Damage Road Pantau Jalan Rusak Digital

JpegSidoarjo, Bhirawa
Untuk memantau jalan rusak, baik yang ada di tengah kota maupun pelosok desa, bakal terpantau dengan sangat mudah dan murah. Hanya dengan menggunakan HP (handphone), klik aplikasinya, maka jalan yang akan dilewati akan terpantau secara digital, secara otomatis tingkat kerusakannya. Hasil deteksinya langsung terlihat pada server pusat/instansi yang memilikinya.
Itulah temuan para mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang berhasil menciptakan aplikasi Damage Road atau aplikasi deteksi  jalan rusak. Hal itu di ketahui saat empat mahasiswa memenangkan pada ajang City Appathon 2015, yang digelar Pemkab Sidoarjo bersama Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Kamis (8/10).
Selaku pendamping, Hardianto Wibowo mengungkapkan rasa kegembiraanya saat mahasiswanya mampu memenangkan ajang City Appathon yang di gelar Pemkab Sidoarjo. Damage Road sendiri, menurutnya merupakan terobosan aplikasi baru dan belum ada di Indonesia.
”Berbekal pengalaman dan ilmu yang dimiliki, para mahasiswa yang saya dampingi mampu menorehkan aplikasi itu menjadi masukan bagi pemerintah mulai dari hal terkecil. Program ini adalah aplikasi yang terhubung saat kita melewati jalan rusak. Maka secara otomatis ketika aplikasi itu diaktifkan, akan terdeteksi sendiri. Selain di HP,  aplikasi ini juga bisa ditaruh di mobil,” ujarnya.
Tim Hardianto dengan satu pendamping, yakni Angga Santoso, sebagai Ketua Tim, Andri Febrianto, Nasyiatul Ula, dan Halimatus Zahro. Mereka keseluruhan dari Fakultas Tekhnik, Jurusan Informatika di Universitas Muhammadiyah Malang. Sebenarnya, aplikasi ini sudah ada di luar negeri. Hanya saja di Indonesia belum diterapkan alias belum ada sama sekali. Tujuannya untuk memberi masukan  kinerja pemerintah, agar lebih mudah saat memantau kondisi jalan.
Ketua Tim, Angga Santoso mengungkapkan, aplikasi ini nantinya tak hanya untuk Sidoarjo saja, melainkan bisa diterapkan di berbagai daerah lain di Indonesia. Alat ini akan didukung dengan Desasion Support System oleh pemerintah. Jika rusak dirasa tak terlalu parah, maka secara otomatis akan terkoneksi. Jika rusaknya sangat parah, maka hanya sekali foto akan terdeteksi daerah tersebut di system pemerintah.
”Inilah cara kerja alat ini yang dipakai  pemerintah. Memang sepele, tapi dampaknya akan sangat luar biasa. Sekalian masukan kepada Pemda untuk daerah yang tak terjangkau. Kalau kecelakaan kan bisa telepon polisi, kebakaran tinggal telepon PMK,  tapi kalau jalan rusak, kita bingung mau lapor kemana,” katanya.
Rektor Umsida, Hidayatulloh menegaskan, apa yang dihasilkan para mahasiswa itu sangat bagus hasilnya, sangat bagus manfaatnya. Tapi semua itu tergantung dari Pemkab Sidoarjo sendiri yang sudah mendeklarasikan sebagai smart city, sebagai kota cerdas. Saya berharap nantinya jangan sebagai wacana, tapi betul-betul bisa diimplementasikan.
”Karya ini sudah ada, dan sangat implementatif, tinggal keputusan dari pemerintah kini dan akan datang, untuk bisa mengimplementasikan mulai dari kota sampai desa. Karena perangkat yang telah dimenangkan oleh mahasiswa-mahasiswa tadi sangat mudah dan murah,” katanya.
Terpisah, Kepala Dinas PU Bina Marga Sidoarjo, Ir Sigit Setyawan juga mengatakan kalau progam aplikasi yang bisa memantau jalan rusak tersebut sangat bagus sekali. Tetapi dalam presentasi aplikasi lomba kemarin hanya lima menit, jadi kami tidak bisa melihat secara utuh dan keseluruhan.
”Maka kami akan menindaklanjuti, mereka akan kami undang untuk presentasi lagi secara lengkap dan gamblang. Dan bagaimana setelah presentasi secara utuh nantinya. Selanjutnya, apakah nanti ada ikatan kontrak atau bagaimana, itu terserah nanti. Kami akan mengakomodasi, karena untuk mempermudah tugas-tugas kita di lapangan,” pungkas Sigit Setyawan. [ach]

Tags: