Cuaca Ekstrim dan Stok Menipis, Harga Kubis Naik di Pasar Bojonegoro

3-kubis

Cuaca ekstrim, harga kubis dipasar kota Bojonegoro melonjak drastis.

Bojonegoro, Bhirawa
Cuaca ekstrim membuat kubis menjadi langka dan berdampak naiknya harga kubis di pasar kota Bojonegoro. Bahkan, kenaikan harganya hingga 100 persen. Sebelumnya, harga kubis (kol) Rp 6 per kilogram (kg). Tapi kini menjadi Rp 12 ribu per kilogram.
Sumiati (60), salah seorang pedagang sayuran dipasar kota Bojonegorol mengatkan, harga cabai dan kubis naik sejak satu minggu lalu. Menurutnya, kenaikan harga kubis itu karena menipisnya produksi petani kubis. ” Karena stok menipis, ya harganya naik,” uajr Sumiati kepada Bhirawa, Senin (2/1).
Menurutnya, kebutuhan kubis sangat tinggi. Untuk,setidaknya membutuhkan pasokan 2 ton kubis setiap harinya. “Karen pelanggan kita paling banyak pedagang bakso dan pedagang gorengan, pasalnya untuk bahan baku ote-ote dan bakso tetap membutuhkan kubis,” jelasnya.
Dikatakan, kenaikan harga ini disebabkan musim panas yang berkepanjangan. Sehingga berdampak pada menurunnya kualitas sayuran serta minimnya hasil produksi. “Stoknya sedikit. Harganya naik. Hal ini membuat pembeli sepi, mengingat daya beli masyarakat yang semakin menurun,” imbuhya..
“Stok sayuran ini kami dapatkan dari Semarang dan Solo,” tambahnya menjelaskan.
Jika tidak ada tambahan stok, harga kubis terancam akan naik lagi. “Diprediksi bisa tembus jadi Rp 15 ribu per kilogramnya,” tandas Sumiati.
Selain harganya yang mahal, lanjut dia, kualitas sayuran juga jelek. Salah satunya tomat. Tomat-tomat ukurannya lebih kecil dan mudah busuk lantaran hasil produksi yang kurang berhasil akibat cuaca ekstrim yang terjadi belakangan ini. Kemarau panjang membuat kualitas tomat kurang baik dan minim.
Sementara salah seorang pedagang sayur lainnya, Nurkijan (50), mengeluhkan kondisi ini. Sebab, kenaikan tersebut membuat omzetnya menurun 20 hingga 30 persen setiap harinya. “Karena pembeli menurun, jadi banyak dagangan yang sisa. Sementara, kondisi sayuran tidak bisa bertahan lama,” keluhnya.
Meski harga kubis mahal, salah satu penjulan gorengan diseputar alon-alon Bojonegoro, Marpuah (45) mengaku harga jual tetap dan hanya mengurangi ukuran. “Harga tetap, kalau harga dinaikan pelanggan akan mengeluh,” ujarnya. [bas]

Tags: