Commtech Jadi Ajang Komunitas ‘Problem Solver’ antar Negara

Peserta CommTech (kanan) memberikan souvenir khas negaranya kepada Wakil Rektor IV bidang. Research, Innovation and Partnership Prof. Dr. Ketut Buda Artana dihadapan 74 peserta CommTech Insight 2018 di Ruang Sidang Utama Rektorat ITS, kemarin (24/1).

Surabaya, Bhirawa
Sebanyak 74 peserta dari berbagai Negara hadir dalam acara Community and Technological Camp (CommTech) Insight 2018 di Intitute Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Rabu (24/1) kemarin.
Wakil Rektor IV bidang. Research, Innovation and Partnership Prof. Dr. Ketut Buda Artana menjelaskan CommTech merupakan ajang bagi Proffesor, dosen, mahasiswa, dan tenaga pendidik dari Universitas berbagai negara yang tergabung dalam CommTech Insight 2018 untuk mempelajari berbagai hal tentang masalah-masalah yang ada di lingkungan masyarakat, untuk dapat di selesaikan melalui perspektif global.
Menurut Ketut ada empat courses yang diangkat dalam CommeTech Insight 2018. Diantaranya Sociopreneurship in Action, Sustainable Development in Developing Countries, Managing Sustainable Coastal Development dan Exploring Indonesia Art & Culture.
“Para peserta akan berbagi ide dan pikiran untuk mengatasi berbagai masalah, tidak hanya dalam konteks Indonesia, tetapi dalam konteks Negara mereka” jelas Prof Ketut yang juga Sekretaris Pusat Studi LNG FTK ITS.
Sementara itu, Direktorat International Office Maria Anityasari menuturkan bahwa, seluruh peserta nantinya akan di bagi menjadi empat sub courses (4 workshop).
“Kami akan membawa mereka ke berbagai tempat, untuk bahan projek mereka” ungkap Maria Anityasari yang juga dosen Teknik Industri ITS.
Lebih lanjut Maria menjelaskan, untuk masing-masing courses seperti Sociopreneurship in Action pihaknya akan mengajak para peserta untuk singgah ke Tiara Handicraft, Dinas Koperasi & UMKM, Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A). Ia mengungkapkan, pihaknya memilih tempat tersebut karena ingin melihat cara kota Surabaya dalam memberdayakan masyarakatnya melalui kewirausahaan dan bisnis-bisnis baru. Kemudian, tambahnya peserta akan diajak ke Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) untuk studi kasus mengenai kebersihan kota dan penanganan sampah. Coastal Development mengunjungi dinas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk melihat pengelolaan daerah-daerah pantai dan pulau-pulau kecil di Jatim. Lebih lanjut ia menuturkan bahwa kegiatan CommTech tidak hanya berhenti setelah 14 hari proses projek. Melainkan, lanjutnya dengan adanya kegiatan ini akan dilakukan tindak lanjut untuk program internship selama dua bulan untuk meneruskan projek meeka sebelumnya. [ina]

Tags: