Dahlan Iskan: Surabaya Harus Bangkit dari Kemiskinan, Machfud Arifin Pemimpin Tepat

Surabaya, Bhirawa.
Perbincangan calon pemimpin kota Surabaya dalam Pilwali Surabaya 2020 menjadi bahasan menarik dalam webinar (web seminar) bertema “Signifikansi Nilai Kebangkitan Nasional di Tengah Pandemi Covid-19”. Pembahasan ini mengemuka karena pilwali 2020 berada dalam situasi pandemi virus corona.
Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan yang menjadi salah satu pembicara menyampaikan, Surabaya butuh pemimpin yang memiliki visi besar. Memang Surabaya perkembangannya sudah bagus, tetapi tidak boleh terlena, kota pahlawan harus bangkit mengingat kemiskinan masih menjadi salah satu problem akut.
“Saya bangga dengan Surabaya, tetapi harus bangkit. Karena Tiongkok yang ideologinya komunis, tahun depan tidak boleh lagi ada orang miskin. Dan saya bersaksi itu akan tercapai. Tentu Surabaya butuh pemimpin yang punya visi besar, bukan lagi naik tangga, tapi naik lift, selama ini saya mencari-cari itu, yang akhirnya saya menemukannya (Irjen Pol (purn) Machfud Arifin),” ujarnya, Rabu (20/5).
Menurutnya, problem banjir di Surabaya seharusnya bisa diatasi dengan perencanaan yang bagus. Karena banjir bukan bencana dadakan, tetapi bencana rutin yang sering terjadi pada saat musim hujan. “Sekarang perlu diperhitungkan ke depannya, dan pak Machfud bisa karena sudah biasa di kepolisian, menghitung banjir mudah sekali,” ungkapnya.
Dahkan Iskan menyampaikan, ancaman terbesar saat ini dan masa depan adalah virus. Layaknya manusia, virus bukan lagi bermutasi, tapi bangkit dari ketertindasan. Covid-19 menjadi virus corona ke 4 yang lebih berbahaya dari virus corona sebelumnya.
“Kaitannya corona dengan Surabaya adalah perkempungan apalagi kampung kumuh. Karena daerah yang memiliki ancaman virus itu adalah kepadatan penduduk,” terangnya.
Karenanya, Dahlan Iskan berkeinginan suatu saat kampung-kampung kumuh yang menjadi ancaman terbesar penyakit, termasuk corona, pemerintah kota membangun perumahan yang bertingkat tinggi di satu lahan terbuka milik fasilitas umum yang bisa selesai dalam satu tahun.
“Kemudian salah satu RW atau RT bedol RT kumuh ke gedung itu, kemudian seluruh RT itu dibongkar, dan di bekas bongkaran itu dibangun perumahan yang tinggi lagi, orang yang sementara dititipkan di perumahan baru tadi pulang kampung ke tempatnya setelah dibangun,” harap orang pertama yang meminta Machfud Arifin menjadi wali kota Surabaya ini.
Sementara itu, Akademisi Unair Surabaya Suko Widodo menilai, menjadi wali kota tugasnya tidak berat jika cara komunikasinya benar. Menjadi pemimpin harus banyak mendengar dan melihat. Sebab, selama ini yang terjadi adalah pemimpin tampil menjadi orator dan narasumber.
“Saya berharap siapapun yang jadi, syukur pak Machfud Arifin yang menjadi walikota surabaya, harus banyak mendengar dan melihat,” ucapnya.
Pakar komunikasi politik Unair ini menyampaikan, di Surabaya banyak perguruan tinggi bergengsi, seperti ITS, Unair, UINSA, dan lainnya. Di lembaga ini memiliki sumber daya manusia yang luar biasa.
“Surabaya butuh kebangkitan besar, tetapi sudah punya modal sosial dan potensi SDM nya sudah ada,” tukasnya.
Sementara itu Calon Wali Kota Surabaya Machfud Arifin memandang, Surabaya tak seindah yang dibayangkan. Termasuk dengan dampak pandemi covid-19 yang berpengaruh kepada berbagai sendi kehidupan, baik ekonomi, kesehatan, sosial, dan keamanan.
“Banyak negara adi daya rontok, New York yang dulunya ramai sekarang sepi. Kalau tidak dikelola dengan benar maka akan mempengaruhi kehidupan kita. Di bidang ekonomi banyak perusahaan besar negara harus disuntik seperti KAI dan Garuda, dan juga banyak jambret berkeliaran,” ujarnya.
Mantan Kapolda Jawa Timur ini menyoroti perkampungan padat penduduk di Jalan Urip Sumoharjo. Menurutnya, lingkungan tidak sehat menjadi sumber penyakit DBD, tipes, corona, dan lainnya. Virus corona tidak akan hilang sebelum ditemukan vaksin, apalagi ditambah dengan lingkungannya yang kumuh.
“Lingkungan hidup yang tidak sehat rentan, kalau sudah kena, bisa gampang nular ke sekitarnya. Problem ini bukan hanya milik wali kota, tetapi masyarakat harus mau berkompromi sehingga sama-sama memberikan yang terbaik,” ucapnya.(dre)

Tags: