Daging Wajib Murah

Daging sapi mahalTidak mau tahu caranya, harga daging sapi harus Rp 80 ribu per-kilogram. Begitu instruksi presiden Jokowi, merespons melambungnya harga daging sapi. Sebelum lebaran, instruksi itu wajib terealisasi. Saat ini tiga Kementerian (Perdagangan, Pertanian dan BUMN) kerja keras merealisasi. Walau konon, instruksi presiden itu terasa nyaris mustahil. Namun kenyataannya, harga daging di luar negeri rata-rata dibawah Rp 80 ribu. Indonesia wajib bisa!
Salahsatu mata rantai perdagangan daging, adalah faktor angkutan. Kini, Indonesia telah memiliki angkutan kapal khusus untuk sapi. Yakni, KM Camara Nusantara. Dengan angkutan khusus itu, ongkos angkut yang semula antara Rp 1,5 juta sampai Rp 1,8 juta per-ekor, bisa ditekan. Biaya ongkos angkos menjadi Rp 350 ribu. Ini penghematan besar-besaran, memangkas biaya angkut sampai 80%. Renteng distribusi juga wajib dipangkas.
Selain itu presiden juga telah menilisik harga daging, mulai bentuk hidup hingga menjadi daging. Harga daging di propinsi asal hanya Rp 30 ribu per-kilogram (dalam keadaan sapi hidup, berat kurang dari 300 kilogram). Setelah disembelih menjadi Rp 35 ribu sampai Rp 37 ribu. Harga ini melambung setelah menjadi rendeman (sudah dibersihkan berupa potongan daging siap jual), mencapai Rp maksimal Rp 76 ribu. Jika ditambah ongkos angkut, total mencapai Rp 76.350,-.
Harga itulah (Rp 76.350,- per-kilogram) yang menjadi patokan instruksi presiden. Jika setiap rantai distribusi memungut Rp 1.000,- per-kilogram, maka harga daging sapi tak lebih dari Rp 80 ribu per-kilogram. Maka instruksi presiden benar, berdasar kalkulasi kondisi riil. Terutama harga yang diterima petani peternak, harga sapi sekitar Rp 13 juta-an. Selain daging (setara 310 kilogram), kulit serta jerohan sapi, juga memiliki nilai harga cukup tinggi.
Maka harga daging murah (dibawah Rp 80 ribu per-kilogram) bukan mustahil. Nampaknya, selama ini pedagang memperoleh keuntungan sangat besar, serta faktor angkutan. Juga paradigma sosial, bahwa makan dengan menu daging merupakan simbol kemakmuran. Sejak dulu, hanya keluarga kaya biasa meng-konsumsi daging. Sedangkan golongan ekonomi menengah dan terbawah, memilih asupan gizi melalui konsumsi ikan. Atau, makan daging hanya pada saat menghadiri hajatan.
Fluktuasi harga daging sapi, biasa terjadi menjelang bulan puasa, dan jelang hari raya Idul Ad-ha. Konsumsi daging pada bulan Ramadhan (sampai Idul Fitri) disebabkan banyaknya acara jamuan makan (buka puasa) bersama. Penyelenggara  selalu memilih menu daging sapi. Sedangkan menjelang Idul Ad-ha, harga sapi mencapai puncak demand, karena diperlukan untuk ibadah kurban. Agaknya, harga daging sapi mahal bisa ditolerir saat jelang Idul Ad-ha.
Namun beberapa restoran dan hotel, konon tidak menerima daging sapi lokal. Konon pula, turis manca negara tidak suka daging lokal (karena alot). Serta sistem penyembelihan yang tidak memenuhi standar. Hampir seluruh RPH (rumah potong hewan) tidak memiliki “ruang tunggu” sebelum penyembelihan, serta sistem sanitasinya (limbah) sangat  buruk.
Ternyata, sapi memiliki nilai sosial dan ekonomi sangat tinggi. Namun secara sosial, fungsinya telah bergeser. Pada masa kini, umumnya sapi tidak lagi dipekerjakan di sawah (mem-brujul). Fungsinya telah digantikan hand tracktor. Kepemilikan sapi oleh masyarakat, sepenuhnya sebagai tambahan penghasilan rumahtangga petani. Kepemilikan sapi hanya untuk penggemukan. Sehingga penjualan sapi, lazimnya tidak kekurangan suplai.
Menilik pergeseran fungsi sapi, seyogianya negara “wajib hadir” menyokong usaha petani. Diantaranya subsidi induk bibit unggul, serta memperbanyak angkutan khusus (kapal) pengangkut sapi. Dibutuhkan banyak KM Camara Nusantara, yang disebar di berbagai sentra sapi. Antaralain, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Timur.

                                                                                                                    ———   000   ———

Rate this article!
Daging Wajib Murah,5 / 5 ( 1votes )
Tags: