Curah Hujan Tinggi, Bahan Baku Mahal

Produksi tepung topioka di Kabupaten Kediri mengalami penurunan disebabkan tingginya curah hujan dan mahalnya bahan baku.

Produksi tepung topioka di Kabupaten Kediri mengalami penurunan disebabkan tingginya curah hujan dan mahalnya bahan baku.

Kab Kediri, Bhirawa
Produksi tepung topioka di Kabupaten Kediri mengalami penurunan dan produksi merosot hingga 150 persen. Halini disebabkan tingginya curah hujan dan kenaikan harga bahan baku dari luar daerah.
Seperti halnya sentra produksi tepung topioka di Desa Petok, Kecamatan Mojo, pada musim penghujan ini kegiatan produksi terganggu, sehingga mereka kerap libur sebab kesulitan menjemur tepung setengah jadi yang masih basah.
Dikatakan Abdul Kayin produsen tepung topioka apabila musim kemarau bahan setengah jadi ini mampu dikeringkan secara cepat, namun jika musim seperti ini untuk mengeringkan mencapai 2 hingga 3 hari.
“Kegiatan produksi sering libur, karena tidak ada panas untuk menjemur bahan setengah jadi yang masih basah, kalau musim seperti ini menjemur hingga 2-3 hari” kata Abdul Kayin, Selasa (17/3).
Produsen tepung topioka lainnya Rokhim, menuturkan pihaknya terpaksa mendatangkan bahan baku dari malang meskipun harganya jauh lebih mahal. “Harga ketela dari lura daerah mencapai Rp 1,5 juta per rit,  padahal harga ketela lokalan hanya Rp 850 ribu per ritnya” terang Rokhim
Akibatnya dua penyebab ini, produksi tepung topioka di kabupaten Kediri merosot mencapai 8 ton perhari, dari hari biasa yang mencapai 24 ton perhari. Untuk menekan biaya produksi terpaksa pengusaha harus mengurangi karyawannya.
Diketahui, di sentra produksi tepung topioka ini ada 20 orang produsen rumahan. Hasil produksi mereka dijual ke para pengusaha krupuk didalam maupun diluar daerah. [van]

Rate this article!
Tags: