Curah Hujan Tinggi, Petani Cabai di Kabupaten Bojonegoro Merugi

Sejumlah buruh petani saat memanen cabai di Bojonegoro.

Bojonegoro,Bhirawa Petani cabai di Desa Kepoh, Kecamatan Kepohbaru, Kabupaten Bojonegoro terancam gagal panen dan merugi akibat cuaca ekstrem. Tanaman cabai merah besar, yang sudah memasuki masa panen tersebut, justru malah tidak bisa dipanen.
Salah satu petani ditemui di lokasi, Sukamto, mengatakan bahwa curah hujan tinggi dan disertai angin kencang yang terjadi belakangan ini, mengakibatkan tanaman cabai miliknya rusak. Kondisi ini membuat dirinya rugi besar, sebab produksi cabai merosot drastis hingga mencapai lebih dari 50 persen.

” Intensitas curah hujan tinggi selama dua pekan terakhir membuat hasil panen menurun, bahkan sampai 50 persen,” katanya, kemarin (21/3).

Selain tanaman cabai banyak yang membusuk lantaran akibat hujan yang turun terus menerus, tanaman cabai miliknya juga diserang oleh hama patek atau antraknosa. Dampaknya, hasil panen menjadi merosot lantaran sebagian besar buah cabai membusuk dan mengering, hingga banyak yang rontok ke tanah. Akhir-akhir ini kan hujan terus. Ditambah angin juga kencang. Hasilnya buah cabai yang hampir panen busuk, terus daunnya juga jadi keriting,

Dirinya, menyebutkan, sekali petik dari sepetak lahan berukuran 100 meter persegi awalnya mampu menghasilkan rata-rata empat karung cabai. Nanun, kini hanya mampu menghasilkan tak lebih dari dua karung saja dan itupun dengan kualitas rendah.

” Akibatnya membuat harga cabai di tingkat petani anjlok, jika dalam kondisi normal harga cabai merah di berada di kisaran Rp 30 ribu perkilogram, tetapi saat ini harganya kisaran Rp 19 ribu per kilogramnya,”sambungnya.

Merosotnya hasil panen ini, membuat petani rugi jutaan rupiah. Setiap petak lahan berukuran seratus meter persegi yang ia miliki, kerugian yang harus ditanggung berkisar antara Rp 2 juta sampai Rp 3 juta. Hal ini disebabkan tingginya biaya cocok tanam, pemupukan dan perawatan selama proses masa tanam.

Dirinya mengaku hanya bisa pasrah dengan kondisi yang dialaminya. Guna mengurangi resiko kerugian yang lebih besar, ia tetap berupaya memanen cabai yang rusak untuk dikeringkan, meski dengan hasil seadanya.

” Untuk cabai yang masih agak bagus dikeringkan. Sedangkan yang membusuk dan diserang Patek saya ambil dan buang, agar tidak merambat ke buah cabai lainya,”pungkasnya. [bas]

Tags: