pengunjung. Dan lewat museum ini semakin berkurang paradigma bahwa wisata museum sangatlah membosankan,” ujar pria yang bercita-cita menjadi dosen tersebut. [geh]

Tags: