Cuaca Ekstrim Nelayan Kabupaten Probolinggo Tak Melaut

Perahu sandar di pelabuhan Kalibuntu, Kraksaan, Probolinggo.

Kab.Probolinggo, Bhirawa
Sejumlah nelayan di Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, beberapa hari terakhir enggan melaut. Cuaca yang tak bersabahat jadi penyebabnya. Bahkan, ada yang sudah dua pekan tidak melaut karena cuaca tak bersahabat. Mengakibatkan harga ikan laut naik hingga 50 persen.
Mursam, salah satu nelayan Desa Kalibuntu, Kamis 8/2 mengaku, selama dua minggu dirinya tidak melaut. Meski seharusnya kini masa melaut mecari ikan. Namun, karena angin kencang dan ombak tinggi serta situasi yang tidak menentu, pihaknya memilih tidak melaut sambil berharap ombak kembali tenang.
Menurutnya, sambil menunggu cuaca kembali bersahabat, kini para nelayan mengisi waktunya dengan cara memperbaiki kapal dan jaring yang rusak. Diketahui, Super Blood Blue Moon terjadi akhir Januari lalu. Terjadinya gerhana bulan total itu mengakibatkan air laut naik dan membuat ombak tinggi.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo Dedy Isfandi mengatakan, pihaknya memang diminta nelayan waspada dengan ombak tinggi yang terjadi di perairan laut Jawa bagian timur. Seperti, di Masalembu, Perairan Bawean, Perairan Kangean, dan Perairan Utara Jawa Timur.
Bahkan, pada Selasa-Kamis 6-8/2, ketinggian gelombang laut mencapai 3-3,5 meter. “Imbauan itu disampaikan sesuai data yang diperoleh BMKG Maritim Surabaya,” ujarnya.
Melalui Kelompok Usaha Bersama (KUB), setiap hari pihaknya mengimbau nelayan selalu waspada. Mengingat, saat ini kondisi cuaca tak menentu. “Kami hanya bisa memberikan imbauan. Karena yang berhak memberikan larangan berlayar atau melaut itu pihak Syahbandar Pelabuhan,” ungkapnya.
Akibat itu semua harga ikan laut naik tajam di sejumlah pasar tradisional, Kenaikan paling menonjol terlihat pada ikan layang hingga mencapai 100 persen. Harga ikan layang yang semula Rp 15 ribu/kg naik menjadi Rp 30 ribu/kg. Kenaikan ini dipicu akibat gelombang tinggi. Kenaikan ini juga diikuti beberapa jenis ikan laut lainnya, salah satunya ikan tongkol.
“Harga ikan tongkol mencapai Rp 45 ribu/kg dari sebelumnya Rp 35 ribu/kg,” kata Abdul Rohim, pedagang ikan di Pasar ikan koat Probolinggo. Menurutnya, kenaikan harga ikan laut sudah terjadi sebelum Pembruari ini. Tidak hanya ikan laut, harga udang juga mengalami kenaikan signifikan. Harga udang menembus Rp 35 ribu/kg dari sebelumnya Rp 20 ribu/kg, ,” kata Dedy.
Lebih lanjut Dedy mengatakan, harga ikan laut saat ini mengalami kenaikan yang signifikan, karena pasokan nelayan sangat terbatas. Rata-rata kenaikannya mencapai 30 persen per kilogramnya. Belum lagi harga di pasaran, yang jelas kalau di pasar tradisional, harganya semakin mahal,” ungkapnya.
Ia menyebut, untuk harga ikan tongkol yang biasanya hanya Rp 17.000, harganya naik menjadi Rp 22.000 per kilogramnya. Sedangkan ikan banyar yang sevelumnya Rp 25.000 menjadi Rp 30.000 per kilogramnya. Ikan binggul yang biasanya Rp 17.000, naik menjadi Rp 21.000 per kilogramnya. Sementara untuk jenis ikan lainnya kata dia, juga mengalami kenaikan, itu karena cuaca belakangan ini buruk.
Saiful Bahri, seorang nelayan di Paiton, menambahkan, sejak 20 hari terakhir ini sekitar 70 persen para nelayan tidak melaut, karena angin yang kencang di tengah laut. Ada yang berani melaut hanya 2 sampai 3 nelayan aja, itupun dipaksakan untuk melaut k arena kebutuhan sehari-hari. Tangkapan ikan sangat sedikit karena angin dan ombak yang kencang.
“Biasanya satu kapal slereg dalam satu kelompok mampu menghasilkan 1 ton ikan sekali melaut, sekarang hanya mampu menjaring ikan sebanyak 1 hingga 2 kwintal saja, angin dan ombak di tengah laut kencang,” tambahnya. [wap]

Tags: