Cuaca Tak Menentu, Warga Diminta Waspadai DBD

Kepala-Seksi-Penyakit-Menular-Dinas-Kesehatan-Bojonegoro-dr-Whenny-Dyah.-[achmad-basir/bhirawa]

Bojonegoro, Bhirawa
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bojonegoro,meminta warga mewaspadai penularan Deman Berdarah Dengue (DBD) yang marak akhir-akhir ini, akibat tidak menentunya cuaca. Kepala Seksi Penyakit Menular Dinas Kesehatan Bojonegoro, dr Whenny Dyah mengatakan, saat cuaca tidak menentu seperti ini, hujan masih sangat mungkin untuk turun di wilayah Bojonegoro. “Selama periode musim penghujan masyarakat diminta tetap lakukan pencegahan dengan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) walaupun fogging telah dilakukan,” jelas Dia kemarin (14/3).
Whenny mengatakan bahwa penyemprotan dilakukan sesuai indikator agar efektif, antara lain penyelidikan epidemiologi (PE) per 100 meter persegi (m2) wilayah. Hal itu bertujuan untuk mencari suspect atau penderita DBD lain serta perkembangan jentik nyamuk. “Jadi tak harus menunggu ada korban jiwa dulu. Jika ada informasi di suatu daerah ada dua orang terjangkit DBD, Dinkes akan menyelidikinya,” ujarnya.
Hal itu tak serta merta dilakukan fogging jika jumlah jentik teridentifikasi kurang dari lima persen dari jumlah rumah dalam area PE. Melainkan cukup dilakukan PSN saja. Fogging atau penyemprotan yang telah dilakukan Dinkes meliputi delapan daerah diantaranya lima di Kecamatan Kota telah disemprot. ”Tiga daerah lainnya adalah di Kecamatan Baureno, Kepohbaru dan Sumberrejo,” jelasnya.
Pihaknya tak bosan-bosan mengingatkan agar PSN tak berhenti dilakukan setelah penyemprotan sebab antisipasi DBD harus terus berlangsung selama periode basah (musim hujan). “Karena fogging adalah upaya pamungkas jika penjangkitan DBD memburuk. Sesuai pola jumlah kasus, DBD terus mengancam hingga mendekati ke musim kemarau,” tuturnya.
Di periode tersebut, jumlah kasus DBD akan menurun.Sementara itu, program Jumantik (Juru Pemantau Jentik) Kemenkes RI bakal mulai dilaksanakan bulan ini. Menurut Whenny, kader-kader jumantik telah tersedia di setiap desa. Juknisnya juga sudah turun.
Sedang dalam bulan ini, Dinkes tengah bersosialisasi dengan seluruh kecamatan Kabupaten Bojonegoro. “Nantinya, pihak Kecamatan melalui Kepala Urusan yang berwenang akan meneruskan informasinya ke tingkat desa,” jelasnya.
Pada pelaksanaannya nanti, pihak Dinkes memberikan stiker khusus bagi rumah tangga yang telah memiliki jumantik. Dalam data Dinkes, ada 60 kasus baru DBD hingga pertengahan Maret. Rinciannya, 27 kasus di Januari dan Februari dan sementara enam kasus pada bulan ini. Dalam periode puncak tersebut Jumlah kasusnya menurun dibanding 2016 yakni ada 135 kasus 3 meninggal pada Januari, 100 kasus 2 meninggal di Februari dan 51 kasus 3 meninggal pada Maret.
Dalam dua bulan terakhir, penyakit yang disebabkan virus dengue itu dilaporkan telah merenggut tiga nyawa. Baru-baru ini, satu orang lagi di Kelurahan Karangpacar juga meninggal dunia namun laporannya belum diterima Dinkes. [bas]

Tags: