Cuaca Mendung, Tembakau di Kabupaten Probolinggo Diserang Ulat

Panen tembakau wilayah sukapura kuatir di serang ulat.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Terealisasi 8.984 Ha dari Target 10.774 Ha Lahan Tembakau
Probolinggo, Bhirawa.
Realisasi luas areal tanam tembakau di Kabupaten Probolinggo hingga Selasa (28/7) masih 8.984 hektare. Angka itu masih jauh di bawah target rencana luas areal tahun ini sekitar 10.774 hektare. Selain itu cuaca mendung, tembakau di Probolinggo diserang ulat, petani harus panen dini.

Data yang ada di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian menyebutkan, luas areal tanam tembakau di Kabupaten Probolinggo paling dominan di wilayah timur. Tertinggi wilayah Kecamatan Krejengan, sekitar 2.086 hektare lahan sudah ditanami tembakau. Kemudian, wilayah Kotaanyar, Besuk, yang sama-sama sekitar 1.600 hektare tanaman tembakau, serta wilayah Sukapura dan Sumber.

Ada sejumlah faktor yang membuat petani ogah menanam tembakau tahun ini. “Tahun ini saya tidak tanam tembakau. Karena cuacanya seperti ini, masih turun hujan. Apalagi pandemi Covid-19, takutnya gudang butuh tembakau sedikit. Jadi, akhirnya sulit menjual dan harganya murah,” kata Sulis, salah satu petani tembakau asal Krejengan, Selasa (28/7).

Kepala DKPP (Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian) Kabupaten Probolinggo Nanang Trijoko Suhartono mengatakan, target rencana luas areal tanam tembakau di Kabupaten Probolinggo tahun ini sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Yaitu, 10.774 hektare. Namun, hingga akhir bulan ini baru terealisasi sekitar 8.984 hektare. “Realisasi tanam tembakau sampai sekarang masih sekitar 8.984 hektare. Memang masih jauh dari target rencana luas areal,” katanya.

Nanang mengaku tidak dapat memaksakan petani untuk menanam tembakau. Banyak faktor realisasi tanam tembakau saat ini belum penuhi target. Tidak sedikit petani yang berpikir ulang tanam tembakau karena pengaruh cuaca.

Selain itu, di tengah pandemi Covid-19, ada khawatiran pada petani, gudang tembakau tidak ambil tembakau jumlah besar tahun ini. “Musim kemarau sekarang juga mundur. Mengingat, kemarin-kemarin masih turun hujan. Semoga saja di bulan Agustus petani lainnya memilih untuk tanam tembakau. Karena diperkirakan sudah memasuki puncak kemarau,” terangnya.

Musim kemarau sejatinya menjadi musim bahagia bagi petani tembakau di Kabupaten Probolinggo. Masa pertanian tembakau berlangsung selama cuaca terik. Namun, cuaca mendung saat kemarau menimbulkan masalah pada pertanian tembakau Voor Oogst (VO) Paiton. Sepekan terakhir, banyak tembakau petani yang diserang ulat.

Salah seorang petani tembakau Moh. Najib Affandi mengatakan, cuaca mendung saat musim kemarau membuat suhu dingin. Hal itu menjadikan pertumbuhan ulat meningkat. “Kalau cuacanya udah mendung, suhunya dingin, ulat makin banyak,” tuturnya.

Ia mengakui bahwa pertanian tembakau di wilayah Krejengan, terutama di Desa Jatiurip saat ini sedang marak serangan ulat. Beberapa daun tembakau yang berusia sekitar sebulan juga tak luput dari gerogotan ulat. “Daun tembakau rusak. Jadi petani sekarang mengintenskan penyemprotan pestisida pada tembakaunya, agar serangan ulatnya tidak makin parah,” ucap warga Dusun Lamur, Desa Jatiurip, Kecamatan Krejengan tersebut.

Didik menuturkan, sebelum adanya serangan ulat, petani menyemprotkan pestisida sekali dalam sepekan, sebagai upaya pencegahan. Sedangkan saat ini, petani menyemprot pestisida 2 hari sekali. “Lima hari aja tidak segera disemprot, ya sudah rusak parah daunnya,” katanya.

Anggota Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Probolinggo ini pun mengimbau kepada petani yang tembakaunya diserang ulat agar menerapkan penyemprotan pestisida berbaha organik. “Kalau penanganannya selalu kimia, khawatir kurang pas dengan selera pabrikan rokok. Akibatnya pada penurunan harga jual tembakau di tingkat petani. Yang jelas, malah petani yang rugi nanti,” bebernya.

Petani tembakau di wilayah Kecamatan Sukapura sudah mulai memasuki masa panen. Areal tanam tembakau di wilayah Kecamatan Sukapura tidaklah luas. Realisasi hingga akhir Juni sekitar 5 hektare sudah mulai panen. Meskipun mulai ditanam di ujung musim hujan, hasil panen tembakau wilayah Sukapura cukup bagus.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo Nanang Trijoko Suhartono melalui Kabid Perkebunan Nurul saat dikonfirmasi mengatakan, rencana luas areal tanam tembakau di Kabupaten Probolinggo tahun ini sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Yaitu, 10.774 hektare.

“Luas areal tanam tembakau sama dengan tahun 2019. Karena kami tidak bisa paksa petani untuk menanam tembakau semua,” paparnya. Nurul menjelaskan, untuk musim tanam tahun ini, para petani di 7 wilayah kecamatan, areal tanam terluas baru mulai tanam bulan Juni. Mengingat, ada pergeseran musim yang terjadi dan faktor cuaca sangat berpengaruh pada masa tanam tembakau. Karena itu, sebagian besar petani tembakau baru mulai tanam bulan Juni.

“Tetapi, ada juga di wilayah Sukapura yang sudah beberapa bulan lalu mulai tanamnya. Malahan kemarin (Juni) sudah mulai banyak yang panen,” katanya. Nurul mengaku, saat monitoring tanam tembakau ke wilayah Sukapura beberapa hari lalu, tampak tanaman tembakau sudah tinggi. Sebagian sudah mulai dipanen. Hasil panen tembakaunya bagus. Itu, tentu pengaruh dari sistem tanam dan saluran airnya. Sehingga, tidak ada genangan air meski sempat turun hujan.[wap]

Tags: