Produksi Garam di Pasuruan Menurun Drastis

Salah satu petani garam di Desa Raci, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan memanen garam, Minggu (4/12). Cuaca yang ekstrim di Pasuruan saat ini membuat produksi garam menurun drastis. [Hilmi Husain]

Salah satu petani garam di Desa Raci, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan memanen garam, Minggu (4/12). Cuaca yang ekstrim di Pasuruan saat ini membuat produksi garam menurun drastis. [Hilmi Husain]

(Cuaca Ekstrim,)

Kab.Pasuruan, Bhirawa
Cuaca yang tak menentu di Pasuruan, terkadang panas dan terkadang pula hujan membuat petani garam resah, lantaran produksi garamnya turun, bahkan sampai merugi.
Akibat dari hal tersebut membuat tingkat produksi garam tahun ini mengalami penurunan lebih tajam, hingga target yang ditentukan pada awal tahun pun meleset.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pasuruan, Slamet Nurhandoyo menyampaikan target produksi garam untuk tahun ini mencapai 26.000 ton. Hanya saja, karena kondisi cuaca yang makin ekstrim sehingga di akhir tahun di bulan Desember ini produsi garam hanya mencapai 800 ton.
“Tahun ini target produksi garam turun drastis. Imbas dari cuaca. Saat pagi cuaca panas, namun siang hari hingga sore hari hujan deras. Pembuatan garam masih tergantung pada sinar matahari,” terang Slamet Nurhandoyo, Minggu (4/12).
Menurut Slamet, dari 204 petani garam di Kabupaten Pasuruan, sebagian sudah menggunakan sistem geoisolator, sisanya menggunakan cara tradisional. Namun, sistem geoisolator tersebut tak mampu membuat produksi garam menjadi maksimal.
“Meskipun 98 persen petani garam menggunakan geoisolator namun tetap harus mengandalkan sinar matahari. Jika kondisinya hujan, terpalnya pasti akan tercampur dengan air hujan. Akibatnya garam menjadi tak bisa sempurna,” papar Slamet Nurhandoyo.
Sekadar diketahui, luasan lahan garam di Kabupaten Pasuruan mencapai 245 hektar. Luasan itu tersebar di empat desa di tiga kecamatan. Antara lain Desa Raci, Kecamatan Bangil, Desa Gerongan dan Kalirejo, Kecamatan Kraton, serta Desa Tambaklekok, Kecamatan Lekok.
Saat ini, pihaknya mencoba membuat satu unit rumah prisma di Desa Gerongan, Kecamatan Rejoso. Rumah prisma itu untuk antisipasi gagal panen petani garam di Kabupaten Pasuruan saat cuaca yang ekstrim. Karena biayanya cukup mahal, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pasuruan hanya membangun satu unit saja.
“Rumah prisma itu sebagai penangkal cuaca ekstrim yang terjadi saat ini. Menggunakan rumah prisma, garam akan terbentuk dalam dua hari dengan masa panen seminggu setelahnya,” jelasnya. [hil]

Tags: