Cuti Lebaran, Proyek Dihentikan, Tol Paspro Progres 76 Persen

Proyek tol Paspro di Leces di hentikan saat cuti lebaran 2018.

Probolinggo, Bhirawa
Proyek pembangunan jalan tol Pasuruan-Probolinggo (Paspro) dihentikan sementara saat libur Lebaran. Yakni, mulai Senin lalu 11/6 sampai 24 Juni mendatang. Hal itu dilakukan karena pekerja proyek mudik ke kampung halamannya. sejak awal, pihaknya memang menargetkan penyelesaian proyek di angka persentase tersebut sebelum mudik Lebaran. Hal ini diungkapkan Kepala proyek tol Paspro dari PT Waskita Karya, Sutriman, Kamis 14/6.
“Untuk progres pengerjaannya, sudah mencapai 76,042 persen,” ujarnya. Sayang, saat ditanya terkait pembangunan proyek yang belum terselesaikan, Sutriman enggan menjawab. Seluruh pekerja proyek yang berjumlah sekitar 400 orang, 9 Juni lalu telah dipulangkan. Pemulangan itu dilakukan di lokasi proyek tol. Yakni, di simpang susun Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo. Seluruh pekerja proyek mendapat fasilitas mudik gratis dari perusahaan.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Agus Minarno mengatakan, berdasarkan laporan dari PT Waskita Karya sebagai pelaksana proyek itu, progresnya telah mencapai 76 persen.
“Untuk seksi 1, 2, dan 3 pembangunan jalan tol Paspro ini telah mencapai 76 persen. Artinya, kurang 24 persen lagi selesai,” terangnya. Ia menjelaskan, pembangunan proyek tersebut ditargetkan selesai Oktober mendatang. Sedangkan untuk seksi 4 masih dalam tahapan perencanaan.
“Targetnya, Oktober sudah selesai semua. Untuk yang seksi 4 kan masih dalam tahapan penetapan lokasi oleh gubernur. Sedangkan untuk pembebasan lahannya akan dilakukan bulan depan,” ujarnya. Berbeda dengan pembebasan lahan seksi 1, 2, dan 3 yang telah mencapai 98,20 persen.
Dalam proyek ini, sedikitnya ada 33 jembatan kecil yang dikerjakan. Jembatan tersebut terdiri atas berbagai fungsi. Mulai dari jalan dan juga saluran irigasi. Dari 33 jembatan itu, yang telah terselesaikan sekitar 21 jembatan.
“Untuk jembatan kecil yang meliputi jembatan saluran irigasi, closing jalan, dan lainnya itu yang belum selesai sekitar 12 jembatan. Ini, yang kami kebut penyelesaiannya,” tandasnya.
Diketahui, pengerjaan proyek tol Paspro sendiri tak sepenuhnya berjalan mulus. Selain insiden ambruknya girder tol yang merenggut nyawa pekerjanya, juga ada aksi protes yang dilakukan warga, paparnya.
Terakhir ratusan warga Desa Sumberkare, Kecamatan Wonomerto, Kabupaten Probolinggo memblokade proyek tol Pasuruan-Probolinggo (Paspro), Senin 4/6). Sebab sudah satu tahun lamanya akses menuju sawah mereka tertutup proyek strategis nasional (PSN) tersebut.
Ratusan warga itu berasal dari dua dusun, yakni Dusun Gedangan dan Dusun Krajan. Mereka secara bersama-sama melakukan blokade area proyek Tol Pasuruan Probolinggo (Paspro) di desa setempat. Mereka membentangkan pohon bambu di tengah proyek yang tengah digarap oleh kontraktor.
Warga menuntut jalan tembusan yang menjadi satu-satunya akses untuk ke sawah dibuka kembali. Jika tak dibuka, warga menuntut dibuatkan jalan alternatif. Sebab bila jalan tersebut ditutup maka akses warga menuju ke sawah mereka tidak ada lagi.
“Kami hanya meminta dibuatkan jalan alternatif untuk menuju ke sawah mas. Rumah warga ini mayoritas di Dusun Krajan dan sawahnya di Dusun Gedangan sebelah. Kalau jalan Desa ini ditutup dan tidak diganti jalan baru kami lewat mana kalau mau ke sawah mas,” ujar H. Kosim, salah satu tokoh masyarakat.
Kosim menuturkan, aksi warga itu dilakukan karena selama lebih setahun tak ada kejelasan dari pihak PPK maupun PT. Waskita Karya, selaku pelaksana proyek. Dimana jalan akses itu ditutup untuk kegiatan pembangunan tol, tambahnya.(Wap)

Tags: