Dampak Panen Raya, Harga Kentang Anjlok Rp6 Ribu di Kab.Probolinggo

Kentang melimpah di Sumber Probolinggo, harga hanya Rp 6 ribu perkilogram.

Kab.Probolinggo, Bhirawa
Harga kentang di wisayah kecamatan Sumber dan Sukapura Kabupaten Probolinggo anjlok. Dari yang semula Rp 10 ribu hingga Rp. 13.000,- per kilogramnya, turun menjadi Rp 6.000. Turunnya harga kentang tersebut, setelah ada panen raya. Meski tak membuat petani rugi, namun keuntungan yang didapat sangatlah kecil, bahkan balans dengan biaya tanam.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Jaya Tani, Desa Wonokerso kecamatan Sumber, Suliono, Senin (9/4) mengatakan, penurunan harga kentang mencapai Rp 3.500 per kilonya. “Untuk panen memang lancar. Kendalanya adalah harga jualnya. Sebab, pada panen kali ini harganya turun menjadi Rp 6.000 per kilo,” ujarnya.
Ia menjelaskan, sebelumnya harga komoditas kentang di tingkat petani berkisar Rp 10 ribu sampai Rp 13 ribu. Namun, pada panen raya ini mengalami penurunan yang cukup besar. Sehingga, keuntungan yang diperoleh para petani pun menurun.
“Jika tahun lalu di ladang saya yang mencapai 2 hektare itu keuntungan 100 persen. Maka sekarang hanya mencapai 70 persen. Jadi, yang 30 persennya hilang sudah,” ungkapnya.
Penurunan itu ada kaitannya dengan bersamaannya panen raya di daerah lain. “Sekarang kan ada daerah lain yang juga panen raya seperti di daerah Wonosobo. Stok banyak dan permintaan sedikit. Jadi, ya murah,” ungkapnya.
Dibandingkan dengan panen raya pada tahun lalu, dimana harga kentang mencapai Rp 10 ribu sampai Rp 12 ribu. Saat itu, di ladang miliknya yang mencapai sekitar 4 hektare, bisa menghasilkan uang sekitar Rp 400 juta. Tetapi, untuk saat ini karena harga turun, hanya bisa mencapai sekitar Rp 200 juta.
Namun itu masih untung. Hanya saja keuntungannya menurun. Kalau harga di bawah Rp 5 ribu, kami merugi,” terangnya.
Sementara itu, Kabid Hortikultura pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian kabupaten Probolinggo Handoko mengatakan, penanaman bibit kentang dilakukan bulan November-Desember. Bulan ini, memasuki masa panen raya. “Untuk datanya saya belum ada. Tetapi, perkiraan sementara terjadi panen raya,” ujarnya.
Terjadinya penurunan harga, menurut Handoko, karena berlaku hukum supply and demand atau penawaran dan permintaan. Ketika terjadi panen bersamaan di sejumlah daerah, stok pun melimpah. “Itu, berlaku tidak hanya di Probolinggo. Tetapi seluruh sentra kentang juga mengalami. Jadi, turunnya harga ini adalah karena mekanisme pasar,” ungkapnya.
Dua kecamatan, yakni Kecamatan Sukapura dan Sumber, Kabupaten Probolinggo, dikenal dengan sentra tanaman sayur-mayur, salah satunya kentang. Namun saat musim panen ini, tanaman kentang di Kabupaten Probolinggo banyak yang rusak. Bahkan harga saat ini dinilai petani sangat murah, yakni kisaran Rp 6 ribu sampai Rp 8 ribu perkilogramnya.
Di Kecamatan Sumber misalnya, lebih dari 70 persen wilayahnya ditanami sayur mayur, seperti wortel, bawang daun, gubis dan kentang. Petani silih berganti memanen maupun menanam. Meski panen melimpah, kentang pada musim penghujan ini tak sebagus pada saat panan musim kemarau.
Pada saat musim penghujan, buah kentang rentan busuk. Sebab tanah setiap hari diguyur hujan, serta , kentang cepat menyusut, tuturnya.
Justru pada musim kemarau, harga kentang bisa melejit kisaran Rp 13 ribu sampai Rp 14 ribu perkilogramnya. Buah kentang bisa tumbuh maksimal, pasalnya selain sering terkena sinar matahari, di daerah pegunungan atau daerah dengan ketinggian di atas seribu meter di atas permukaan laut, sesekali diguyur hujan. [wap]

Tags: