Ciptakan Tisu Higienis dari Bahan Dasar Ampas Buah Nanas

Didampingi Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Lamongan Drs H Muki MPd dan Guru Pembimbing Hj Nurul Syamsiah SPd, dua siswi SMAN 2 Lamongan yang bernama Octaviana Galuh Pratiwi dan Shella Vidya Ayu berhasil memanfaatkan ampas buah nanas menjadi bahan dasar tisu higienis. [alimun hakim]

Prestasi Dua Siswa SMA Negeri Dua Lamongan
Lamongan, Bhirawa
Kreativitas dua pelajar yang duduk di SMA Negeri 2 Lamongan ini patut diacungi jempol. Pasalnya kedua siswi bernama  Octaviana Galuh Pratiwi dan Shella Vidya Ayu ini berhasil memanfaatkan ampas buah nanas menjadi bahan dasar tisu  higienis.
Hasil penemuan baru dari dua siswi  SMA Negeri 2 Lamongan tersebut  sekaligus mementahkan alasan klasik pembuatan tisu konvensional sebelumnya, bahwa untuk menghasilkan tisu higienis perlu kulit kayu yang diolah menjadi pulp (bubur kertas). Sehingga perlu melakukan penebangan banyak pohon.
Di tangan keduanya,  terbukti bisa digunakan alternatif  untuk mendapatkan bahan baku kertas tisu yakni dengan ampas buah nanas, alias tanpa menebang pohon sehingga lebih ramah  lingkungan.
“Umumnya tisu hanya dapat digunakan sekali pakai dan setelah itu akan dibuang. Tisu merupakan salah satu faktor penyebab penebangan pohon yang dilakukan secara besar-besaran saat ini. Maka diharapkan tisu berbahan baku ampas buah nanas sebagai salah satu solusinya,” kata Octaviana Galuh Pratiwi didampingi Guru Pembimbing Hj Nurul Syamsiah SPd belum lama ini.
Menurut Galuh, panggilan Octaviana Galuh Pratiwi, Indonesia yang dulunya disebut-sebut sebagai paru-paru dunia kini telah berubah. Hutan-hutan yang dulunya lebat menjadi gundul. Salah satu penyebabnya adalah selulosa tumbuhan terutama tumbuhan pinus dan akasia yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan tisu. Hal itu menyebabkan rusaknya keseimbangan ekosistem.
“Padahal untuk menumbuhkan pohon-pohon tersebut diperlukan waktu yang tidak singkat. Butuh waktu setidaknya 5 tahun agar pohon-pohon tersebut benar-benar layak untuk diproses menjadi tisu. Jika hal ini terus terjadi, maka bencana alam akan terus bertambah banyak seperti global warming, banjir, tanah longsor dan lain sebagainya,” ungkapnya.
Maka perlu, tegas Galuh, segera dilakukan upaya dalam menghadapi masalah ini. Salah satu cara di antaranya mengganti bahan dasar pembuatan tisu yang berupa selulosa tumbuhan dengan selulosa bakteri. Selulosa bakteri merupakan selulosa yang dihasilkan oleh beberapa jenis bakteri, salah satunya yaitu Acetobacter xylinum yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembuatan tisu.
“Dari persoalan inilah, kami mencoba mencari jalan keluar dengan memanfaatkan ampas buah nanas sebagai bahan baku tisu. Di sisi lain dalam proses perkembangbiakkannya diperlukan gula sebagai makanan untuk bakteri, serta penambahan buah busuk yang mengandung banyak wujud gula di dalamnya. Hal ini dikarenakan jumlah buah busuk di pasaran yang sangat melimpah dan tidak memiliki nilai jual,” tegasnya.
Kepala Sekolah SMAN 2 Lamongan Drs H Muki MPd mengatakan hasil karya siswa SMAN 2 Lamongan Octaviana Galuh Pratiwi yang dibantu Shella Vidya Ayu tersebut saat diikutkan dalam Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) Tahun 2017 yang diselenggarakan oleh Cosmos Education di Banten mampu meraih juara 1 setelah berhasil menyisihkan ratusan peserta lainnya. “Kami berharap penemuan tersebut dapat memotivasi siswa-siswa lain dalam meraih prestasi yang berguna bagi kehidupan bersama,” ujar Drs H Muki MPd berharap.
Hal senada juga disampaikan Kepala Cabang Lamongan Dinas Pendidikan Jatim Sunah. “Semua siswa – siswi  memiliki kesempatan yang sama untuk meraih prestasi. Maka penemuan tisu dari ampas buah nanas tersebut harus menjadi motivasi agar siswa-siswa yang lain juga turut menciptakan prestasi demi masa depannya masing-masing,” pungkas  Sunah. [Alimun Hakim]

Tags: