Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur
UPT Taman Budaya Provinsi Jawa Timur Festival Dalang Jawa Timur 2014
Dituntut Mampu Berkreasi dan Berinovasi
Pemprov, Bhirawa
Festival Dalang se-Jawa Timur (Jatim) 2014 yang digelar oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur, mulai Kamis (6/3)- Sabtu (8/3) kemarin berlangsung marak. Hujan deras yang mengguyur kota Surabaya, setiap hari tidak menghalangi warga Surabaya bahkan diluar Surabaya untuk melihat pentas seni tradisional yang dipentaskan di Taman Budaya Jatim, Genteng Kali tersebut.
Festival Dalang Jatim 2014 ini diikuti 25 dalang dari 25 Kabupaten/Kota se Jatim. Tim juri terdiri dari tiga orang, dua dari ISI Solo Jurusan Pedalangan, satu juri dari Surabaya, DR Suyanti SKar MA, Sumanti dan Surwedi merupakan juri yang cukup senior.
Setelah melakukan audisi selama tiga hari, akhirnya para juri yang terdiri dari DR Suyanto SKar MA, Sumanto, dan Surwedi memutuskan juara satu diberikan pada Dalang Purnawan asal Kabupaten Mojokerto yang memainkan lakon Bisma Gugur.
Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf dalam membuka Festival Dalang 2014 tersebut mengatakan wayang kulit sebagai produk budaya unggulan, dapat berumur panjang sampai saat ini. Hal tersebut dapat terjadi karena wayang mempunyai pasar sendiri, dengan penggemar yang militan. Keadaan itu menjadi modal besar untuk kelestariannya.
Walaupun demikian, bukan berarti upaya pelestarian dan pengembangannya tidak memiliki tantangan. Karena di tengah arus hiburan melalui media elektronik yang begitu gencar, dalang dituntut harus mampu menunjukkan kreativitasnya, sekaligus bersaing untuk tetap dapat menyajikan pergelaran berupa tontonan yang sekaligus merupakan tuntunan bagi masyarakat luas.
“Sebagai contoh, kita tahu saat ini masyarakat tidak mempunyai banyak waktu menonton wayang yang biasanya dalam satu lakon memerlukan waktu cukup panjang. Nantinya, seorang dalang harus bisa mempersempit waktu tetapi tidak mengurangi jalan cerita, sehingga masyarakat bisa menikmatinya tanpa harus berlama-lama menontonnya,”papar Gus Ipul panggilan akrab Wakil Gubernur Jatim.
Tantangan lainnya adalah, sebagian masyarakat sekarang, terutama generasi muda tidak memahami alur cerita yang dibawakan oleh dalang. Ketidak-pahaman tersebut bukan semata-mata karena faktor bahasa, melainkan juga karena kurangnya bekal pengetahuan tentang latar belakang budaya dan nilai seni pertunjukan wayang.
Dituturkan pula bahwa wayang merupakan salah satu kekayaan budaya warisan leluhur yang sangat tinggi nilainya. Selain itu mengandung dua hal pokok, yaitu konsistensi pada nilai moral dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
“Selain mengajarkan nilai-nilai moral peninggalan leluhur, mempertahankan nilai-nilai kehidupan lama tetapi juga menyerap nilai-nilai baru yang bermakna bagi kehidupan,” jelasnya lebih lanjut
Keberadaannyapun telah diakui UNESCO sebagai masterpiece dunia kategori budaya tak benda. Khususnya untuk kategori Intangible Cuktural Heritage of Humanity pada 7 Nopember 2003.
Diharapkan melalui Festival Dalang jatim 2014, proses regenerasi dapat berjalan dengan baik, sehingga seni pedalangan dapat lestari di Jatim.
Sementara itu Kepala Dinas kebudayaan dan Pariwisata Jatim, Dr H Jarianto MSi mengatakan Festival Dalang Jatim 2014 diikuti 25 dalang dari 25 Kabupaten/Kota se Jatim. Tim juri terdiri dari tiga orang, dua dari ISI Solo Jurusan Pedalangan, satu juri dari Surabaya.
Bertujuan sebagai pembinaan nyata dan sebagai upaya untuk menciptakanterobosan-terobosan kreatif dan inovatif untuk menjaga keberlanjutan, serta dapat menarik minat masyarakat dengan tidak meninggalkan akar tradisi dan nilai-nilai luhur yang ada dalam seni pedalangan.
“Pedalangan dikelola secara akademis atau otodidak mungkin bisa lebih baik. Kurang lebihnya, dalang bisa melihat hal yang terbaik, apabila mereka sering lihat maka bisa menjadi pintar. Yang dilakukan selalu ada perbedaan, perbedaan itu yang selalu dicari,” katanya.
Sedangkan Ketua PEPADI Pusat Eko Cipto pada kesempatan itu memberikan apresiasi kepada Pemprov Jatim yang mempunyai kepedulian terhadap perkembangan pedalangan utamanya bagi generasi muda.
“Regenerasi pedalangan tidak mengkhawatirkan keberadaannya, tetapi regenerasi pecinta wayang yang memerlukan perhatian,”ungkapnya.
PEPADI Pusat bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI saat ini sedang merancang kurikulum pengenalan wayang pada anak-anak sekolah sebagai kurikulum muatan lokal. Karena wayang secara nyata bermakna dapat memelihara kebersamaan dan mencerdaskan emosional.
Dalam kesempatan ini, Purnawan merasa gembira bisa meraih juara pertama dalam Festival Dalang Jatim 2014. Tidak hanya itu, ia pun bisa memboyong sepeda motor sebagai hadiah bagi dalang yang meraih rangking satu hingga lima ini. Sedangkan pemenang enam sampai sepuluh, membawa uang pembinaan. Dan sisanya yang tidak masuk sepuluh dalang terbaik, diberikan uang pembinaan sebesar Rp1 juta. [rac]
Inilah Sepuluh Terbaik Dalang Jawa Timur 2014
Purnawan asal Kabupaten Mojokerto
Kelahiran, Mojokerto, 18 September 1991
Desa Banyulegi, Kecamatan Dawar Blandong
Kabupaten Mojokerto
Lakon : Bisma Gugur
Heri Wahyono asal Kabupaten Blitar
Kelahiran, Blitar 27 Pebruari 1983
Dusun Bebekan 1/1 Desa Doko
Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar
Lakon : Jayadrata Lena
Rian Susilo asal Kabupaten Bojonegoro
Kelahiran, Bojonegoro, 18 Mei 1983
Desa Klicilik RT 4 RW 2 Kecamatan Sukosewu
Kabupaten Bojonegoro
Lakon : Gatutkaca Gugur
Gatot Setyo Atmojo asal Kabupaten Trenggalek
Kelahiran, Trenggalek 27 Juli 1989
Dusun gajah RT 08 RW 03 Desa Duren
Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek
Lakon : Bambang Sumantri Ngenger
Puthut Ari Wibawa asal Kabupaten Ngawi
Kelahiran : Ngawi 5 Januari 1994
Legundi RT 9 RW 1 Karang Jati
Kabupaten Ngawi
Lakon : Wahyu Cakraningrat
Tetuko Timur Nugroho asal Kabupaten Pacitan
Kelahiran Pacitan 7 Agustus 1993
Lingkungan Blumbang Kelurahan Ploso
Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan
Lakon Parikesit Jumeneng Ratu
Galih Kidung Wibowo asal Kabupaten Banyuwangi
Kelahiran Banyuwangi 1 Mei 1994
Dusun Bulusari RT 1 RW2 Desa Jajag
Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi
Lakon : Salyo Gugur
Pringgo Jati Rachmanu asal Kabupaten Sidoarjo
Surabaya, 13 Mei 1995
Perum Bluru Permai BH 9
Kabupaten Sidoarjo
Lakon : Wahyu Saptaraja
Sigit Sapto Margono SSn asal Kabupaten Ponorogo
Ponorogo 19 Maret 1983
Jl Sekar Pudak 13 B Tonatan
Kabupaten Ponorogo
Lakon : Kunti Pilih
Yoni Baroto asal Kabupaten Madiun
Madiun 19 Juli 1987
Desa Sawahan, Sidodadi
Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun
Lakon : Kresna Duta