Daerah Pegunungan Arjuno Rawan Kebakaran dan Angin Kencang

Petugas tengah mencoba Padamkan api, dengan memukul-mukulkan dahan pohon, di salah satu titik kebakaran kawasan hutan Gunung Ringgit, Selasa (11/9).

Pasuruan, Bhirawa
Hutan di kawasan Gunung Ringgit Pegunungan Arjuno terbakar sejak dua hari terakhir. Berdasarkan informasi, kebakaran terjadi sejak Minggu (9/9) malam hingga berlanjut pada Selasa (11/9) dini hari.
Agar kebakaran tidak semakin meluas, petugas BPBD Kabupaten Pasuruan memasang sekat bakar. Pemasangan itu berada di kawasan Ledug, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan.
“Kami sudah memasang sekat bakar. Tujuannnya supaya kebakaran tidak merembet semakin luas. Pemasangan itu berada di Leduk, kawasan hutan milik Perhutani,” tandas Bakti Jati Permana, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan, Selasa (11/9).
Menurutnya, penyebab kebakaran belum dapat diketahui. Namun, berdasarkan laporan, kegiatan pembuatan arang oleh warga menjadi pemicunya.
“Yang kami ketahui adalah ada aktivitas pembakaran untuk arang. Ditambah lagi, keberadaan pemburu yang ceroboh. Yakni pemburu kerap kali membuang puntung rokok atau melakukan kegiatan lain, yang memunculkan api hingga tak terkendali, membakar hutan,” urai Bakti Jati Permana.
Hingga saat ini, pihaknya masih kesulitan mendapatkan kejelasan, terkait luasan hutan ataupun lahan terbakar. Sulitnya medan hutan di perbatasan kawasan Gunung Ringgit dan Gunung Arjuno tersebut, menjadi salah satu kendala, sehingga api tidak bisa segera dipadamkan.
Untuk sementara, saat ini BPBD Kabupaten Pasuruan masih memberikan support logistik dan personil. Pasalnya, perihal penanganan kebakaran, boleh dibilang masuk dalam kewenangan pihak Tahura. Hal itu diketahui luasan hutan ataupun lahan yang terbakar berada di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) R Soeryo.
Sementara Senin (10/9) pagi, tiang besi tempat pemasangan spanduk ambruk dan nyaris menimpa barisan ASN yang sedang melakukan apel pagi di halaman Balai kota Batu.Tiang reklame besi ini terpasang di halaman parkir sisi timur Balai Kota Among Tani ini berfungsi untuk pemasangan berbagai banner dan spanduk pengumuman/ pemberitahuan.
“Beberapa kali terdengar bunyi besi berdecit, semakin lama semakin keras hingga akhirnya ASN dari Disparta yang baris dibawahnya membubarkan diri,” ujar salah seorang ASN yang namanya tak mau dipublikasikan.
Saat itu spanduk dan banner hampir menutup seluruh papan reklame. Sementara angin bertiup kencang dari arah selatan menuju utara, hingga seperti layar terkembang dengan mudah mendorong papan reklame ini.
Meskipun sebagian besar ASN sudah menyingkir, ada satu ASN yang nyaris tertimpa papan. “Dia hanya pasrah berdiri, Alhamdulillah kok pas di tempat banner yang kosong, hingga tidak sampai tertimpa besi,” tambah ASN tadi.
Insiden ini sempat membuat jalannya Apel terganggu. Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko sempat menghentikan sambutan beberapa waktu. Setelah dirasa aman dan tidak ada yang terluka, Apel dilanjutkan.
Sehari sebelumnya, angin kencang juga telah mengakibatkan hutan di Oro-Oro Ombo, lereng Gunung Panderman Kota Batu kembali terbakar. Diduga adanya angin kencang mengakibatkan api yang sudah padam di lereng gunung tersebut hidup kembali. Dalam kebakaran hutan ini telah mengakibatkan total kerusakan sekitar 4 hektare hutan di lereng Gunung Panderman.
“Sebelumnya, pada Minggu (9/9) pukul 14.30 WIB juga telah terjadi kebakaran hutan di petak 228 B RPH Oro-Oro Ombo, BKPH Pujon, KPH Malang di kawasan selatan lereng Gunung Panderman. Adapun kebakaran diduga karena kelalaian manusia,” jelas Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bncana Daerah (BPBD) Kota Batu, Achmad Choirur Rochim.
Selain kebakaran hutan, angin kencang juga telah menyebabkan terjadinya pohon tumbang di beberapa titik di Kota Batu. Di antaranya, sebuah pohon ceri dengan tinggi 7 meter dan diameter 35cm di Jl Raya Dieng, Desa Sidomulyo. Pohon tumbang juga terjadi di Jl Raya Cangar, Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Senin (10/9). Sebuah pohon jenis akasia ini tumbang akibat tertiup angin kencang hingga menutupi Jl Raya Batu-Pacet.
Dengan serentetan kejadiandi atas, BPBD Kota Batu mengeluarkan imbauan sekaligus peringatan dini terhadap fenomena angin kencang. Pertama, masyarakat dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman pohon tumbang di sekitar wilayahnya masing-masing.
Kedua, bagi pengguna jalan agar mewaspadai ranting/dahan yang berpotensi patah serta tidak memarkir kendaraan di sekitar pohon yang rawan tumbang. Ketiga, masyarakat dihimbau untuk Tidak melakukan aktivitas pembakaran di kawasan hutan dan pembakaran sampah secara sembarangan.
“Dan keempat, diharapkan warga segera melaporkan jika mengetahui ancaman/potensi bahaya dan mengetahui kejadian darurat ke Posko BPBD Batu,” himbau Rochim.(hil.nas)

Tags: