Cuaca Ekstrim, Komisi E Minta Dinas Terkait Siaga Bencana

Cuaca ekstrim akan melanda 13 provinsi termasuk Jatim hingga Maret nanti. Imbasnya  curah hujan tinggi dan banjir bandang bisa terjadi sewaktu-waktu, khususnya di daerah Tapal Kuda dan Pantura Jatim.

Cuaca ekstrim akan melanda 13 provinsi termasuk Jatim hingga Maret nanti. Imbasnya curah hujan tinggi dan banjir bandang bisa terjadi sewaktu-waktu, khususnya di daerah Tapal Kuda dan Pantura Jatim.

DPRD Jatim, Bhirawa
Badan Meteorologi Klimitologi dan Geofisiaka (BMKG) memprediksi cuaca ekstrim akan melanda 13 provinsi termasuk Jatim. Hal itu ditandai dengan kelembaban udara cukup tinggi di sebagian besar Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Kondisi tersebut mendukung pertumbuhan awan-awan hujan hampir di sebagian besar wilayah Indonesia sehingga curah hujan tinggi. Akibat curah hujan yang tinggi itu, di Jatim sejumlah wilayah di Tapal Kuda dan Pantura mengalami banjir bandang.
Melihat kondisi itu, Komisi E DPRD Jatim yang membidangi kesejahteraan rakyat  tak mau berpangku tangan. Bahkan Ketua Komisi E dr Agung Mulyono menginstruksikan status siaga bencana dan meminta pihak terkait untuk saling berkoordinasi melakukan tanggap bencana di sejumlah daerah yang masuk peta daerah rawan bencana terutama banjir bandang yang sudah memakan 3 korban jiwa di Gresik.
“Saya instruksikan kepada pihak terkait seperti Badan penanggulangan Bencana daerah (BPBD), Dinsos, Dinkes agar berkoordinasi dengan pemda terkait. Apalagi cuaca ekstrim bisa berlangsung sampai Maret. Harus melakukan antisipasi dan perencanaan untuk meminimalisir korban jiwa,”tegas Agung, Selasa (10/2).
Dia juga menginstruksikan kepada para anggota Komisi E untuk memantau daerah pemilihan masing-masing. Bahkan Agung juga minta para anggota Komisi E langsung turun ke lapangan begitu terjadi bencana di Dapil. Menurutnya dengan pengawasan dengan sistem Dapil lebih efektif, karena para anggota dewan pasti lebih mengenal Dapilnya.
Dokter lulusan Unair ini tak sekadar bicara, sebab ia turun langsung ke lapangan saat terjadi banjir bandang di kecamatan Prajekan, Kabupaten Bondowoso. Agung langsung turun ke lokasi yang notabene adalah daerah pemilihannya. Banjir bandang yang mengakibatkan 420 rumah warga rusak dan 65 rumah hanyut itu bisa cepat ditangani karena koordinasi yang baik antara BPBD dengan pemkab serta instansi terkait.
“Sejauh ini saya menilai kinerja BPBD dalam tanggap bencana sudah cukup baik. Namun hal itu harus ditingkatkan mengingat masih tingginya curah hujan dan membuat bencana bisa datang kapan saja. Saya juga minta semua potensi yang dimiliki BPBD disiagakan. Bahkan perlu disiapkan dana on call yang sewaktu-waktu bisa dimanfaatkan,”tegas anggota parlemen asal Dapil Jatim III itu.
Terpisah, anggota Komisi E DPRD Jatim Kartika Hidayati mengungkapkan wilayah pantura menjadi salah satu wilayah yang perlu dapat perhatian khusus. Pasalnya, di sana banyak sungai besar seperti Kali Lamong dan juga dilewati aliran Sungai Bengawan Solo. Dengan kondisi tersebut wilayah pantura dengan mudah mengalami banjir bila terjadi hujan. Apalagi kalau curah hujannya tinggi seperti saat ini, bisa dipastikan akan terjadi banjir bandang seperti yang terjadi di Gresik dan Lamongan baru-baru ini.
Wakil rakyat asal Dapil Gresik dan Lamongan ini membeberkan, wilayah pantura sangat rentan mengalami banjir bandang karena infrastruktur yang tidak memadai. Politisi perempuan asal Fraksi PKB itu mencontohkan kualitas pintu air yang ada tidak sesuai dengan volume debit air yang tinggi. Akibatnya air selalu meluap ke permukaan. Dampaknya fatal, karena air tidak hanya menyerang permukiman warga, tetapi juga menggenangi lahan pertanian dan tambak-tambak milih para petani. Dampaknya, kerugian materiel yang tidak sedikit dialami warga.
“Saya berharap pihak PU Cipta Karya bisa membangun pintu air dengan kapasitas dan volume yang lebih maksimal sehingga bisa menampung debit air saat curah hujan tinggi. Selain itu pembangunan pompa air di sejumlah titik juga harus ditambah,”papar Kartika. [cty]

Tags: