Kedutaan besar Inggris di Teheran (Iran), sudah dibuka kembali. Tak lama, Iran juga membuka kembali kantor ambassador-nya di London. Persahabatan kembali Inggris – Iran, ini bukan sekedar kepentingan dua negara. Melainkan juga perdamaian di semenanjung Arab dan Timur Tengah. Serta pengharapan perekonomian Eropa dan Amerika lebih terjamin, karena pasokan (dan harga) minyak akan stabil pada kisaran US$ 55 per-barel.
Menteri luar negeri Philip Hammond menghadiri upacara di Teheran yang dihadiri sejumlah diplomat Iran untuk menandai pembukaan kembali kantor kedutaan besar Inggris. Kedutaan Besar Inggris di Teheran, Iran, telah dibuka kembali setelah hampir empat tahun ditutup (sejak akhir November 2011). Ketika itu rakyat Iran menyerang kedubes Inggris di Teheran, memprotes sanksi blok Sekutu AS. Rezim Iran ketika itu dianggap mendukung demo (penyerangan). Kedua negara saling mengusir diplomat, lalu menutup kedutaan.
Penyerangan di kedubes Inggris telah memicu reaksi keras dari Jerman, Perancis, Belanda dan Norwegia. Bahkan AS (Amerika Serikat), memberikan sanksi lebih keras, termasuk embargo perekonomian. Senat AS memberikan persetujuan (dengan suara bulat 100 banding nol). Dengan embargo itu Presiden Barack Obama, melarang seluruh pengusaha bertransaksi dengan Bank Sentral Iran. Jika dilanggar, pengusaha yang tetap berhubungan dengan Iran akan di-black list.
Iran memperoleh sanksi dari Eropa dan AS. Berdasar laporan badan tenaga atom internasional (IAEA), Iran diduga memiliki instalasi nuklir untuk kepentingan perang. Walau Iran selalu menyatakan, bahwa nuklir-nya bukan untuk kepentingan perang. Uni Eropa telah mem-black list 180 perusahaan Iran, tidak bisa melakukan ekspor maupun impor berbagai komoditas. Termasuk suku cadang kendaraan, pesawat, sampai bahan pangan.
Namun tidak satu negara pun yang memberi sanksi embargo ekonomi total. Karena banyak negara Eropa bergantung pada pasokan minyak dari Iran. Selain itu, Iran juga hubungan baik dengan negara Timur Tengah lain yang bisa “mengontrol” pasokan minyak. Tetapi Iran sudah cukup menderita. Antaralain banyak pesawat tempur (dan komersional) harus di-istirahatkan, empat diantaranya mengalami insiden kecelakaan.
Sehingga ekses perdamaian Inggris – Iran, sebenarnya merupakan kebutuhan banyak negara Eropa. Terutama untuk mempertahankan pasokan minyak dunia lebih terjamin. Dengan itu harga minyak akan lebih murah, perekonomian bisa tumbuh lebih baik. Setidaknya enam negara di Eropa (plus AS) telah menjalin kesepakatan dengan Iran untuk me-rekonstruksi program nuklir.
Manfaat perdamaian Inggris – Iran, diharapkan bisa menggiring perdamaian di semenanjung Arab. Iran selama ini dikenal mendukung pemberontak (suku Houti) di Yaman. Pada sisi lain Arab Saudi (dan sekutu Saudi) mendukung rezim Yaman yang berkuasa. Sehingga penyerangan oleh Arab Saudi terhadap pemberontak Yaman, dikhawatirkan menjadi perang global di semenanjung Arab. Maka kehadiran Inggris di Teheran, diharapkan bisa menjadi mediasi islah antara Arab Saudi dengan Iran.
Perdamaian di semenanjung Arab, akan menjadi ancaman terhadap ISIS. Iran juga sangat men-dendam terhadap ISIS, karena mayoritas korban merupakan penganut syiah. Namun Iran terhalang untuk turut memberantas ISIS. Sebab untuk menjangkau Syuriyah (markas ISIS), teritorial Iran terhalang beberapa negara (termasuk melewati Irak dan Arab Saudi).
Kehadiran Menlu Inggris, Philip Hammond, di Teheran, seolah menjadi simbol, bahwa Iran bisa nyaman dijadikan sahabat. Hammond, merupakan Menlu Inggris pertama yang datang ke Iran, sejak tahun 2003. Problem tentang program nuklir Iran, kata Hammond, diselesaikan secara bermartabat dan saling menghormati. Sedangkan selama ini, seringkali Iran diperlakukan tidak setara (in-equal). Banyak negara muslim meng-apresiasi pembukaan kembali kedubes Inggris di Iran. Diharapkan akan menjadi “jendela” untuk melihat negeri muslim lebih adil.
———- 000 ———–
