Ciptakan Tahun Politik Damai, Wartawan Nganjuk Gelar Diskusi Kebangsaan

Wartawan Kabupaten Nganjuk bersama pemerintah dan seluruh elemen masyarakat mendeklarasikan untuk menciptakan situasi aman dan damai jelang Pilpres 2019.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Sedikitnya 50 wartawan baik cetak, televisi maupun media online di Kabupaten Nganjuk menggelar acara silaturahmi kebangsaan. Hal ini dilakukan sebagai langkah nyata untuk menyatukan visi untuk menciptakan kebersamaan dikalangan wartawan menjelang Pemilu 2019.
Acara yang dihadiri oleh Wakil Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi dan sejumlah pejabat forum komunikasi pimpinan daerah (Forkompimda) melakukan diskusi mengulas tentang kebangsaan. Dalam kesempatan tersebut, Marhen Djumadi menyampaikan bahwasanya media atau pers, sebagai pilar keempat merupakan pilar penting dalam demokrasi di Indonesia. Yakni sebagai penyambung lidah antara pihak pemerintah dengan masyarakat ataupun dari pihak lain.
Dalam tahun politik mendatang dikatakan Marhen Djumadi, pers diharapkan netral dengan penyampaian berita yang tegas, lugas, faktual serta berimbang. “Untuk Nganjuk sebenarnya daerah yang kondusif. Adanya berbagai konflik merupakan dampak dari opini publik yang negatif dari beberapa ulah tokoh yang kontroversi yang kadang juga malah membuat resah, dan menimbulkan kesenjangan informasi,” papar Marhen Djumadi.
Salah satunya dengan menghindari pengundangan segala tokoh yang kontroversi di berbagai kegiatan. Agar pemerintah, khususnya Pemkab Nganjuk, dapat membuat pembangunan yang lebih baik tanpa adanya kontroversi atau sesuatu hal yang menghambat dari pihak-pihak yang tidak di inginkan.
Hal senada juga disampaikan AKP Agus Sutanto, Kasatintelkam Polres Nganjuk yang mewakili Kapolres menyebutkan peran media atau wartawan, adalah menyuguhkan berita yang kredibel dan berimbang. Agar masyarakat mendapatkan berita yang benar-benar sesuai kenyataan tanpa penyusupan opini-opini dari pihak lain. Sehingga terhindar dari berita hoax atau berita yang menimbulkan kegaduhan di masyarakat. Peran pers juga menjadi filter tersendiri, guna membangun Nganjuk, perlu adanya sentuhan awak media, supaya masyarakat melek akan informasi yang telah terjadi baik dilingkup peran pemerintah.
Sementara itu R Wahyu Prasetyo sebagai panitia kegiatan menyampaikan bahwa wartawan di Kabupaten Nganjuk sudah selayaknya untuk dapat membangun Nganjuk sesuai tugas dan fungsinya sebagai pers. Artinya, peran pers selain menyajikan informasi kepada publik juga mampu menjadi penggerak percepatan pembangunan. Baik itu pembangunan mental manusia maupun pembangunan fisik. “Informasi yang disampaikan oleh wartawan atau jurnalis apapaun bentuk medianya harus mampu mengedukasi publik, menciptakan ketentraman dan kedamaian masyaarakat. Bukan malah sebaliknya,” pungkas R Wahyu Prasetyo.(ris)

Tags: