Daftar SNMPTN Bukan untuk Coba-coba

Rektor Unair Prof M Nasih mengunjungi stand pameran Fakultas Kedokteran usai memberikan sosialisasi SNMPTN di gedung ACC Unair, Jumat (23/2).

Unair Ingatkan Sanksi Pengurangan Kuota

Surabaya, Bhirawa
Para siswa yang akan mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) harus berpikir masak-masak terlebih dahulu. Sebab, mendaftar SNMPTN tidak bisa sekadar untuk coba-coba. Apalagi bagi yang sudah diterima, apapun alasannya, sangat tidak disarankan untuk mundur.
Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof Moh Nasih menegaskan, mendaftar SNMPTN dan memilih PTN tidak boleh sekadar coba-coba. Karena jika sudah diterima, konsekuensinya siswa harus siap masuk. Bahkan jika dalam waktu yang bersamaan siswa diterima di sekolah kedinasan, akademi militer misalnya.
“Tetap akan kena sanksi sekolahnya. Jika setelah diterima SNMPTN itu kemudian mundur tidak diisi. Meskipun alasannya diterima di sekolah kedinasan,” tutur Nasih. Sanksi yang diberikan adalah pengurangan dari indeks sekolah dalam SNMPTN.
Nasih menuturkan, kalau ada yang mundur dari SNMPTN tidak hanya merugikan PTN tetapi juga merugikan teman-teman satu sekolah yang seharusnya bisa mengisi kursi tersebut. Karena itu, sanksi tetap diberikan ke sekolah.
“Sanksi ini untuk memastikan bahwa lamaran atau pendaftaran calon siswa sudah dipikir masak-masak,” tutur dia.
Nasih menegaskan, penerimaan SNMPTN tidak hanya sekadar soal nilai siswa. Lebih dari itu, peluang masuk dalam SNMPTN juga dihitung terkait peta persaingan di masing-masing program studi dan sekolah asal. Misalnya untuk Fakultas Kesehatan (FK), kuota dan persaingannya sangat ketat. Karena itu, sekolah yang ingin mendaftarkan siswanya ke FK diharapkan bisa selektif. “Kalau ada anak ranking satu sampai lima, jangan didaftarkan semua, percuma. Daftarkan saja yang ranking satu atau mentok dengan yang peringkat kedua,” tegas dia.
Selain cermat dalam persaingan, Nasih juga menegaskan bahwa kampus yang dia pimpin tidak akan menerima pendaftar selai pilihan pertama. Ini berlaku khusus SNMPTN. Sebab, menurutnya pilihan itu juga menunjukkan komitmen bagi yang bersangkutan. “Sistem kita belum memungkinkan untuk memilih yang terbaik pada pilihan kedua itu,” tutur Nasih.
Kendati pilihan satu dan kedua sama-sama di Unair, Nasih tegas, tetap tidak bisa diterima. Pihaknya khawatir, jika diterima di pilihan kedua justru tidak dimasuki calon mahasiswa. Hal itu diakuinya kerap terjadi. Misal pilihan pertama di FK dan pilihan kedua di FKH, begitu diterima di FKH justru mundur. “Pilihan kedua itu ngribeti. Bahkan jika pilihannya sama-sama di Unair, kecil sekali kemungkinannya akan diterima dari pilihan kedua,” tutur dia.
Terkait kouta mahasiswa yang diterima Unair tahun ini ada sebanyak 5.250 mahasiswa. Adapun alokasinya melalui Jalur SNMPTN sebanyak 30 persen, Jalur SBMPTN 40 persen dan Jalur Mandiri 30 persen. Nasih mengungkapkan, tahun ini terdapat pengurangan terhadap daya tampung penerimaan mahasiswa. Sebab Unair merasa sudah tidak bisa menampung jumlah mahasiswa yang besar.
Dia mencontohkan, fakultas yang dikurangi jumlah mahasiswanya adalah Fakultas Kedokteran Hewan. Pada tahun lalun menerima sampai 270 mahasiswa saat ini berkurang menjadi 250. Prodi Manajemen juga akan dikurangi dari 280 dibatasi 250.
Nasih menilai dengan jumlah 270 mahasiswa itu sudah terlalu banyak. Laboratorium sudah tidak mengatasi sehingga harus dikurangi. Tahun ini setiap prodi Unair maksimal menerima 250. “Dikurangi karena kapasitas laboratorium, ruang kelas termasuk jumlah dosen yang ada. Tujuannya agar proses pendidikan jauh lebih baik dengan menjaga kualitas yang ada. Tujuannya ke sana,” pungkas dia. [tam]

Rate this article!
Tags: