Cuaca Buruk Nelayan Situdondo Enggan Melaut

Sejumlah nelayan asal Desa Tanjung Pecinan, Kecamatan Mangaran, Kabupaten Situbondo lebih memilih memperbaiki jaring ikan karena cuaca akhir-akhir yang kian memburuk. [sawawi/bhirawa]

Sejumlah nelayan asal Desa Tanjung Pecinan, Kecamatan Mangaran, Kabupaten Situbondo lebih memilih memperbaiki jaring ikan karena cuaca akhir-akhir yang kian memburuk. [sawawi/bhirawa]

Situbondo, Bhirawa
Akibat diterpa cuaca buruk dan hujan yang berkepanjangan, sejumlah nelayan asal Desa Tanjung Pecinan, Kecamatan Mangaran, Kabupaten Situbondo lebih memilih menahan diri untuk mencari ikan dilaut. Sebaliknya, para nelayan hanya melakukan aktivitas  ringan seperti memperbaiki jaring ikan dan mengecat perahu yang rusak. Terjadinya cuaca ekstrim ini membuat nelayan di Kabupaten Situbondo terganggu dalam mencari penghasilan di laut. Akibatnya bisa ditebak, hasil tangkapan ikan yang biasanya melimpah, kini malah turun drastis.
Kondisi memilukan ini dirasakan Gazali (52), nelayan asal Desa Tanjung Pecinan, Kecamatan Mangaran, Kabupaten Situbondo, kemarin. Menurut nelayan yang biasa melaut disekitar Pelabuhan Kalbut ini, jika cuaca normal dia dan nelayan lain bisa mendapat lebih dari 3 Kuintal ikan. Sebaliknya, aku Gazali, jika cuaca buruk hasil tangkapan berkurang berkisar dibawah 1 kuintal. “Kalau lagi musim hujan seperti saat ini kami jarang melaut. Kami perlu cuaca baik lebih dulu untuk bisa melaut kembali,” ujar Gazali.
Untuk mengisi aktivitas akibat cuaca yang tidak menentu itu, Gazali dan para nelayan se Desanya banyak melakukan aktivitas seadanya seperti memperbaiki jaring ikan yang rusak karena terkena karang. “Sekarang ini sudah dua hari belum melaut, karena dikawasan laut Situbondo masih diterpa hujan deras yang berkepanjangan. Jadi untuk sementara kami mengisi waktu dengan memperbaiki sejumlah peralatan menjaring ikan yang sudah mulai rusak,” jelas Gazali.
Lain lagi yang dialami kolega Gazali, yang bernama Musahwi. Nelayan asal Kecamatan Panarukan ini malah memilih bekerja serabutan sambil menunggu cuaca membaik. “Untuk memberi makan keluarga, saya terpaksa bekerja serabutan asalkan menghasilkan uang. Kalau nelayan lain ada yang memperbaiki jaring penangkap ikan, kami hanya melakukan perbaikan bodi perahu yang bocor. Ada lagi nelayan lain memilih menjadi kuli di sawah,” pungkas Musahwi. [awi]

Tags: