Ciptakan WBK Kota Batu, Sinergikan Maklumat Kapolresta dengan Perwali

Suasana diskusi Forum Konsultasi Publik yang dilaksanakan di Rupatama Polresta Batu.

Kota Batu,Bhirawa
Pelayanan publik di Polres Batu yang cepat, transparan, ramah, bebas pungli, mendapatkan apresiasi dari banyak kalangan. Dan untuk meningkatkan kualitas pelayanan, Polres mengadakan Forum Konsultasi Publik (FKP) yang digelar di ruang Rupatama Polres Batu, Jumat (14/9). Dan untuk mempertahankan pelayanan bersiah ini, muncul wacana untuk membackup sistem pelayanan yang sudah berjalan baik ini dengan Peraturan Walikota (Perwali).
Transparansi terus dilakukan oleh Polres Batu dalam upayanya menuju Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). “Selama ini aturan untuk memberikan pelayanan yang cepat, transparan, dan bebas pungli ini selalu dibuat dengan Maklumat Kapolres. Dan saya ingin juga ada acuan peraturan yang sama berupa Perwali,”ujar Kapolres Batu, AKBP Budi Hermanto,SIK,MIK, Jumat (14/9).
Dalam FKB ini, Polres Batu sengaja mengundang berbagai elemen masyarakat. Hal ini dilakukan sebagai sharing informasi terkait dengan pelayanan yang sudah diberikan.
“Dalam forum ini kita meminta masukan kepada masyarakat, silakan memberikan informasi jika ada petugas yang tidak melayani dengan baik atau ada petugas yang hanya jalan-jalan,“tambah Budi.
Menurutnya, dahulu ada pameo yang berbunyi jika bisa dipersulit, kenapa kok dipermudah. Pameo itu yang ingin diubah, kalau memang bisa mudah kenapa kok dipersulit.
Dalam forum itu, Polres Batu juga mendatangkan pakar pelayanan publik dari Universitas Islam Malang (Unisma), Dr H Slamet Muchsin MSi. Ia memaparkan pelayanan publik prima yang harus dilakukan Polres Batu. “Program ini sebuah lompatan besar yang dilakukan oleh Kapolres Batu adalah sebuah lompatan besar,“ ujar Slamet.
Menurutnya, di Kepolisian sudah ada roadmap yang dilaksanakan dalam tiga gelombang mulai dari Quick Win dan manajemen change. “Menjadi titik tekannya adalah apa bisa terimplikasi dengan baik, karena itu diperlukan perubahan mindset dan culturset anggota dan ini sudah dilakukan kapolres,“ ujar Muksin.
Dalam sesi diskusi para peserta pun mengungkap semua uneg-unegnya tanpa ditutup-tutupi. Seperti Heru Priyanto, salah satu pemohon yang melaporkan kehilangan surat berharga datang ke SPKT Polres Batu menceritakan pengalamannya.
“Petugasnya tidak menggunakan seragam, jadi kita lebih nyaman, bahkan ketika harus ke ruangan lain, saya sampai diantarkan. Hanya saja masukan saya, sebaiknya petugas memperkenalkan diri terlebih dahulu sebelum melayani,“ ujar Heru.
Hal senada juga dikemukakan oleh Sutaji, petani dari Desa Torongrejo mengucapkan terima kasih karena diingatkan kalau masa berlaku SIM-nya akan habis.
“Awalnya saya kaget, kenapa kok ada polisi yang menemui saya di sawah, ternyata kedatangan Pak Polisi yang namanya Radit itu untuk memberikan surat pemberitahuan kalau masa SIM saya mau habis, terima kasih sekali kepada Pak Polisi,“ ujar yang akrab dipanggil Ijatus ini.(nas)

Tags: