Damkar Bojonegoro Ikuti Pelatihan Kebencanaan

Petugas Damkar BPBD Kabupaten Bojonegoro mendapat apresiasi dari Bupati Bojonegoro Suyoto. (achmad basir/bhirawa)

Petugas Damkar BPBD Kabupaten Bojonegoro mendapat apresiasi dari Bupati Bojonegoro Suyoto. (achmad basir/bhirawa)

Bojonegoro, Bhirawa
Melihat fenomena yang terjadi di Kabupaten Bojonegoro dimana kebakaran tak hanya terjadi saat musim kemarau saja akan tetapi juga terjadi di musim penghujan menuntut aparat dalam hal ini Petugas Pemadam Kebakaran yang sigap dan memiliki kualitas.
Karenanya untuk meningkatkan pengetahuan serta kualitas petugas dalam memberikan perlindungan masyarakat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro mengelar pelatihan pembekalan pelatihan kebencanaan.
Kegiatan yang dikuti 80 petugas pemadam kebakaran baik petugas lama maupun petugas baru dibuka langsung oleh Bupati Bojonegoro, Suyoto di Taman Ebaga Trucuk, Kec Trucuk Bojonegoro, Senin (21/3). Dalam sambutanya, Bupati Bojonegoro, Suyoto, mengatakan, sebagai petugas pemadam kebakaran (Damkar) harus memiliki 5 kunci utama menuju petugas yang andalan.
“Petugas andalan ini yang utama adalah pencegahan, pencegahan dalam hal ini perlu adanya rekom teknis bangunan sekaligus instalasi listrik di seluruh bangunan baik perkantoran perumahan dan lain sebagainya,” ungkap Suyoto.
Selain rekom diperlukan adanya perilaku manusia yang memiliki kesadaran. Selain itu, harus dipahami adalah Time To Report, yakni berapa jarak antara kejadian dengan pelaporan. Kemudian, Time To Respon, seberapa cepat respon yang diberikan oleh BPBD ketika menerima laporan adanya kejadian kebakaran. Dari 15 menit diharapkan akan terus menurun sehingga semakin cepat penanganan akan mengurangi kerugian dan dampak yang terjadi.
Selanjutnya, waktu untuk menyelesaikan atau melakukan pemadaman. Salah satu yang membuat proses pemadaman ini berlangsung lama biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pemukiman yang berdekatan dan jalan yang tidak bisa dijangkau oleh kendaraan. “Oleh karenanya untuk mengatasi hal ini, pemkab mengadakan mobil kendaraan yang bisa menjangkau wilayah padat dan sulit akses,” jelasnya.
Kunci terakhir adalah recovery di dalamnya pendataan kerugian dan pemberian bantuan. Bupati mengungkapkan kebakaran yang terjadi di Bojonegoro disebabakan oleh beberapa hal antara lain semakin padatnya pemukiman. Tak hanya itu, semakin diperparah dengan akses jalan yang sempit dan kecil sehingga jika terjadi kebarakan mudah untuk merembet dan susah ditangani. “Belum lagi lambatnya pelaporan dari masyarakat mengakibatkan kerugian makin banyak,” ucapnya.
Bupati berpesan kepada Kepala pelaksana BPBD agar setiap tiga bulan melakukan evaluasi kinerja kepada semua petugas pemadam kebakaran. Jika mereka bekerja bagus maka mendapatkan bintang, namun sebaliknya jika kinerja mereka jauh dari harapan maka akan diberikan ‘Gada’ atau ‘pentung’. Ini merupakan salah satu streching untuk mendapatkan petugas damkar yang berkualitas.
Sementara itu Kepala BPBD Kabupaten Bojonegoro, Andik Sudjarwo menyampaikan pelatihan penanggulangan bencana ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan kualitas petugas khususnya dalam perlindungan masyarakat.
“Kegiatan seperti ini sangatlah penting diadakan karena merupakan tanggung jawab kita semua untuk melindungi dan menanggulangi jika terjadi bencana. Bukan hanya tanggung jawab dari aparatur yang terkait saja, akan tetapi tanggung jawab kita bersama,” ucapnya.
“Kami berharap hasil dari pelatihan ini tidak berhenti disini melainkan dapat disosialisasikan kembali dan diinformasikan ke seluruh masyarakat, sehingga dapat bermanfaat bagi orang lain khususnya masyarakat Bojonegoro,” kata dia.
Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari yakni mulai haria Senin – Rabu (21-23/3) dengan menghadirkan narasumber dari Dinas Kebakaran Pemerintah Propinsi Jawa Timur dan Satuan Polisi Lalu Lintas Polres Bojonegoro. [bas]

Tags: