Dada Waktu
Oleh:
Moehammad Abdoe
hening meneroka tubuh malam
menjentik bunga dada pancaroba
teduh mayang bernaung di bawah payung
langsat berbuah dadu angin hulu timur
menyergap poripori dasar kerajaan tanah
bertunas sorban daripada rumah rayap
sepenggalah lagi mendaki tebing curam
layu beralih sangkan kemudian
berkata sayap angin kepada serangga
:napasmu bukanlah meja cemas
duduk berkaca wajah baru
satu musim tengah berangsur ke laut
Malang, 29 November 2020.
RAKYAT
bagaimana rakyat mau makan
sedang tikus menguasai lumbung padi
bagaimana rakyat bisa tenteram
sedang hatimu sungguh kering dan tandus
pena melukis buas mengecoh mata
bersumpah janji menanak padi menjadi nasi
bicara tanpa bukti sama dengan berdusta
berak di atas penderitaan rakyat sama dengan menghina
Jakarta, 31 Oktober 2019.
TERANG
sepenggal purnama dari teluk malam
telah kauserap derai biji langit sampai ke dasar hatimu
dalam seribu wajah rahasia daun kering berguguran
jauh kelana hulu sungai jenuh
namun hendaklah segera kaujemur tabah
cahaya lekas menyambut
Jakarta, 8 November 2020.
SERIGALA BERBULU DOMBA
apalah guna prestasi
mencangkul alfabet di ladang massa
bila angin melepas jaring
kata-kata hanyalah berupa awan
apalah guna nama besar
mendaki langit tinggi menggunakan tangga
bila huma masih tiada terawat
hidup hampa terbayang-bayang
ayam telah menjadi anjing
anjing menjelma rupa di bawah rembulan
mengaung orang-orang pandai
serigala berbulu domba
Malang, 6 September 2020.
BUMI PAPAN CATUR
Entahlah, Pak
Apakah bumi kita ini sama seperti papan catur
Di mana setiap manusia digerakkan oleh pemikiran
Setiap perbuatan diperhitungkan benar-benar untung dan ruginya
Aku juga tidak tahu
Apakah cinta sepasang kekasih masih berlaku
Karena kulihat dua pasukan berkuda itu saling bunuh dan mengalahkan
Yang hitam menyesatkan
Yang putih menghasut
Andai benar bumi kita ini sama seperti papan catur
Setidaknya masih ada orang-orang kecil yang rela berkorban untuk kelangsungan hidup rajanya
Jakarta, 11 Oktober 2019.
LALAI
celaka…
ke mana ‘ku akan pulang?
di bumi terbunuh sepi
Malang, 3 Desember 2020.
Tentang Moehammad Abdoe.
Plopor komunitas Pemuda Desa Merdeka. Karyanya berupa puisi dan cerpen terbit di berbagai media massa Indonesia maupun luar negeri, antara lain: News Sabah Times, Harian Ekspres, Utusan Borneo, Suara Sarawak, Suara Merdeka, Kedaulatan Rakyat, Pikiran Rakyat, Minggu Pagi, Republika, Bhirawa, Koran Merapi, Rakyat Sultra, Riau Pos, Tanjunpinang Pos, serta diabadikan di pelbagai buku antologi bersama. Bukunya yang segera terbit “Anak Semata Wayang”.
———- *** ———-