Dampak Kekeringan di Kab.Tuban Meluas

BPBD Droping air lagiTuban, Bhirawa.
Hingga saat ini (15/11), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban masih melakukan droping air bersih sedikitnya pada 35.177 kepala Keluarga (KK) yang berada di 55 desa, tersebar di 12 kecamatan terdampak kekeringan di kabupaten tersebut.
Jumlah tersebut terhitung meningkat dibandingkan dua bulan sebelumnya yang hanya 9 kecamatan. Berapa kecamatan yang sebelumnya tidak masuk dalam prediksi BPBD juga ikut terdampak kekeringan kemarau panjang tahun 2015 ini.
“Kami masih melakukan droping, dan menjelang akhir musim ini ada 12 kecamatan yang terdampak kekeringan,”  kata Drs. Joko Ludiyono, M.Si, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Tuban (15/11).
12 Kecamatan yang saat ini masuk dalam data BPBD Tuban diantaranya Kecamatan Parengan, Grabagan, Semanding, Senori, Bangilan, Kerek, Montong, Soko, Rengel, Bancar, Jatirogo dan Kecamatan Kenduruan yangberbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah .
“Kenduruan dan Jatirogo yang sebelumya tidak masuk peta kami juga menghubungi minta diberikan droping air bersih, itu berarti luasan wilayah kekeringan lebih banyak dibanding dengan prediksi kami,” terang mantan Camat Widang ini pada Bhirawa.
Joko juga mejelaskan, tidak hanya lusan wilayah yang bertaambah, kebutuhan air bersih warga juga meningkat seiring dengan semakin sulitnya persediaan air bersih, sementara hujan yang beberapa waktu lalu mengguyur sebagian kecil wilayah Tuban belum berpengaruh terhadap ketersediaan air.
“Dan parahnya lagi, kami yang biasanya memberikan droping air 2 rit (Dua tangki) setiap dua hari, sekarang 4 rit, mengingat kebutuhan warga dan ketersediaan air yang semakin menipis dipenghuung musaim ini,” tambaahnya.
Prediksi Badan Meterologi Kimatolog dan Geo Fisika (BMKG) yang diterima BPBD Tuban, hujan yang sempat turun dibeberapa wilayah di  Jawa Timur masih bersifat lokal dengan intensitas rendah. Dan untuk wilayah Kabupaten Tuban sendiri, musim hujan diprediksi akan berlangsung akhir Desember atau awal Januari mendatang.
“Hujan yang terjadi ini belum dapat dikatakan masuk musim penghujan, sebab indikatornya belum muncul, salah satuunya air permukaan yang sampai sekarang juga belum dapat kita lihat,” katanya.
Untuk diketahui, musim kemarau telah berlangsung sekitar tujuh bulan lalu, hal itu membuat persediaan air bersih semakin menipis. Dampaknya, selain kesulitan air bersih, lahan pertanian juga banyak yang kekeringan sehingga tidak mampu produktif. (hud)
Caption foto : Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban saat mendistribusikan iar bersih pada warga yang membutugkan. (Khoirul Huda)

Rate this article!
Tags: