Dahsyatnya Seni Berbagi Kebaikan

Judul : The Art of Giving Back
Penulis : Nila Tanzil
Penerbit : B first (PT Bentang Pustaka)
Cetakan : Pertama, November 2018
Tebal : viii + 120 halaman
ISBN : 978-602-426-103-0
Resensi : Yeti Islamawati, S.S
Alumni Universitas Negeri Yogyakarta.

Memiliki sifat senang berbagi itu penting karena dengannya hidup akan lebih indah dan bermakna. Berbuat baik itu menular. Jika kita melihat seseorang berbuat baik, pasti akan timbul keinginan untuk berbuat baik juga. Satu orang berbuat baik kepada orang lain, akan mampu membawa perubahan positif. Bayangkan jika seratus orang melakukannya. Efeknya tentu menjadi luar biasa.
Berbagi juga membawa kebahagiaan tersendiri di hati, bahkan berbagi bisa membuat candu pelakunya. Pepatah mengatakan lebih baik memberi daripada menerima. bersyukur jika kita bisa berada di posisi “memberi” dan percaya bahwa siapa pun bisa menempati posisi ini. Itulah nilai yang dianut oleh Nila Tanzil dan ia telah dibuktikannya. Tak heran karena sejak kecil, ibunya selalu memberikan inspirasi berharga, “Ketika punya sesuatu, kamu harus berbagi,” (hal. 31).
Kebiasaan Nila Tanzil dalam traveling membawanya lebih bijak, salah satunya mengasah kepekaan nuraninya dalam berbagi. Ia mengatakan bahwa traveling membuat kaya akan pengalaman, membuka cakrawala akan kebudayaan yang beraneka ragam, serta membuat lebih mengenal diri sendiri, dan masih banyak lagi hal positif lainnya. “Betapa setiap perjalanan memberikan makna tersendiri dalam kehidupan. Pembelajaran bisa didapat dari setiap kejadian yang dialami, setiap orang yang ditemui, setiap benda yang dilihat, setiap tempat yang dikunjungi. Asalkan kita peka terhadap yang ada di sekeliling, pasti pembelajaran itu akan muncul dengan sendirinya,” (hal 101).
Saat Nila melakukan traveling ke Flores ia menemukan anak-anak di sana tidak mempunyai akses buku-buku. Ia tersentuh mengingat sejak kecil ia terbiasa melalap berbagai buku dengan mudah. Ketika ia mengunjungi sekolah-sekolah dasar nyaris tidak ada fasilitas perpustakaan. Kalau pun ada, sering kali pepustakaan tersebut dikunci. Ketika dibolehkan melongok ke dalam, ia melihat buku-buku diletakkan di lemari kava yang terkunci rapat. Koleksi bukunya pun kurang menarik untuk anak SD. Buku-buku yang ada kebanyakan berkaitan dengan pelajaran, buku sejarah yang tebal dan tidak bergambar maupun berwarna. Lemari kaca berdebu itu tanda tidak pernah didatangi dan disentuh. Menyedihkan sekali.
“Nah, melihat kompleksnya masalah pendidikan di Indonesia, sedangkan aku hanya seorang diri, kira-kira apa, nih, yang bisa dilakukan? Salah satu hal yang ada di depan mata adalah akses buku bacaan untuk anak-anak di daerah terpencil. Sementara, aku ingin agar anak-anak di pelosok Indoensia suka membaca. Lantas, bagaimana mereka bisa suka membaca jika tidak ada buku yang menarik?” (hal. 59).
Rasa terharu terhadap sesuatu saja tidak cukup. Terharu tidak akan menghasilkan perubahan apa pun. Rasa terharu tanpa diikuti tindakan nyata tidak akan membawa kita ke mana-mana. Perubahan besar tidak akan dapat terjadi jika tidak dimulai dengan langkah kecil yang nyata. Itu yang melatar belakangi Nila Tamzil mendirikan taman Bacaan Pelangi, sebuah yayasan pendidikan yang telah mendirikan lebih dari 100 perpustakaan di 17 pulau di Indonesia Timur. Dengannya memberikan akses lebih dari 200.000 buku cerita kepada lebih dari 30.000 anak, serta pelatihan kepada lebih dari 1.000 guru di pelosok.
Berikut ini kiat-kiat menumbuhkan kebiasaan berbagi hingga menyatu menjadi gaya hidup dan kebiasaan ala Nila Tamzil. Pertama, berbagi itu mudah, murah, dan dalam bentuk apa saja. Tidak harus dengan memeberi uang. Kedua, berbagi bisa dimulai dengan menyisipkan hal-hal kecil di dalam keseharian kita. Ketiga, yakinlah bahwa kebiasaan berbagi akan membuahkan cerita manis yang menyentuh hati.
Penulis buku The Art of Giving Back bahkan menantang pembaca untuk melihat sendiri hasil dari kebiasaan berbagi tersebut. Sebuah buku yang harus dibaca oleh siapa saja agar kita berbagi mulai hari ini dan mulai dari diri kita sendiri.

———— *** ————

Rate this article!
Tags: