Corona, Ujian dan Kemanusiaan

Judul Buku : Corona Ujian Tuhan, Sikap Muslim Menghadapinya
Penulis : M. Quraish Shihab
Penerbit : Lentera Hati
Tebal : 136 Halaman
Cetakan : April 2020
ISBN : 978-623-7713-26-5
Peresensi : Rifqi As’adi
Mahasiswa Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA); santri di pondok
pesantren Annuqayah daerah Lubangsa.

Corona virus menjadi berita booming pada hari ini. Selain karena virus ini sangat berbahaya di sisi lain ia merupakan penyakit yang unik dan memakan banyak korban. Uniknya karena masih belum ditemukan obat atau vaksin yang mempan untuk mengobati penyakit ini. Padahal jelas dalam Alquran bahwa segala bentuk penyakit pasti ada obatnya. Dari itu sampai saat ini belum ditemukan obat yang manjur untuk corona ini.

Quraish Shihab menjelaskan bahwa peristiwa ini tak ubahnya dengan penyakit tha’un yang melanda manusia pada tahun 1720 yang menewaskan 100.000 orang di Maersille, Prancis lalu pada 1820 terjadi di Indonesia, Thailand dan Philipina yang juga menewaskan puluhan ribu manusia. Kemudian tahun 1920 terjadi wabah infleunza di Spanyol hingga menewaskan jutaan ribu orang (hal : 44).

Penyakit ini jika ditilik dari segi kedatangannya merupakan penyakit yang datangnya dari tuhan. Begitu salah satu pendapat yang tertera dalam buku ini, ada yang mengatakan bahwa penyakit ini datangnya dari tuhan yang merupakan tentara tuhan.

Pendapat seperti itu ditepis oleh seorang mufassir tulen Indonesia, Quraish Shihab dalam buku ini. Ia menjelaskan bahwa jika memang ia tentara Allah mengapa ia membunuh siapa saja yang beriman dan yang tidak beriman. Bukankah, tulis Quraish tentara Allah itu dikirim hanya untuk orang-orang yang berbuat zhalim dan jahat sedangkan virus ini memakan siapa saja yang ia mau. Shihab menekankan bahwa virus Corona adalah syetan serta yang gugur dalam perang ini diharapkan menjadi syuhada di sisi Allah ( hal 63-64).

Dengan demikian, hal yang perlu disadari dan dijaga di tengah pendemi dan perubahan ekonomi-sosial masyarakat yang telah semrawut ini adalah rasa kemanusiaan, persaudaraan dan kesatu-paduan. Ada yang kaya hendaknya selalu memperhatikan yang miskin untuk saling berbagi di tengah kecamuk publik yang tidak bisa mencipta lowongan pekerjaan.

Musibah ini juga merupakan bentuk teguran kepada kita yang telah lupa kepada keluarga, hanya mementingkan usaha di luar rumah. Hingga lalu tuhan menegur dengan bentuk peristiwa ini. Bagi mereka yang hanya sibuk dengan urusan finansial tanpa memercayai tuhan dalam dirinya.

Quraish meneguhkan bahwa sebagai seorang muslim dipersilahkan untuk berdo’a sebanyak-banyaknya agar pendemi ini, segera sirna dari muka bumi. Dan sadarlah bahwa ujian ini memang diperuntukkan bagi manusia sesuai dengan batas kemampuannya. Tidak ada ujian yang di luar batas kemampuan manusia, tulis ayah Najwa Shihab itu.

Jika ada yang telah terinfeksi virus ini segera ke dokter dan ikutilah petunjuknya dan tingkatkanlah do’a sebanyak-banyaknya sebab menurut A. Carrel ahli bedah Prancis menengarai terhadap pasiennya yang banyak sembuh lantaran do’a. Lebih jauh ia menulis bahwa do’a merupakan suatu gejala yang agung bagi manusia sebab pada saat itu jiwa manusia melayang menuju tuhannya sebagaimana dikutip Quraish (hal 22). Sebagaimana Quraish juga menganjurkan do’a-do’a yang mu’tabarah di akhir penutup bukunya di antaranya adalah ”rabbana tuhan pemelihara kami. Bagi-Mu segala puji. Kendati, telah berkepanjangan bencana ini, dan kendati keperihan masih terus melanda kami memuji-Mu karena kami sadar ada ujian yang merupakan anugerah dan ada musibah yang mengandung hikmat, namun kendati demikian ya Allah, ‘afiyat dan perlindungan-Mu lebih luas dan lebih kami harapkan” .

Bagi masyarakat umum hendaknya jangan menebarkan pesimisme dan ketakutan yang berlebihan pada orang lain sebab hal tersebut akan menurunkan daya imun tubuh yang pada akhirnya akan gampang tertular penyakit apalagi penyakit yang cepat menularnya seperti korona ini.

Seperti kasus kemarin pada pertengahan bulan ramadhan kita gegar gara-gara isu akan datangnya hari kiamat. Banyak para ilmuwan, ulama yang tak kalah penting juga mengutip berbagai hadist yang mungkin sumbernya tidak jelas. Berita-berita hoax dan palsu seperti ini patut untuk diredam di tangah kepanikan semua manusia. Untuk selebihnya marilah bersama-sama memanjatkan do’a agar pandemi ini segera sirna dari muka bumi.

————– *** —————

Rate this article!
Tags: