Cold Storage Kapasitas 600 Liter Bantu UMKM Atasi Pendinginan Ikan Segar

Serah terima Cold Storage 600 liter dan hasil produk penyimpanan ikan segar.

Sidoarjo, Bhirawa.
Ibu Sarofah salahsatu UKM dari Desa Penatarsewu Sidoarjo selama ini mengolah bahan baku ikan segar menjadi ikan asap menggunakan tempat penyimpanan ikan yang tidak bertahan lama sebelum diolah menjadi ikan asap sehingga pemenuhan kapasitas produksi ikan asap tidak dapat memenuh permintaan konsumen lebih dari 150 kg perhari.

Sementara itu bahan baku ikan segar yang banyak ada di pasaran dapat diolah menjadi berbagai macam produk mulai ikan asap hingga menjadi abon ikan juga mempunyai waktu variasi penyimpananya. “Dulu untuk proses penyimpanan ikan hanya bertahan lama sekitar 6 jam setelah ikan diambil dari tambak dan harus diolah secepatnya untuk menjadi ikan asap. Proses penyimpanan ikan yang selama ini dengan cara tradisional menggunakan es balok yang disimpan di media kotak kayu atau kotak styrofoam atau gabus,” terangnya.

Penggunaan media penyimpanan tersebut masih didapati beberapa kelemahan, salah satunya yaitu proses penyimpanan dingin yang tidak dapat bertahan lama. Teknik pendinginan tersebut mempunyai kekurangan dalam kemampuan insulasi untuk mencegah panas yang hilang (heat lost) dalam kotak penyimpanan pada saat proses pendinginan yang menyebabkan es mudah mencair.

Berbekal bahan baku ikan segar yang banyak di petambak, tim pelaksana Universitas Wijaya Putra Surabaya yang diketuai Muharom, ST., MT. dan beranggotakan Krisnadhi Hariyanto, ST., M.M. serta Desy Ismah Anggraini, SE., M.A. dan dibantu dua orang mahasiswa berinovasi untuk membuat tempat penyimpanan ikan segar berkapasitas 600 liter yang ergonomis dan tahan lama dalam menyimpan bahan baku ikan sebelum diolah menjadi produk ikan asap.

“Inovasi alat tempat Cold Storage ikan segar berkapasitas 600 kg dengan dimensi 170 cm x 80 cm x 90 cm dibuat agar proses ikan yang disimpan dapat menyimpan ikan dalam kapasitas besar serta bisa bertahan lebih lama,” terang Muharom, ST., MT.

Pembuatan Cold Storage Kapasitas 600 Liter tersebut berasal dari pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh tiga dosen dan dua orang mahasiswa yang didanai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian dan Riset Teknologi/Badan Riset Inovasi Nasional Tahun 2021.

Dari kasus yang ada dilapangan, ketiga dosen dan dua orang mahasiswa membuat inovasi alat penyimpanan ikan segar yang dapat bertahan lebih lama lebih dari 6 jam dan berkapasitas besar untuk mengolah ikan segar menjadi ikan asap serta dapat memenuhi banyaknya permintaan konsumen akan ikan asap tersebut. “Alat tersebut berupa Cold Storage ikan segar berkapasitas 600 liter yang secara otomatis dapat mengontrol suhu/temperatur titik beku yang diinginkan dan dapat menjaga kesegaran ikan lebih baik,” katanya.

Muharom menambahkan alat tersebut bisa mengubah isi cairan menjadi es dan ikan mulai membeku pada suhu antara 0,6oC sampai dengan -10oC/-20oC. “Prosesnya, tahap pertama suhu menurun dengan cepat sampai 0oC, tahap kedua suhu turun perlahan untuk mengubah air menjadi kristal es, tahap ketiga suhu turun dengan cepat saat sekitar 55 persen air menjadi es (sebagian besar/hampir semua air membeku). Berdasarkan panjang pendek waktu prosesnya turunnya suhu dapat diatur menjadi pembekuan lambat (waktunya lebih dari dua jam) dan pembekuan cepat (waktu tidak lebih dari dua jam),” jelas Muharom.[riq]

Tags: