Creaticity, Mainan Balok Multiplayer Anak Usia Dini

Rizka menunjukkan satu set permainan Creaticity yang diperuntukkan bagi anak usia dini untuk mengasah psikologis motorik anak.

Surabaya, Bhirawa
Media edukatif sangat dibutuhkan bagi Balita atau anak – anak dalam menstimulus pertumbuhan maupun motorik anak. Sehingga Mahasiswa S1 Desain Produk Universitas Dinamika (STIKOM) Surabaya membuat mainan balok multiplayer yang diberi nama Creaticity. Mainan ini diperuntukkan bagi anak usia dini atau usia 3 hingga 6 tahun.
Rizka Aulia Khoirunnisa menjelaskan pembuatan mainan Creaticity ini berdasarkan pengamatan di sekolah Preschool Montessori, yang menggabungkan anak didik dari berbagai usia dalam satu kelas. Dalam proses pembuatannya, ia mengamati kelas dan mewawancarai beberapa guru.
“Mereka menyampaikan bahwa motorik halus setiap anak berbeda. Misalnya, anak A bisa memegang benda dengan benar, namun anak lainnya belum dan lain sebagainya,” imbuhnya.
Menurut mahasiswa asal Surabaya, kondisi ini karena menyesuaikan perkembangan psikologis anak usia preschool yakni 3-6 tahun yakni mulai banyak kegiatan interaksi sosial. Maka Rizka membuat mainan balok multiplayer dengan fungsi yang bisa menyesuaikan kemampuan motorik halus anak usia preschool dan menambah interaksi antar anak sesuai perkembangan psikologisnya.
“Mainan balok ini bisa digunakan seperti papan tulis. Anak – anak dilatih motorik halusnya tidak hanya lewat menyusun balok tapi juga belajar memegang alat tulis dengan benar melalui aktivitas menggambar dan mencoret sesuai dengan keinginannya,” kata dia.
Misalnya, sebut Rizka membuat jendela, jalan dan lainnya. Semua aktifitas tersebut dapat dimainkan beberapa anak sekaligus menggunakan panah berputar yang sudah disediakan. Jadi disamping melatih motorik halus, kreativitasnya berkembang, kemampuan interaksi sosialnya juga terasah.
Mainan balok Creaticity yang dibuat selama kurang lebih satu bulan ini memiliki beberapa komponen yang meliputi balok dengan bentuk elemen perkotaan seperti gedung, rumah, pohon. Dilengkapi dengan spidol dan penghapusnya untuk menunjang aktivitas saat bermain balok itu.
Rizka juga menjelaskan, pemilihan tema perkotaan yang digunakan berdasarkan observasi pada siswa Albata Islamic Montessori Preschool Surabaya. Rizka mengatakan pengembangan mainan balok ini juga berdasarkan pengamatan pada perancangan mainan serupa yakni mainan montessori bertema hewan dan mainan balok yang berbahan tekstil.
“Dengan tema perkotaan ini anak-anak dapat lebih tertarik untuk bermain balok dan materialnya yang seperti papan tulis membuat cara bermainnya atau penggunaannya bisa lebih fleksibel,” tandasnya.
Pembuatan Creaticity ini menghabiskan dana sebesar Rp1.900.000 namun jika pembuatan massal diperkirakan biaya bisa ditekan hingga harga jual menjadi Rp500 ribu.
“Saya berharap inovasi ini bisa menarik minat perusahaan untuk memproduksinya secara massal, agar Creaticity bisa dimanfaatkan oleh anak-anak Indonesia dalam meningkatkan kreativitas, interaksi sosial dan motorik halusnya,” tandasnya. [ina]

Tags: