Dalam Empat Tahun, Ubaya Targetkan 55 Professor

Rektor Ubaya Benny Lianto bersama Ketua LLDIKTI wilayah VII Prof Dyah Sawitri launching program 55 Profesor tahun 2023-2027 yang ditargetkan Ubaya

Surabaya, Bhirawa
Universitas Surabaya (Ubaya) targetkan 55 profesor dalam rentan waktu 2023-2027. Mengawali capaian ini, Ubaya melantik 3 guru besar (Gubes) di bidang Ilmu Akuntansi, Ilmu Bioteknologi dan Ilmu Farmasi, Senin (30/1).
Rektor Ubaya, Dr Ir Benny Lianto MMBAT mengungkapkan Gubes akan menjadi awal untuk mengabdikan diri pada masyarakat. Apalagi pihaknya masih berusaha melengkapi Gubes di setiap program studi yang ada di kampusnya.
“Sudah ada kandidatnya, dan sudah siap diajukan sesuai target kami dengan periode 4 tahun, semua sudah paham prosesnya tidak mudah. Jadi kami tergabung dalam satu whatsapp grup saling menguatkan dan saling memotivasi,”ungkapnya.
Dikatakan Benny, para dosen yang mengajukan gelar Gubes berasal dari berbagai bidang. Utamanya bidang yang disesuaikan dengan prioritas pemerintah. Mulai dari ketahanan pangan, kemandirian kesehatan, energi baru dan terbarukan, ekonomi digital dan bidang-bidang lain yang mendukung kesejahteraan masyarakat.
“Saat ini di Ubaya ada 11 gubes di berbagai prodi. 55 ini sudah layak dan siap menjadi gubes, dan sesuai dengan permintaan LLDikti yang meminta calon nama di tiap prodi,”lanjutnya.
Sebagai upaya mengejar target 55 gubes ini, setiap tahunnya Ubaya mentargetkan minimal pengukuhan 11 guru besar.
Program 55 Guru Besar ini diresmikan langsung oleh Kepala LLDikti Wilayah VII, Prof Dr Dyah Sawitri SE MM. Dalam program ini pihaknya mendukung capaian target 55 profesor dalam rentan waktu 2023-2027.
Namun, ia menekankan hal utama yang harus diperhatikan dalam mencapai target tersebut harus memenuhi syarat utama untuk pengajuan sebagai profesor atau guru besar. Misalnya publikasi jurnal ilmiah bereputasi Q1, Q2, Q3 atau scopus.
“Tentunya publikasinya harus berkualitas dan terbit international bereputasi. Jangan pernah tidak memenuhi syarat utama,” terangnya.
Prof Dyah juga mengatakan akan melakukan pendampingan dalam pengajuan Gubes yang dilakukan Ubaya. Pasalnya, proses pengajuan seluruhnya dilakukan di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Kami akan melakukan pendampingan. Utamanya dalam pemenuhan syarat utama yaitu dengan publikasi satu jurnal ilmiah yang bereputasi, harus yang benar-benar berkualitas,”lanjutnya.
Respon yang sama dikatakannya juga akan dilakukan pada seluruh perguruan tinggi yang berusaha memenuhi jumlah Gubes yang ideal di kampusnya.
“Pengajuan Gubes harus sesuai dengan kompetensinya karena akan mendukung keilmuannya. Dan pastinya pengabdian masyarakat harus dilakukan,”tegasnya.
Menurutnya, pengajuan Gubes di Jatim harus dioptimalkan. Pasalnya jumlah dosen di Jatim sudah mencapai puluhan ribu tetapi jumlah Gubes baru ratusan.
“Dan gubes sangat dibutuhkan karena memiliki nilai tambah dan keunggulan universitas,”pungkasnya. [ina]

Tags: