Ciptakan Robot Vacum Cleanner dan Robot Soccer

Komunitas Elcom TAV uji coba robot soccer yang dipamerkan di selasaran SMKN 7 Surabaya, Jumat (8/4).

Kembangkan Inovasi dan Kreatifitas Melalui Komunitas
Surabaya, Bhirawa
Upaya mengembangkan inovasi dan kreatifitas siswa terus dilakukan SMKN 7 Surabaya. Terbukti, melalui komunitas yang terbentuk dari kegiatan ekstrakulikuler, tidak sedikit karya siswa yang dihasilkan. Seperti karya dari komunitas Elcom (Electro Comunity) Teknik Audio Video (TAV) yang merancang robot soccer dan robot vacum cleaner. Ketua Komunitas Elcom yang juga pembuat robot vacum cleaner, Alief Teofendi mengungkapkan robot vacum cleaner didesain untuk berkerja membersihkan, menyapu dan mengepel lantai. Robot tersebut dikendalikan melalui smartphone yang terkoneksi dengan jaringan wifi (koneksi internet) dengan menggunakan arduino dan produk raspberry sebagai kontrolingnya. Jangkauannya mencapai 100 meter. Sedangkan daya baterainya dibutuhkan 4,2 Volt atau 6800 mAH.
“Kita rancang robot ini,dibawahnya ada spon untuk mengepel. Dan bagian bawah depan mobil kita gunakan kipas penyedot debut untuk membersihkan lantai. Robot akan bekerja ketika jaringan nya sudah terkoneksi dengan internet,” ungkap siswa kelas 12 TAV ini.
Jika sudah terkoneksi, lanjut dia, pengguna bisa membuka aplikasi blink untuk mengoperasikan robot. Pada aplikasi tersebut sudah tersedia fitur untuk robot bisa berjalan. Seperti maju, mundur, kanan, kiri, vacum (penyedot debu) dan pel. “Di bagian depan robot juga dipasang kamera untuk memantau kebersihan lantai,”ujar dia.
Dikatakan Alif, robot vacuum cleaner yang dibuat oleh dia dan komunitasnya mendapat apresiasi dari Kemendikbud pada acara pameran revolusi industri 4.0 pada tangal 21-22 Maret lalu. kendati begitu, pihaknya menyadari jika beberapa aspek perlu diperbaiki maupun dikembangkan. Terutama dari sisi desain robot. Alif mengatakan jika untuk membuat robot tersebut harusnya berasal dari akrilik. Karena keterbatasan waktu, ia menggunakan barang-barang bekas.
“Jadi yang perlu dikembangkan dari daya tampung energy listrik dan fungsi robot agar bisa diaplikasikan oleh masyarakat,” katanya
Sementara itu, Ketua Kompetensi Keahlian TAV SMKN 7, Rodhiyatul Jannah menuturkan jika di jurusan TAV para siswa tidak hanya belajar di audio saja. Tapi juga terkait robot yang terus berkembang di era revolusi industri 4.0. “Materi-materi tersebut masuk dalam struktur kurikulum jurusan TAV kami,”ujarnya.
Hal itu dilakukan, untuk terus mengasah keterampilan siswa. Terlebih yang terkait dengan inovasi dan kreatifitas siswa Adapun struktur kurikulum kompetensi jurusan meliputi kerja bengkel dan gambar teknik, dasar listrik dan elektronika dan teknik pemrograman, microprosesor dan mikrokontroler.
“Kita membutuhkan pelaku industri untuk bekerjasama dengan kami, dalam mengembangkan karya siswa kami,” jelas dia.
Begitupun untuk robot vacum cleaner yang dibuat oleh siswanya, namun pihaknya membutuhkan kerjasama dengan industri untuk pengembangan robot tersebut.
“Robot-robot yang dibuat anak-anak semuanya dari ide mereka. Tapi kita juga membutuhkan industri untuk menggandeng karya siswa,”ujar dia.

Terapkan Smart School, Siapkan Pendidikan Abad 21
Sementara itu, Kepala SMKN 7 Surabaya, Mudianto mengatakan jika pihaknya memang mengarahkan para siswa untuk membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan di era revolusi industri. Tidak hanya robotika, teknologi internet of think dan smart school juga menjadi harapannya agar para siswa bisa menangkan ketiga persoalan tersebut. Salah satunya dalam pengembangan teknologi.
“Kami sudah buat beberapa komunitas di masing-masing jurusan. Itu untuk siswa bisa berkreatifitas seluas mungkin. Mulai dari ide, rancangan hingga komponen mereka tidak ada yang beli,”ujar dia.
Misalnya di jurusan TAV, ada Elcom yang menciptakan berbagai macam robotika, kemudian Jurusan Listrik ada komunitas industrial kontrol, DI Jurusan Mesin ada komunitas teknologi tepat guna. “Hampir seluruh jurusan nantinya akna kami arahkan kesana (komunitas). Kami ingin mereka bisa terus berinovasi dalam mengembangkan teknologi terbaru,”papar dia.
Penerapan industri 4.0 tidak hanya dalam mesin robotik karya para siswa, namun, Mudianto mengaku jika pihaknya sudah memulainya dengan smart school. Salah satunya yang disebut virtual koordinasi. “Kita sudah memulai rapat tidak harus bertatap muka (teleconference,red). Cukup menggunakan jaringan wifi, kita bisa terhubung. Selain itu, pembelajaran kita juga sudah didukung one class,”terang Mudianto.
Di samping itu, Mudianto juga menuturkan jika pihak sekolah juga menjadi bagian dari jaringan SEAMEO (Southest Asian Minister of Educational Organization). Dengan demikian, para siswa maupun guru bisa mengikuti pelatihan di berbagai bidang keterampilan. Misalnya aplikasi robotika, smartphone, IOT dan Artificial Intellegen. Dan kegiatan tersebut sudah berlangsung sejak tanggal 28 Maret lalu, melalui program kreatif camp.
“Kita harapkan, anak-anak kami bisa menguasai keterampilan abad 21 yang efisien, efektif dan cepat,”pungkasnya. [ina]

Tags: