Cuaca Buruk, Harga Ikan Laut di Jatim Naik

Salah satu pedagang ikan laut di pasar kota Bojonegoro sedang menjajakan dagangannya. [achmad basir]

Pemprov Jatim, Bhirawa
Akibat cuaca buruk yang terjadi beberapa hari terakhir menyebabkan harga ikan laut di Jatim naik cukup signifikan. Sebab stok ikan laut dipasaran tidak banyak, sedangkan nelayan memilih tidak melaut karena cuaca tidak memungkinkan mereka mencari ikan di laut.
Menurut Kepala Biro Humas dan Protokol Setdaprov Jatim, Benny Sampir Wanto, kenaikan harga ikan di wilayah Jatim yang dikeluhkan masyarakat seperti daerah Lamongan, Jombang, Situbondo dan beberapa daerah lainnya belum memicu Inflasi. Kenaikan harga ikan tidak sebanding seperti daging, ayam dan telur yang memberi andil besar terhadap kenaikan inflasi.
Ia mengatakan, kenaikan harga ikan disejumlah daerah disebabkan oleh cuaca buruk sehingga banyak dari nelayan belum berani untuk mencari ikan ke laut. “Kenaikan harga ikan tidak mendorong naiknya inflasi, meskipun jika terjadi inflasi tidak berkontribusi banyak,” kata Benny, Minggu (12/2).
Lebih jauh disampaikannya, hasil perikanan di Jatim ditentukan oleh dua jenis.  Pertama jenis ikan budidaya dan jenis ikan tangkap. Pada saat harga ikan naik dan tinggi, ada kemungkinan ketersedian ikan berkurang dikarenakan banyak nelayan yang tidak melaut. Sementara, hasil dari budidaya perikanan tetap bisa di ambil dan dinikmati oleh masyarakat Jatim.
Contoh untuk jenis ikan budidaya laut seperti kakap hingga tongkol. Sementara air payau adalah ikan kerapu, udang, bandeng. Sedangkan jenis ikan di air tawar adalah nila, gurami, lele dan patin. “Konsumsi masyarakat Jatim paling banyak mengkonsumsi ikan adalah dari jenis ikan air tawar seperti lele dan patin,” imbuhnya.
Bedasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim harga Ikan per September 2016 untuk Ikan Bandeng (Rp. 23.674/kg), Cakalang (Rp. 25.949/kg), Gurami (Rp. 37.573/kg), Kembung (Rp. 24.201/kg), Lele (Rp. 20.585/kg), Nila (Rp. 26.786/kg), Tongkol (Rp. 23.714/kg) dan Udang Putih (Rp. 71.242/kg).
Sementara untuk produksi perikanan tangkap 417.614,86 ton dan perikanan budidaya 1.138.493,42 ton dengan volume ekspor komoditi perikanan 217.000 ton. Sedangkan Konsumsi Ikan di Jatim mencapai 31 kg/kap/tahun.

Nelayan Tak Melaut
Cuaca ekstrem menyebabkan harga ikan laut mahal di pasaran. Sudah beberapa pekan terakhir ini para  nelayan tak melaut. Mereka memilih menambatkan perahunya, karena angin kencang dan gelombang pasang. Sehingga harga ikan laut naik Rp 5 ribu per kilogram di pasar tradisional Bojonegoro.
Salah satu penjual ikan laut, Nanang mengatakan sejak sepekan ini ini pasokan ikan di Bojonegoro mengalami penurunan. Sebab, hasil tangkapan dari mpara nelayan berkurang akaibat cuaca buruk.
“Biasanya saya menjual ikan dengan berbagai jenis ikan. Tapi, karena ikannya sulit untuk dicari, terpaksa untuk saat ini hanya menjual ikan seadanya saja karena memang keberadaan ikanpun cukup sulit didapatkan,” ujarnya, kemarin (12/2).
Ia menerangkan, harga ikan tongkol dari yang sebelumnya dijual dengan harga Rp20.000 per kilogram naik menjadi Rp 25.000 per kilogram. Ikan kerapu sebelumnya Rp20.000 per kilogram naik menjadi Rp25.000 per kilogram. Ikan cumi-cumi juga dijual dengan harga Rp50.000 per kilogram. ” Stok yang minim dari distributor, permintaan tinggi. Jadi harga naik dengan sendirinya,” jelasnya. [iib,bas]

Tags: