Dalam 10 Menit Bisa Membersihkan 250 Butir Telur

Modem alat pencuci telur karya mahasiswa UB Malang saat diperkenalkan kepada masyarakat Kota Batu, Kamis (16/4).

Modem alat pencuci telur karya mahasiswa UB Malang saat diperkenalkan kepada masyarakat Kota Batu, Kamis (16/4).

Malang, Bhirawa
Produksi telur asin selama ini terkendala dengan kemampuan membersihkan telur-telur tersebut setelah proses pengasinan. Penggunaan teknologi manual dalam membersihkan telur asin menyebabkan proses produksi  memakan waktu lama dan otomatis biaya produksinya lebih mahal.
Keterbatasan dalam membersihkan telur inilah yang mendorong lima mahasiswa Keteknikan Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian (TEP FTP) Universitas Brawijaya  memunculkan ide membuat mesin pencuci telur asin yang diberi nama Modem.
Kelima mahasiswa itu adalah Amilia Choirurachma, Adi Mas Sulthon,  Agung Cahyono, Agus Susanto, dan Effendi Tri Cahyono. Mereka di bawah bimbingan dosen Dimas Firmanda Al Riza. Dimas Firmanda ST, MSc.
Juru bicara Tim Modem, Agus Susanto mengatakan Modem merupakan kepanjangan dari Modified Pneumatic Egg Washer Machine atau alat untuk mencuci telur bersistem pneumatik  (tekanan udara, red) menggunakan kompresor.
“Selama ini pembersihan telur bebek dilakukan dengan cara konvensional yakni menggunakan serabut aluminium pada proses produksi telur asin,” kata Agus saat memperkenalkan mesin pencuci telur kepada masyarakat Kota Batu, Kamis (16/4).
Oleh karena itu proses pembersihan kulit telur asin bekas pengasinan membutuhkan waktu yang relatif lama, sehingga hanya mampu memenuhi sepertiga permintaan pasar. Dengan Modem tersebut, pembersihan telur asin dapat dilakukan secara massal tanpa memecahkan telur-telur yang telah diasinkan.
Pada sosialisasi yang dilakukan di UD Rukun Jaya Jalan Diponegoro Kota Batu akhir pekan lalu misalnya,  Modem berhasil mencuci 250 butir telur hanya dalam waktu 10 menit.
“Padahal pembersihan telur asin dengan cara manual membutuhkan waktu dua menit per butir. Dengan demikian Modem terbukti dapat mengoptimalkan kapasitas produksi secara signifikan, khususnya pada proses pencucian cangkang telur bebek,” jelas dia.
Ditambahkan alat tersebut saat ini sedang dijajaki  untuk dipatenkan. Tim tengah mengurus hak patennya melalui LPPM UB. Inovasi tersebut juga merupakan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Teknologi (PKM-T) Dikti 2015.
Modem juga tidak hanya berfungsi untuk mencuci telur semata, namun juga dapat digunakan pada komoditas lain seperti kentang, ketela, atau umbi-umbian lainnya. Sehingga timnya sengaja melakukan uji coba dan sosialisasi kepada masyarakat Kota Batu. Pasalnya di kota ini kegiatan pencucian kentang, wortel dan ketela masih dilakukan secara manual. Sehingga memperlambat proses pengepakan hasil pertanian untuk dikirim ke pasar.
“Banyak juga usaha keripik kentang, keripik apel dan keripik ubi ungu yang proses pembersihannya masih tradisional. Padahal dengan Modem akan semakin memudahkan proses pencucian bahan-bahan tersebut,” tuturnya.
Oleh karena itu, Tim Modem berharap alat ini dapat diproduksi secara massal mengingat fungsinya yang besar bagi petani, pelaku UMKM atau industri rumahan. [sup]

Tags: