Cuaca Ekstrim, Nelayan Kraksaan Probolinggo Tambatkan Perahu

Nelayan Kraksaan enggan melaut akibat cuaca ekstrim.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Probolinggo, Bhirawa
Terjadinya cuaca buruk di wilayah perairan Kota/kabupaten Probolinggo, membuat para nelayan tidak berani melaut. Para nelayan terpaksa melakukan aktivitasnya di bibir pantai. “Ombaknya tinggi mas, jadi kami tidak berani melaut, kami tambatkan perahu dan berkegiatan memperbaiki jaring .Hal ini diungkapkan Warianto salah seorang nelayan di Kota Probolinggo, Selasa 14/1/2020.
Selama tidak melaut, para nelayan terpaksa harus mencari ikan di bibir pantai. Bahkan, sebagian nelayan memperbaiki jaring dan perahu. “Ya inilah aktivitas kami, saat tidak melaut,” katanya.
Sepanjang tahun 2019, cuaca perairan di Kabupaten Probolinggo begitu baik. Hal ini berdampak pada target produksi perikanan tangkap Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Probolinggo yang telah melebihi target yang telah ditetapkan.
Kasubbag Perencanaan dan Keuangan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Probolinggo Sigit Pujotomo mengatakan, hingga minggu ketiga Desember, target produksi perikanan tangkap sudah mencapai 100,74 persen. “Produksi perikanan tangkap sudah mencapai 26.018,5 ton, dimana target tahun ini sebanyak 25.828 ton. Pencapaian tersebut telah melebihi target yang telah ditetapkan,” ujarnya.
Menurutnya, tercapainya target produksi perikanan tangkap karena cuaca perairan di sepanjang pantai utara dalam beberapa bulan belakangan sangat mendukung. Dimana suhu perairan yang hangat cenderung membuat populasi ikan lebih banyak. “Memang jika perairan hangat, cocok untuk populasi ikan. Sehingga, tangkapan ikan menjadi lebih melimpah,” tuturnya.
Sempat terjadi penurunan tangkapan ikan saat bulan Oktober, yakni ketika memasuki puncak musim kemarau. Saat itu menjadi masa paceklik bagi nelayan karena ikan cenderung mencari air yang suhunya lebih dingin. Namun, tangkapan ikan akan meningkat ketika masuk musim hujan.
“Puncak kemarau terjadi sekitar bulan Oktober. Cuaca panas seperti ini hasil tangkapan ikan menurun karena ikan cenderung berlindung di karang. Kendati terjadi penurunan, namun tidak terlalu menonjol, paling sekitar 10 persen,” katanya.
Perikanan tangkap sangat berpengaruh pada masyarakat. Sektor ini merupakan salah satu penggerak ekonomi pada masyarakat. Sektor perikanan tangkap juga berpengaruh pada ketahanan pangan yang ada, dalam hal pemenuhan kebutuhan ikan untuk masyarakat.
“Banyak masyarakat di Kabupaten Probolinggo yang masih menggantungkan hidup pada hasil laut yakni perikanan tangkap. Bahkan merupakan salah satu penggerak perekonomian masyarakat. Jika produksi perikanan tangkap yang telah tercapai bisa dijadikan cerminan kehidupan ekonomi nelayan tercukupi,” paparnya.
“Saat ini arus laut besar sehingga tangkapan ikan cenderung menurun. Kami lebih baik beristirahat dulu menunggu cuaca laut kembali normal,” kata Warianto, pemilik kapal Porsen asal Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo.
Ia menyebut, para nelayan yang tidak melaut mengerjakan perbaikan jaring ikan dan sebagian menggunakannya untuk memperbaiki kapal. Saat melaut, Warianto mengaku dapat memperoleh tangkapan ikan maksimal 5 ton dalam seharinya. Biasanya para nelayan menangkap ikan hingga wilayah kawasan laut Pulau Madura.
Senada, Abdur Rohim menyebut jika waktu ini cuaca laut memang kondisinya tidak bersahabat. “Selain cuaca ekstrem, kondisi terang bulan juga menjadi pemicu sepinya tangkapan ikan. Kalau orang nelayan menyebutnya terak bulen ikan sepi,” jelasnya.
Dengan sepinya nelayan pergi melaut, harga ikan mulai meningkat di pasaran. “Memang harga ikan saat ini cenderung mahal karena banyak nelayan tidak melaut,” tandasnya.
Humas KSOP Klas IV Probolinggo, Herman Eko mengatakan, pihaknya juga telah menghimbau kepada para nelayan maupun operator pelayaran untuk tidak melakukan aktivitas di laut, karena kondisi cuaca saat ini sangat esktrim.”Makanya untuk sementara waktu, para nelayan agar tidak melaut dulu. Karena cuacanya sangat membahayakan,” tuturnya.
Himbauan tersebut, lanjut Herman Eko, tidak hanya diberlakukan bagi kapal nelayan saja, tetapi juga kapal transportasi (penyeberangan) di dermaga Probolinggo. “Kapal transportasi boleh beroperasi di pagi hari. Tetapi di atas pukul 12 siang, biasanya terjadi angin kencang di tengah laut. Sehingga sangat membahayakan penumpang,” tambahnya.(Wap)

Tags: