Dampak Covid-19, Turunkan Omzet Penjualan Kuliner di Kabupaten Malang

Warung Tani di Desa Mulyoagung, Kec Dau, Kab Malang, turun omzet akibat penyebaran Covid-19

Kab Malang, Bhirawa
Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) di Indonesia, maka hal ini tidak hanya membuat ketakutan masyarakat saja, tapi dampaknya juga membuat usaha makanan mengalami penurunan omzet. Seperti yang dialami pengusaha kuliner di wilayah Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang Pandri. Karena dengan informasi terkait penyebaran virus Corona masuk wilayah Kabupaten Malang, omzet penjualan kulinernya turun hingga mencapai 80 persen.
“Penurunan omzet penjualan kulinernya yang paling drastis, yakni pada dua hari terakhir ini. Karena sebelum adanya kasus Covid-19 menyebar di wilayah Malang, pengunjung di warungnya sehari bisa mencapai 250 orang, dan hari weekend atau hari libur bisa mencapai 800 orang,” ungkap  Pemilik Warung Tani Pandri, Selasa (17/3), saat dikonfirmasi di warungnya.
Menurut dia, Warung Tani miliknya juga sebagai tempat destinasi wisata pemancingan ikan air tawar, sehingga setiap hari didatangi pengunjung. Selain itu, para pengunjung itu, datang dari berbagai daerah di Jawa Timur. Apalagi pada saat hari libur, pengunjung yang datang di warungnya, mereka setelah melakukan wisata di Kota Batu. Namun, setelah menyebarnya Covid-19, maka pengunjung yang datang di Warung Tani turun drastis. Dan ramai tidaknya pengunjung di warungnya, bisa dilihat dari beras yang di masak.
“Seperti hari libur, bisa mengabiskan beras sebanyak 80 kilogram dalam sehari, dan hari biasa bisa mengabiskan 40-45 kilogram beras. Namun dalam dua hari terakhir ini, hanya menhabiskan beras sebanyak 10-15 kilogram,” jelas andri.
Apalagi, lanjut dia, ada informasi dari sebuah pemberitaan di media online, jika ada satu orang warga Kecamatan Dau yang terjangkit suspect Covid-19 meninggal dunia, sehingga dirinya juga takut atas pemberitaan itu. Untuk itu, pihaknya sejak hari Rabu (18/3) besok, akan meliburkan karyawannya selama 14 hari. Hal ini dilakukan, untuk antisipasi terjangkitnya Covid-19. Karena kami meliburkan karyawan, tentunya warung tutup, dan yang jelas selama warung tutup, dirinya kehilangan omzet.
“Kami berani mengambil resiko warung tutup, agar virus itu tidak meluas. Memang secara financial dirinya mengalami kerugian yang cukup besar. Namun, yang lebih penting untuk keselamatan orang lain. Karena Covid-19 merupakan penyakit yang bisa mematikan, jika penanganannya medis terlambat,” tutur Pandri.
Secara terpisah, salah satu penjual makanan di Desa Langdungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang H Anshori juga membenarkan, jika omzetnya turun setelah menyebarnya Covid-19 di wilayah Malang. Dan apalagi, beberapa perguruan tinggi baik negeri maupun swasta meliburkan mahasiswa karena menyebarnya virus Corona. Sehingga hal itu sangat berpengaruh pada usaha makanannya.
“Sebab sebelum menyebarnya Covid-19, omzet dari menjual makanan, sehari totalnya bisa mendapatkan uang sebesar Rp 3 juta. Namun, dalam beberapa hari ini, dirinya hanya memperoleh hasil penjualan sebesar Rp 500 ribu. Artinya, penurunan omzet mencapai 70 persen,” terangnya. [cyn]

Tags: